Dear Dr. Damar,
Dok, saya tengah hamil 4 minggu, dan menderita hepatitis B. Saya sangat kuatir dengan kondisi ini Dok. Bagaimana nanti bayi yang saya lahirkan? Apakah akan tertular juga? Mohon penjelasan. Terima kasih.
Venita Lucia, Bandung
====================================================================================
Ibu Venita selamat atas kehamilan Ibu.
Penularan vertikal dari ibu ke bayi memang merupakan salah satu cara penularan hepatitis B selain melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama. Sepuluh sampai 20% bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif dan 90% bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg dan HbeAg positif akan terinfeksi hepatitis B.
Sebagian besar orang yang terinfeksi hepatitis B akan sembuh sendiri dan tidak menetap menjadi kronik. Seseorang yang terinfeksi dari kecil, apalagi dari lahir memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi kronik. Hanya 2 – 6% orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B yang akan berkembang menjadi kronik; namun bila infeksi terjadi pada anak di bawah 5 tahun, 60% kasusnya akan menjadi kronik; sedangkan bila infeksi terjadi pada bayi, 90% kasus akan menjadi kronik.
Hepatitis kronik dapat berkembang menjadi sirosis di mana pada hati akan terbentuk jaringan parut, ukurannya mengecil, dan terjadi gangguan fungsi hati. Lebih parah lagi, dalam 20 tahun sirosis dapat berkembang menjadi kanker hati (hepatoma).
Advisory Committee on Immunization Practice, mereka merekomendasikan semua perempuan hamil diperiksa HbsAg pada masa kehamilan awal.
Setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif atau ibu yang HbsAg-nya tidak diketahui, harus mendapat vaksin hepatitis B dan HBIG (hepatitis B Immunoglobulin). Booster vaksin hepatitis B kemudian diberikan dua kali yaitu saat bayi berusia 1 bulan dan usia 3-6 bulan. Setelah vaksin diberikan lengkap, maka pada usia 9-18 bulan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs. Bila pemeriksaan anti-HBs dilakukan sebelum usia 9 bulan, bisa jadi anti-HBS positif akibat pemberian HBIG dan bukan antibodi yang dihasilkan oleh si bayi.
Infeksi hepatitis B kadang tidak disadari karena hanya menimbulkan demam ringan. Hanya 30% penderita yang mengalami kuning, mual, muntah dan nyeri perut kanan atas. Oleh karena itu, diagnosis ditegakkan dengan mengandalkan pemeriksaan darah yang spesifik untuk hepatitis B (HbsAg, anti-HBs) dan fungsi hati yaitu enzim SGOT dan SGPT.
Infeksi hepatitis B tidak menyebabkan kematian atau kecacatan pada janin. Namun infeksi saat kehamilan kerap berkaitan dengan berat lahir rendah dan lahir prematur. Penularan ke bayi lebih besar terjadi jika ibu terinfeksi pada trimester ke tiga, yaitu 10% pada trimester pertama dan 60-90% pada trimester ketiga.