[quote type=”center”]Semua bayi bisa kena diare. Mencegah penularan dengan menjaga kebersihan sudah dilakukan. Apa lagi yang bisa diberikan untuk buah hati tercinta ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]epertiga kasus diare yang dirawat di seluruh dunia disebabkan kuman rotavirus dengan angka kematian cukup tinggi, 600.000 per tahun. Penelitian di sebuah poliklinik anak, rotavirus menyumbang 36-61% kasus diare. Virus ini mewabah biasanya pada musim panas sekitar bulan Juli-Agustus, tetapi di negara empat musim, justru terjadi pada musim dingin. Waspadai anak usia 6-24 bulan, terutama pada saat 9-12 bulan, karena diare akibat virus paling sering terjadi pada kelompok usia tersebut.
Gejala
Setelah virus ini masuk ke dalam tubuh, gejala biasanya baru muncul 24-72 jam berikutnya, didahului demam dan muntah, diikuti diare berair yang bisa menyebabkan anak banyak kehilangan cairan. Gejala berlangsung 4-7 hari dan akan sembuh dengan sendirinya. Sebagian kecil anak juga bisa mengalami kejang demam saat diare.
Diare perlu antibiotik ?
Pada diare akibat rotavirus, antibiotika tidak diperlukan. Terapi hanyalah mencukupi kebutuhan cairan anak dan pemberian makanan sesegera mungkin, dan ASI tidak boleh dihentikan.
Cegah dengan vaksin
Vaksin rotavirus diambil dari virus hidup yang sudah dilemahkan. Diberikan seperti imunisasi polio yaitu diteteskan sebanyak dua dosis pada usia 6-12 minggu dengan selang 8 minggu. Vaksin ini cukup aman, tetapi sebagian kecil anak yang diimunisasi bisa mengalami diare, muntah, dan demam.
Efektivitas vaksin ini bisa dipengaruhi faktor lain, misalnya bila diberikan bersamaan dengan imunisasi polio, adanya antibodi terhadap kuman ini dalam tubuh bayi yang berasal dari ibu, dan bila dalam usus bayi sudah terdapat kuman jahat lainnya.
Referensi :
- Bass DM. Rotavirus vaccinology: good news and bad news. JPGN 2000; 38; 10-11.
- Wilopo SA, Soenarto Y, Breese J, Tholib A, Cahyono A, Aminah, Gentsch JR, Glass RI, Survaillance to determinan the diseases burden and the epidemiology of rotavirus in Indonesia. Final report, august 18, 2004. Dipresentasikan pada pertemuan Dirjen PPM&PL Depkes, Jakarta Oktober 2004.