[quote type=”center”]Efek globalisasi memaksa persaingan di dunia industri dan secara tidak langsung memengaruhi orangtua untuk berlomba menyiapkan yang terbaik bagi anaknya. Tak cukup di sekolah, mereka memasukkan anaknya ke beragam tempat les demi prestasi akademisnya.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]etelah berkegiatan di sekolah yang bahkan sampai sore hari, belakangan orangtua ada yang merasa masih butuh mendaftarkan anak les ini-itu. Agar tidak terjebak dalam obsesi orangtua yang akhirnya membuat anak stress, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua dalam menyikapi kebutuhan anak untuk mengikuti kegiatan les atau kursus tambahan.
Usia anak
Usia anak, hal ini penting sekali diperhatikan oleh orangtua. Anak-anak di bawah 6 tahun dalam keadaan apapun tidak diharuskan untuk mengikuti les tambahan terkait dengan bidang akademis, seperti baca tulis dan hitung. Apalagi jika orangtua menekan dan memaksa anak untuk les calistung diusia yang belum matang, sehingga untuk usia pra sekolah lebih tepat bagi orangtua mengembangkan kegiatan yang lebih banyak unsur bermain dan belajar. Anak kurang dari 5 tahun, terbatas hanya pengenalan angka dan huruf, yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, yang pastinya dapat dilakukan dan distimulasi oleh orangtua di rumah.
Sebaliknya, mereka yang duduk di kelas besar seperti kelas 4 ke atas, sudah cukup layak untuk diberikan les atau kursus akademik agar menunjangnya dalam kegiatan belajar. Terutama jika si anak memiliki kelemahan disalah satu bidang studi misalnya matematika atau bahasa Inggris.
Kesulitan belajar
Les diberikan jika ditemukan adanya masalah terkait dengan kesulitan belajar namun orangtua memiliki keterbatasan ilmu dan waktu untuk membantu pemahaman anak, misalnya performa belajar yang semakin menurun sehingga nilai pelajaran tidak memenuhi standar yang diinginkan untuk anak seusianya. Apabila orangtua dan guru sudah mendiskusikan masalah tersebut, memang ada baiknya orangtua memiliki kesadaran untuk bisa membantu anak, misalnya mengikuti les privat yang khusus untuk bidang studi yang kurang dikuasai anak.
Kenali kebutuhan anak
Untuk dapat mengetahui kebutuhan anak mengikuti les atau kursus akademik, orangtua dapat berdiskusi dengan guru wali kelas atau guru bidang studi. Hal itu dilakukan setelah mengevaluasi nilai-nilai akademik yang belum optimal. Selain itu, mengajak anak berdiskusi juga menjadi poin penting bagi kualitas pengambilan keputusan, mengenai les atau kursus akademik yang akan diikuti. Misalnya menanyakan mengenai kesulitannya di sekolah, kendala yang dialami, kesungguhan anak untuk mengikuti les, dan metode les yang akan diikuti seperti privat atau bimbingan belajar berkelompok.
Libatkan anak
Jika orangtua memaksakan kehendaknya sendiri tanpa melibatkan anak dalam membuat keputusan dan diskusi mengenai les akademik yang perlu diikuti, umumnya akan menyebabkan perasaan yang kurang nyaman pada anak, tidak bahagia, tertekan, marah dan mengarah pada pemberontakan (melawan orangtua).
Jika sudah mengenali kebutuhan anak dan memahami apa kendala si kecil dalam belajar, maka tentu orangtua bisa lebih bijaksana memilih tempat les yang ia butuhkan.
Cerdas memilih
Pastikan hal-hal di bawah ini diwaspadai oleh orangtua ketika memilih tempat les.
- Jangan tergiur oleh promosi yang dilakukan oleh lembaga kursus, apalagi dengan iming-iming garansi nilai sangat memuaskan. Pelajari terlebih dahulu metode belajar yang ditawarkan, cari tahu mengenai tenaga pengajar, referensi yang dipakai, bertanya pada alumni atau orangtua dari anak-anak yang telah mengikuti kegiatan les akademik tersebut.
- Jika pilihannya jatuh pada les akademik secara privat, orangtua dan anak akan lebih fleksibel dalam mengatur waktu sesuai dengan rutinitas harian anak. Namun jika memilih les akademis dengan mendatangi lembaga kursus, pelajari jadwal atau waktu yang ditawarkan sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya.
Jarak tempuh sudah pasti menjadi salah satu aspek penting untuk diperhatikan, karena anak sudah cukup lelah di sekolah kemudian jika ditambah dengan les akademik apalagi dengan jarak yang jauh, maka akan membuat anak menjadi kelelahan secara fisik dan emosional.