Orangtua pastilah sangat bahagia memiliki anak sehat dan aktif. Anak aktif sering bermain, berlari-lari, dan berolahraga lainnya. Kemungkinan anak terjatuh pastilah ada, dan akibat dari jatuh tersebut dapat juga mengenai gigi.
Kecelakaan yang mengenai gigi atau struktur lainnya dalam rongga mulut disebut trauma dental. Trauma dental dapat berupa gigi patah, goyang, berubah posisi, atau tanggal, umumnya pada gigi, depan atas, dan juga luka atau robeknya gusi, bibir, atau lidah serta patahnya tulang alveolar (tulang penyangga gigi) atau tulang rahang.
1. Trauma pada gigi susu
Pada masa gigi susu, anak sering mengalami trauma gigi antara usia 2-3 tahun. Usia ini rentan karena anak sudah dapat berjalan sendiri, namun koordinasi motoriknya masih dalam tahap perkembangan. Akibatnya anak masih sering terjatuh.
Di bawah ini adalah jenis-jenis trauma dental yang mungkin terjadi dan kebutuhan perawatannya.
- Gigi patah, terutama gigi susu depan. Kalau patah hanya sedikit dapat dibiarkan atau bekas patahan dihaluskan oleh dokter gigi, atau apabila memungkinkan dapat ditambal.
- Gigi patah sampai saraf gigi terbuka (terlihat sebagai bayangan warna pink atau adanya perdarahan pada permukaan gigi yang patah) dapat menyebabkan sakit dan infeksi. Anak perlu dibawa ke dokter gigi secepatnya karena gigi harus dirawat.
- Gigi bergeser, gigi terdesak ke dalam gusi atau sebaliknya terdorong keluar, bawalah anak ke dokter gigi. Perlu dicabut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi tersebut.
- Gigi susu tanggal, jangan dimasukkan lagi! Anak perlu dibawa ke dokter gigi yang dapat membersihkan dan memeriksa lukanya.
Benih gigi tetap terletak amat dekat dengan akar gigi susu. Oleh karena itu, perubahan posisi gigi susu karena trauma dapat mengakibatkan gangguan pada benih gigi tetapnya, tergantung dari tahap perkembangan yang sedang berlangsung. Pemeriksaan gigi rutin sebaiknya setiap 6 bulan sampai gigi tetapnya tumbuh, perlu dilakukan untuk melihat adanya masalah pada gigi tetap anak.
2. Trauma pada gigi tetap
Pada saat gigi tetap muncul, trauma gigi sering terjadi pada usia 9-10 tahun dan lebih sering pada anak laki-laki. Pada usia ini anak sangat senang bermain dan berolahraga, misalnya bersepeda, berlarian, main basket, sepakbola, dan lain-lain.
Jenis trauma dental yang sering terjadi pada periode ini adalah patahnya gigi tetap depan.
Berikut adalah jenis trauma pada gigi tetap dan permasalahannya serta penanganannya.
- Gigi depan patah. Apabila patahnya gigi cukup banyak, gigi sebaiknya ditambal.
- Gigi patah disertai terbukanya saraf gigi akan menimbulkan rasa sakit, dan bila dibiarkan akan menyebabkan infeksi disusul dengan matinya saraf gigi (disebut gigi non-vital). Apabila saraf gigi terbuka, anak perlu segera dibawa ke dokter gigi (dalam jangka waktu 6 jam) yang dapat melakukan perawatan untuk mencegah matinya saraf gigi. Pada keadaan ini maka diperlukan perawatan saluran akar (PSA). “Pada beberapa kasus, patahan gigi dapat direkatkan kembali ke tempatnya dengan bahan tambal dan menghasilkan estetika yang baik karena tampak seperti keadaan aslinya. Cari patahan gigi, masukkan ke dalam segelas air bersih dan segera bawa anak Anda ke dokter gigi.”
- Gigi goyang, bergeser, terdesak ke dalam gusi, ataupun terdorong keluar mengharuskan anak dibawa ke dokter gigi segera. Posisi gigi dapat dikembalikan seperti semula dan dilakukan tindakan splinting, yaitu gigi ditahan dalam posisi yang benar (umumnya dengan menggunakan kawat gigi) selama jangka waktu tertentu tergantung parahnya perubahan posisi gigi.
- Gigi yang tanggal seluruhnya kemungkinan dapat ditanam kembali ke tempatnya semula, sehingga dapat dipertahankan untuk jangka waktu tertentu. Perawatan yang sesegera mungkin, penanganan dan penyimpanan gigi yang tanggal sangat penting untuk menentukan hasil perawatan.
Anda memegang peran penting dalam penanganan gigi tetap yang tanggal akibat trauma.
- Ambil gigi, pegang bagian mahkota gigi.
- Jangan usik bagian akar gigi.
- Jaringan gigi dan gusi yang terikut gigi yang tanggal perlu diusahakan tetap vital. Cara terbaik adalah dengan mengembalikan gigi ke luka bekas tanggalnya. Apabila kotor, terlebih dahulu letakkan gigi di bawah air dingin mengalir selama 10 detik.
- Bila ragu, simpan gigi dalam wadah berisi susu, atau simpan dalam mulut (di bawah lidah atau di antara pipi dan gigi anak).
- Langsung bawa anak ke dokter.
Perlu Anda ketahui bahwa perawatan untuk trauma pada gigi adalah perawatan jangka panjang. Pemeriksaan gigi dan x-ray berkala perlu dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan komplikasi atau kegagalan perawatan.
Trauma pada struktur rongga mulut lainnya
Struktur lain dalam rongga mulut dapat juga menjadi korban trauma misalnya luka pada bibir, gusi, lidah, atau patahnya tulang alveolar atau tulang rahang. Luka ringan dapat berhenti dengan sendirinya apabila luka ditekan. Namun apabila luka yang terjadi cukup besar dan dalam disertai banyak perdarahan, maka anak Anda perlu segera dibawa ke dokter gigi.
Patahnya tulang alveolar (penyangga gigi) atau tulang rahang perlu dicurigai apabila:
– beberapa gigi sekaligus berbeda posisi,
– anak tidak dapat membuka-menutup mulut maupun menggigit dengan benar,
– muka anak tampak tidak simetris.
Keadaan seperti ini perlu penanganan dokter gigi ahli bedah mulut dengan segera.
Pertolongan pertama yang perlu Anda lakukan pada trauma jaringan lunak rongga mulut adalah:
• Bersihkan luka dengan air bersih
• Hentikan luka dengan menekan bagian yang terluka dengan kain kasa atau gulungan kapas selama 5 menit.
Referensi:
American academy of Pediatric Dentistry. Clinical guidelines on management of acute dental trauma. Pediatric Dentistry, 2004.
Andreasen JO, Andreasen FM, Bakland LK, Flores MT. Traumatic Dental Injuries: A Manual. Munksgaard, Copenhagen, 1999.
http://www.iadt-dentaltrauma.org
http://www.guideline.gov/summary