Banyak pendapat yang mengatakan bahwa anak perempuan
cenderung lebih dekat dengan sang ayah. Normalkah ini?
Pada awalnya anak membentuk sistem relasi 2 orang (two person system), antara anak dengan
ibu atau anak dengan ayah. Relasi ini lebih berfokus pada keinginan untuk
selalu bersama, keinginan untuk selalu dilayani.
dengan orang tua. Ketika anak ingin berdekatan dengan ibu maka ia akan
mendorong pergi ayahnya. Hal ini bukan karena
papa dianggap saingan, tapi lebih karena “saat ini aku mau sama mama,
tidak sama papa”. Sebaliknya, ketika anak ingin dekat ayah, ia mungkin akan
menolak ajakan dan rayuan ibu untuk menggendongnya.
segi tiga antara anak dengan kedua orang tuanya (triangular relationship–three
person system). Anak mulai memperhatikan hubungan antara dirinya sendiri,
ayah, dan ibunya. Pada saat ini,jika anak membutuhkan ibunya, maka ayah
dianggap rivalnya dalam meraih perhatian ibu. Demikian juga sebaliknya.
perbedaan sikap ayah terhadap anak perempuan dan anak laki-laki akan sangat mempengaruhi
bekerjanya sistem ini. Ayah biasanya jauh lebih lembut dalam bersikap dan
bertutur kata dengan anak perempuannya. Ayah juga banyak mengalah pada tuntutan
anak perempuannya. Sebaliknya, dengan anak laki-laki biasanya jauh lebih ‘kasar
dan keras’.
Ibu terlalu banyak aturan
Biasanya aturan yang diterapkan ibu jauh lebih banyak dari
ayah. Figur ibu menjadi sosok yang tidak
menyenangkan, penuh peraturan dan terkadang menimbulkan rasa segan. J
Sesekali ayah juga dengan gampang mengalah atau memberikan
bantuan-bantuan kecil. Ayah merupakan orang yang mengasyikkan untuk ‘melawan’
segala aturan ibu. Ayah sering dianggap
figur yang menyenangkan dan penuh kehangatan bagi anak perempuannnya. Oleh
karena itu, kedekatan anak perempuan dan
ayahnya akan menjadi lebih intens pada akhirnya. Sebaliknya kedekatan dengan
ibu semakin berkurang.
Apakah tidak menimbulkan masalah?
Anak dekat dengan siapapun sebenarnya tidak masalah, namun
yang penting ayah dan ibu sebaiknya bersikap konsisten dalam menerapkan disiplin.
Bila tidak, akan membuat salah satu pihak menjadi pribadi yang ‘tidak
menyenangkan’ bagi anak.
anak mama papa bukan?
Referensi:
Greenspan S, M.D.;
Greenspand N Thorndike ,First Feelings, 1999.