Dok, beberapa waktu lalu, keponakan saya yang baru berusia 6 bulan masuk rumah sakit karena kejang-kejang dan dirawat cukup lama di rumah sakit. Menurut dokter, keponakan saya akan mengalami kerusakan otak yang permanen akibat radang selaput otak. Saya menjadi khawatir anak saya berisiko juga. Bagaimana mengenali gejala radang selaput otak dan apa penyebabnya? Mohon penjelasannya. Terimakasih
Hanna Wied – Jakarta Selatan
=================================================================================
Ibu Hanna,
Radang selaput otak (meningitis) adalah peradangan yang mengenai selaput otak dan saraf tulang belakang. Dua penyebab radang selaput otak terbanyak adalah bakteri dan virus, keduanya memiliki karakteristik penyakit yang berbeda. Meningitis bakterialis bisa sangat fatal dan merupakan salah satu penyebab cacat permanen akibat kerusakan otak.
Curigai meningitis bila anak mengalami demam tinggi yang disertai sakit kepala dan leher kaku. Kakunya leher merupakan hal yang khas akibat adanya rangsangan di selaput otak. Leher tak dapat dianggukkan atau ditengadahkan karena anak merasa nyeri, tetapi kepala tetap dapat menengok ke kanan dan kiri. Gejala lain adalah mual, muntah, rewel, selalu mengantuk yang artinya kesadarannya menurun. Selanjutnya, anak mengalami kejang.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang anak terserang meningitis, antara lain bayi yang tidak diberi ASI, anak sering terpapar polusi atau asap rokok, interaksi dengan anak lain yang sering terkena radang telinga tengah (karena biasanya kuman ini berkoloni di daerah telinga, hidung, tenggorok).
Dengan melihat faktor risiko tersebut, kita bisa melindungi anak dengan memberi ASI eksklusif 6 bulan, menghindari polusi dan asap rokok, serta melakukan vaksinasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan vaksinasi pnemokokus diberikan 3 kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dan perlu diulang pada usia 15-16 bulan.
Demikian Ibu Hanna semoga menepis segala kekhawatiran Ibu.