Ibu-ibu umumnya akan khawatir jika anak masih saja mengompol padahal sudah bukan balita lagi. Bagaimana cara mengatasi kondisi ini? Yuk kita simak penjelasan dari dokter.
Menurut Dr. Howard J. Bennet, profesor klinis dari at George Washington University Medical Center dan penulis buku Waking Up Dry: A Guide to Help Children Overcome Bedwetting, mengompol tergolong hal yang wajar pada anak balita. Kebiasaan mengompol (enuresis) akan hilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan usia.
Dokter Bennet juga menjelaskan bahwa faktor keturunan sangat berpengaruh pada kebiasaan mengompol, seorang anak, konon 75% anak-anak yang memiliki kebiasaan mengompol sewaktu tidur disebabkan oleh faktor keturunan, baik dari orangtua maupun keluarga. Anak laki-laki umumnya lebih sering mengompol bila dibandingkan anak perempuan.
Primer atau sekunder
Ada dua jenis mengompol yang dikategorikan para ahli, yaitu mengompol sekunder dan mengompol primer. Berikut penjelasannya:
- Mengompol primer berlangsung sejak usia dini tanpa berhenti. Anak hampir tidak pernah kering di malam hari untuk jangka waktu tertentu.
- Mengompol sekunder dimulai setelah anak tidak mengompol di malam hari untuk jangka waktu tertentu, minimal 6 bulan, lalu mengompol kembali.
Kebanyakan pada kasus mengompol primer tidak ditemukan gangguan medis. Sedangkan mengompol sekunder atau mengompol pada usia dewasa seringkali dipicu oleh berbagai gangguan penyakit seperti infeksi pada salurah kemih, diabetes, sleep apnea, gangguan tidur dan juga gangguan syaraf.
Menurut Dr. Bennet, terkadang konstipasi atau susah BAB juga bisa menjadi penyebab mengompol. Secara anatomi, rektum (usus besar bagian bawah) terdapat di belakang kandung kemih. Jika rektum anak selalu dalam kondisi penuh, maka ukuran kandung kemih akan membesar dan menyebabkan kontraksi hingga anak mengompol. Faktor lainnya seperti stres emosional, ditinggal orang yang dicintai, atau perubahan lingkungan juga bisa menjadi pemicu mengompol sekunder.
Hilang sendiri
Kebiasaan mengompol pada anak akan hilang dengan sendirinya, terutama jika anak sudah mulai merasa terganggu dan malu dengan kebiasaannya. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua agar anak tidak mengompol, di antaranya adalah:
- Membatasi asupan minum sebelum tidur.
- Pipis (BAK) sebelum tidur.
Obat hanya diberikan atas indikasi tertentu dan hanya dalam jangka pendek, misalnya saat anak akan menginapdi acara sekolah. Obat ini juga tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Penyebab mengompol
Ada beberapa penyebab mengompol:
- Faktor keturunan: bila salah satu orangtua memiliki masalah mengompol saat kecil, maka 40% si kecil kemungkinan akan mengalami masalah yang sama. Bila kedua orangtua sama-sama punya riwayat pernah mengompol, maka 70% si kecil akan mewarisi kebiasaan tersebut.
- Volume air kemih yang berlebihan.
- Masalah psikologis: ketakutan, kekhawatiran di rumah atau di sekolah.
- Tidur telalu nyenyak.
- Infeksi saluran kemih.
- Gangguan hormone ADH (antidiuretic hormone) yang berfungsi memberitahu ginjal untuk mengurangi jumlah urin yang diproduksi.
Penanganan kondisi ini
Penanganan anak enuresis memang tidak mudah. Tapi setidaknya, kasih sayang dan kesabaran serta pengertian orangtua dibutuhkan untuk mengajari anak agar mereka tidak mengompol. Hindari memarahi atau menghukum anak karena dapat merusak kepercayaan dirinya. Jika tetap tak berhasil, ada baiknya mengajak anak untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
Ketika dibawa ke ahlinya, anak akan mendapatkan dua macam penanganan, diantaranya adalah:
- Terapi non obat yang bisa dilakukan dengan berbagai metode seperti terapi motivasi (motivational therapy)
- Terapi menggunakan alarm (behavior modification)
- Latihan untuk menahan keluarnya air kencing (bladder training exercise)
- Terapi kejiwaan (psychotherapy)
- Terapi melalui makanan (diet therapy) dan terapi hipnotis (hypnotherapy).
Terapi obat hanya diberikan pada anak di atas 7 tahun. Dengan catatan, ini baru dilakukan jika terapi non obat sudah tak berhasil.
Referensi:
- Waking up dry: Helping your child to overcome bedwetting. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/genitourinary-tract/Pages/Waking-Up-Dry-Helping-Your-Child-Overcome-Bedwetting.aspx