[pullquote]Anak pendek merupakan kondisi paling umum yang menyebabkan orangtua berkonsultasi kepada endokrinolog anak. Bagaimana tingkat keberhasilannya?[/pullquote]
Perawakan pendek bisa jadi sebuah kondisi normal, tetapi bisa juga akibat gangguan pertumbuhan. Perawakan pendek yang normal biasanya disebabkan oleh faktor genetik, namun kadang ada yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya (dalam dunia kedokteran biasa disebut idiopatik).
Namun, ada juga anak pendek yang disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, yang terbagi atas primer dan sekunder.
Gangguan pertumbuhan primer :
- Berat badan lahir rendah atau gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
- Kelainan kromosom (sindrom Turner, Sindrom Seckel, sindrom Noonan).
- Kelainan tulang.
Gangguan pertumbuhan sekunder (akibat penyakit yang lain)
- Gizi buruk
- Gangguan kardiovaskular
- Gangguan ginjal
- Gangguan darah
- Penyakit infeksi kronis
- Kekurangan hormon
Perawakan pendek dan hormon pertumbuhan
Beberapa hormon memengaruhi tinggi badan anak, yang utama adalah hormon pertumbuhan, selain hormon tiroid dan insulin like growth factor. Hormon pertumbuhan akan “memerintahkan” sel untuk membelah sehingga berbagai organ akan tumbuh seperti tulang yang akan tumbuh memanjang, otot akan membesar, dengan hasil akhir anak akan makin tinggi dan tumbuh besar hingga mencapai tinggi finalnya. Oleh karena itu, hormon ini sangat aktif terutama saat menjelang pubertas dan akan stabil setelah pertumbuhan berhenti.
Download artikel lengkapnya di Majalah Anakku Digital :
Terapi hormon pertumbuhan untuk meningkatkan tinggi badan
Suatu studi membandingkan berbagai penelitian tentang penggunaan hormon pertumbuhan, yang sudah disetujui di Amerika Serikat tahun 2003, dan menunjukkan kelompok yang mendapat hormon memiliki kenaikan tinggi badan lebih banyak dibandingkan yang tidak mendapatkannya, yaitu sekitar 3,4 – 4,2 cm lebih tinggi. Tidak ada efek samping yang berat dari terapi hormon pertumbuhan ini. Ada yang mengalami kelebihan hormon insulin, namun dapat kembali normal setelah terapi dihentikan.
Penelitian lain menunjukkan penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan selama 4,4 tahun disuntikkan tiga kali seminggu dilaporkan dapat meningkatkan tinggi sebesar 3,7 cm. Penelitian terpisah dengan dosis lebih tinggi menunjukkan tinggi akhir anak bertambah 5,4 – 7,2 cm. Berbagai penelitian menunjukkan dosis, lama, dan frekuensi pemberian yang berbeda-beda.
Catatan pentingnya adalah pemberian hormon pertumbuhan harus dilakukan oleh dokter anak yang benar-benar kompeten, yakni endokrinologi anak karena perlu indikasi, pengaturan dosis, waktu, dan evaluasi yang tepat. Dokter yang menentukan apakah anak bisa butuh terapi hormon pertumbuhan. Jika ya, berapa frekuensi dan lama pemberian hormon (biasanya diberikan sampai potensi pertumbuhannya berhenti), dosisnya, dan dievaluasi secara berkala untuk mencapai hasil optimal dengan efek samping minimal.
Referensi :
- Deodati, A, Cianfarani, S, Impact of growth hormone therapy on adult height of children with idiopathic short stature: systematic review. BMJ 2011;342:c7157
- Navarro, R, Dunn JD, Lee P, Owens GM, Rapaport R. Translating clinical guidelines to practice: the effective and appropriate use of human growth hormone. Am J Manag Care. 2013 Nov ;19 (15 suppl):s281-9