[pullquote]Suatu malam Anda dikejutkan dengan suara aneh, yang setelah ditelusuri ternyata bersumber dari si kecil yang tengah tidur nyenyak. Tindakan apa yang perlu ibu lakukan ketika mendapati anak tidur sambil mengerat?[/pullquote]
Mengerat atau gigi gemerutuk dalam dunia medis disebut bruxism. Pada kondisi seperti yang dialami si kecil dengan kasus mengerat bisa terjadi karena beberapa kondisi yang tidak normal pada rongga mulut. Bisa terjadi karena clinching (mengatupkan gigi pada rahang atas dan bawah dengan tekanan yang berlebihan). Grinding (menggesek gigi-gigi antara rahang atas dan bawah) atau bracing (menggemeretek gigi).
Dalam sebuah penelitian didapati sekitar 14% anak memiliki kebiasaan mengerat pada saat tidur. Selama ini memang belum diketahui sacara pasti apa yang menyebabkan anak tidur sambil mengerat. Namun, beberapa ahli menyimpulkan bahwa mengerat pada saat tidur bisa disebabkan:
- Faktor lokal karena adanya ketidak-sesuaian gigitan akibat tambalan gigi yang terlalu tinggi.
- Faktor sistemik adanya penyakit epilepsi, meningitis dan gangguan pada lambung.
- Faktor psikologis, pada anak-anak kondisi psikisnya masih sangat labil sehingga mudah mengalami perubahan karena pengaruh lingkungan. Saat keinginanan anak tidak terpuaskan muncul rasa frustrasi dan marah. Dalam keadaan marah anak akan melampiaskan dengan menggigit sesuatu, sehingga terjadilah bruxism.
Selain beberapa faktor di atas, para ahli juga menduga bahwa kebiasaan tidur dengan mengerat juga dapat diturunkan dari orangtua.
Apakah mengerat berbahaya?
Mungkin sebagai ibu, rasa keingin-tahuan Anda terusik untuk mengetahui lebih jauh tentang kebiasaan si kecil mengerat. Selanjutnya Anda bertanya-tanya apakah mengerat memiliki dampak yang kurang baik. Memang pada kasus mengerat atau yang biasa disebut bruxism akan memiliki beberapa dampak pada anak Anda. Salah satunya pada gigi anak akan terjadi aus atau abrasi sehingga membuat gigi lebih sensitif dan menimbulkan nyeri otot pada saat mengunyah. Sementara pada anak dengan gigi susu dampaknya lebih sering mengarah pada cups atau tonjolan mahkota gigi caninus (gigi taring) dan cups gigi premolar susu.
Secara spesifik kasus mengerat pada anak dapat berdampak sebagai berikut:
- Gigi akan aus atau abrasi sehingga akan mengakibatkan gigi ngilu.
- Gusi dapat retak akibat tekanan yang kuat pada bruxism.
- Nyeri pada kepala dan nyeri pada otot-otot pipi.
- Pada anak-anak karena masih tumbuh kembang, pertumbuhan rahang dapat terganggu.
- Pada kasus yang berbeda khususnya pada anak-anak dengan kendala mental retardasi dan cerebral palsy, kasus mengerat sering terjadi dan mengakibatkan gigi aus dan abrasi.
Tindakan yang dapat dilakukan
Ajak buah hati Anda menemui dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dalam hal ini biasanya dokter biasanya akan melakukan beberapa tindakan diantaranya:
- Psikoterapi, yang bertujuan untuk menghilangkan emosi anak yang tidak stabil. Memberitahu orangtua anak bahwa salah satu penyebab dasar bruxism adalah faktor psikologis dan bersama mereka menganalisa hal-hal yang menjadi penyebab faktor psikis.
- Menghilangkan tonjolan-tonjolan gigi yang menyebabkan bruxism, sehingga dapat menyesuaikan dengan gigitan.
- Memasang dan membuat alat untuk mengatasi keausan atau abrasi, alat tersebut dapat menutupi permukaan gigi pada rahang atas. Alat ini disebut mouth guard.
- Pada gigi yang sudah telanjur aus, dapat dilakukan penambalan, pembuatan jaket, atau mahkota logam.
Karena kebiasaan buruk ini disebabkan oleh multi faktor, maka dalam perawatan dan penanggulangan membutuhkan kerjasama multidisiplin ilmu yaitu spesialis kedokteran gigi anak dan psikolog. Hal yang terpenting dalam perawatan ini, anak harus merasa nyaman dan aman.