Diabetes membutuhkan pengelolaan jangka panjang, karenanya orang dengan diabetes perlu bersahabat dengan penyakitnya.
Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik dengan gejala gula darah tinggi yang disebabkan gangguan produksi dan/atau kerja hormon insulin. Insulin adalah hormon yang diperlukan tubuh agar gula darah dapat digunakan oleh sel. Tujuannya agar sel dapat menjalankan fungsinya.
Diabetes secara garis besar dibagi menjadi diabetes mellitus tipe 1 yang diduga erat berhubungan dengan faktor autoimun dan diabetes mellitus tipe 2 yang lebih dikaitkan dengan resistensi insulin. Pada diabetes tipe 1, hormon insulin absolut diperlukan, berbeda dengan diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan faktor risiko kegemukan dan degeneratif. Diduga, diabetes tipe 2 yang akan meningkat pesat seiring dengan perubahan pola hidup di Indonesia.
Faktor risiko terjadinya diabetes tipe 2
Sampai saat ini penyebab diabetes bersifat multifaktorial dari mulai lingkungan hingga genetik. Makin banyak faktor risiko akan makin mudah pula seseorang mengidap penyakit ini. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya diabetes:
- Riwayat diabetes pada keluarga
- Kegemukan
- Riwayat diabetes pada kehamilan
- Toleransi glukosa terganggu. Toleransi glukosa terganggu dapat diketahui dengan memeriksakan kadar gula darah di laboratorium dengan cara tertentu, biasanya dilakukan sebagai bagian dari penapisan atau medical check up.
- Gaya hidup bermalas-malasan
Bagaimana mencegah diabetes?
Gaya hidup aktif dan pola makan sehat masih menjadi inti pencegahan penyakit diabetes:
- Pola makan sehat dengan menghindari makanan tinggi gula dan tinggi lemak dan menjaga agar berat badan tetap ideal
- Olah raga teratur. Olah raga dapat membuat hormon insulin bekerja lebih optimal dan mempertahankan berat badan berada pada rentang normal
- Melakukan medical check up. Semakin banyak faktor risiko sebaiknya dilakukan penapisan lebih dini. Bahkan pada mereka dengan multirisiko, diabetes tipe dua dapat terjadi pada usia di bawah 30 tahun. Makin banyak pula ditemukan diabetes tipe dua pada usia anak dan remaja. Secara garis besar, mereka yang telah lebih dari usia 35 tahun sebaiknya mulai melakukan medical check up yang terdiri dari gula darah puasa dan gula darah dua jam setelah makan (2 jam post pandrial). Konsultasikan hasilnya pada dokter.
Bersahabat dengan DM
Jika vonis DM sudah telanjur disandang, mau tidak mau seseorang harus bersahabat dengan DM.
Kunci pengendalian DM adalah dengan menjaga empat pilar:
- Perencanaan makan: komposisi pola makan yang dianjurkan adalah karbohidrat 45-65%, protein 10-15%, lemak 25-30%, dan sisanya serat. Jika diumpamakan, dalam piring makan isinya adalah seperempat karbohidrat, seperempat protein, dan setengah sayur dan buah.
- Olahraga: tidak hanya menurunkan gula darah secara alami, karena meningkatnya sensitivitas insulin, kebutuhan kalori meningkat, bertambahnya massa otot, tetapi juga penyakit lain yang sering menyertai penyandang diabetes seperti hipertensi, obesitas, stres, juga lebih mudah dikendalikan. Olahraga memperbaiki gangguan toleransi glukosa, menurunkan gula darah, mengurangi kebutuhan obat-obatan. Semakin besar massa otot terutama otot-otot besar seperti paha, bokong, lengan yang dibangun dengan olahraga maka akan semakin banyak gula yang diambil dari peredaran darah.
- Obat: obat-obatan, makan sehat, olahraga harus beriringan dalam pengelolaan diabetes. Keteraturan penggunaan obat—termasuk insulin sangat penting dalam pengelolaan diabetes. Konsultasikan dengan dokter.
- Edukasi: pengetahuan adalah kekuatan bagi orang dengan diabetes. Ini adalah kunci penting yang menentukan lamanya harapan hidup. Bagaimana seluk beluk diabetes; bagaimana obat bekerja, mengapa harus menjalankan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan sebagainya.
Referensi:
- Shaw, JE, Sicree RA, Zimmet, PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes for 2010 and 2030. Diabetes Res Clin Pract 2010 Jan:87(1):4-14
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Diabetes Melitus tipe II. Jakarta, Perkeni 2011.
- Lindblom R, Ververis K, Tortorella, SM, et al. The early life origin theory in the development of cardiovascular disease and type 2 diabetes. Mol Biol Rep. 2015 Apr;42(4):791-1