[quote type=”center”]Anak perempuan dan laki-laki ternyata bukan hanya berbeda secara fisik atau biologis, lho. Mereka juga berbeda dalam perkembangan motorik dan kognitif, juga dalam perilaku sosial dan kepribadian. Lalu, apakah harus dibesarkan dengan cara berbeda ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]erbedaan biologis selain struktur alat kelamin contohnya perbedaan kromosom dan hormon. Laki-laki cenderung memiliki lebih banyak hormon testosteron, sementara perempuan lebih banyak estrogen. Usia puber pun berbeda, perempuan mengalami pubertas di usia lebih muda dibandingkan laki-laki. Perbedaan-perbedaan biologis tersebutlah yang antara lain bertanggungjawab penuh terhadap perbedaan lain.
Biasanya kemampuan motorik kasar dan halus terlihat bedanya. Anak perempuan cenderung lebih jago dalam kegiatan motorik halus seperti meronce kalung, main congklak, ataupun mewarnai tanpa keluar garis. Sementara anak laki-laki cenderung lebih jago dalam kegiatan yang membutuhkan kemampuan motorik kasar seperti main sepak bola, lomba lari, atau berjumpalitan di atas trampolin. Walaupun kita tahu mereka berbeda, kita tetap perlu mengajarkan berbagai kegiatan motorik kasar dan halus, karena keseimbangan motorik kasar adalah dasar dari ketrampilan motorik halus.
Benarkah anak laki-laki lebih cerdas ?
Anda menganggap anak laki-laki lebih cerdas daripada perempuan? Dari penelitian tak terbukti tuh, atau perbedaannya kurang signifikan. Hanya saja secara kognitif anak laki-laki cenderung lebih jago memproses soal-soal spasial seperti memperkirakan jarak, sementara perempuan cenderung lebih jago berbahasa.
Dalam hal perbedaan emosi negatif yang diekspresikan, anak laki-laki cenderung lebih pemarah, sementara anak perempuan mengekspresikan sedih. Perilakunya pun cenderung berbeda, anak perempuan lebih mudah jatuh iba dan menolong orang lain. Di sisi lain, anak laki-laki cenderung lebih berani mengambil keputusan. Anda bisa menebak kan siapa yang lebih banyak mengeluarkan perilaku agresif? Ya, biasanya anak laki-laki. Kepribadian anak laki-laki juga cenderung lebih percaya diri dibanding perempuan.
Haruskah dibedakan ?
Sebetulnya sih tidak juga. Kalau Anda terlalu membedakan pengasuhan anak perempuan dan laki-laki, maka anak justru berkembang sebagai anak yang kurang sensitif, kurang fleksibel, beberapa anak bahkan merasa diperlakukan tak adil. Contohnya anak perempuan yang tidak dibolehkan main di jalanan dalam komplek sementara adik laki-laki bebas.
Sebaliknya, apa yang terjadi jika pola asuhnya terlalu menyamaratakan antara perempuan dan laki-laki, misalnya semua anak diharuskan belajar menari balet dan membetulkan mobil di bengkel ?
Ternyata anak cenderung mengalami kebingungan peran gender, bahkan beberapa di antaranya mengalami kebingungan orientasi seksual. Jangan lupa, nantinya anak perempuan dan laki-laki juga akan membutuhkan sikap feminin dan maskulin. Contohnya, kita mengharapkan kelak sebagai ayah ia mau menggendong bayinya, dan sebagai ibu mungkin ia harus membetulkan sendiri pompa air yang rusak.
Ini sarannya
- Asuhlah anak-anak seperti cara-cara yang biasa disarankan para ahli, usahakan anak berkesempatan melakukan semua kegiatan di rumah, dan di sisi lain tetaplah sensitif pada apa yang menjadi minat masing-masing.
- Tugas tambahan Anda sebagai ayah dan ibu adalah memperlihatkan perbedaan peran gender lewat perilaku masing-masing. Contoh, anak tahu bahwa yang bertanggungjawab membawa mobil ke bengkel adalah ayah sementara ibu memastikan makanan di rumah telah siap.
- Perbanyak kesempatan ayah bermain dengan anak laki-lakinya dan ibu bermain dengan anak perempuannya. Kedekatan anak dengan orangtua yang sama gendernya inilah yang banyak menentukan.
- Cara ayah memperlakukan ibu dan sebaliknya cara ibu memperlakukan ayah secara tidak langsung mengajarkan anak tentang bagaimana bersikap sebagai perempuan dan laki-laki. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh keluarga dengan orangtua tunggal.
Jadi, masih khawatir ketika anak laki-laki Anda lebih suka bermain boneka bulu sementara anak perempuan lebih suka bermain robot? Tidak lagi kan.