Suara tangisan Bella
mulai terdengar lagi. Kali ini penyebabnya karena si mbak tidak segera datang
untuk menemaninya bermain boneka kesayangannya. Ketika akhirnya si mbak datang,
mata Bella sudah mulai berkaca-kaca dengan ekspresi wajah yang dibuat ’sedih’.
Jika sudah begitu, butuh waktu cukup lama untuk dapat membujuknya tenang dan
berhenti merengek. Bella memang sering sekali menangis. Hampir tiada hari
berlalu tanpa isak tangis dan uraian air matanya. Tak mengherankan jika
kemudian predikat sebagai anak cengeng pun akhirnya dilekatkan pada Bella.
Mengapa anak suka
menangis?
Cengeng adalah
istilah yang diberikan kepada seseorang yang suka menangis, kolokan, atau
seseorang yang mudah tersentuh perasaannya karena sesuatu hal tertentu. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi suka menangis.
Secara umum anak bisa
menjadi lebih cengeng saat berada dalam kondisi sakit, capek, atau ketika
mereka sedang merasa takut dan tidak berdaya. Untuk alasan seperti ini,
menangis memang dapat menjadi salah satu bentuk ekspresi emosi yang cukup
sering digunakan anak untuk mengungkapkan perasaannya. Apalagi pada anak-anak
usia balita. Dengan keterbatasan kemampuan yang mereka miliki, menangis dapat
menjadi sarana untuk memberitahukan pada orangtua bahwa mereka merasa tidak
nyaman dan membutuhkan sesuatu untuk membantu mengatasinya.
Ada juga yang
menggunakan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Dengan menangis, anak bisa mendapatkan perhatian dari orangtua. Dan biasanya,
untuk dapat menenangkan anak, orangtua cenderung memenuhi apapun yang diminta
asalkan anak dapat segera tenang dan berhenti menangis. Pada situasi yang
seperti ini, anak belajar menggunakan tangisan dan rengekannya untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkan. Jika sudah demikian, pola asuh dari orangtualah yang
ikut berperan dalam membentuk tingkah laku anak yang suka menangis.
Selain faktor-faktor
di atas, karakteristik pribadi anak juga dapat mempengaruhi terbentuknya
perilaku suka menangis ini. Ada anak-anak tertentu yang memiliki tipe
kepribadian yang lebih sensitif dibanding yang lainnya, sehingga sedikit
perlakuan yang berbeda dari orangtua atau lingkungan dapat mempengaruhi respon
yang ditampilkannya.
Ekspresi yang wajar
Menangis, sekalipun sebenarnya merupakan suatu bentuk
ekspresi emosi yang sangat wajar pada seorang anak, tetap saja dapat
mengkhawatirkan orangtua jika cukup sering tampil pada perilaku anak. Untuk
menghadapi anak yang cengeng, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-
Kenali
faktor penyebab anak menjadi cengeng dan cobalah untuk memahami kebutuhan anak.
Anak usia balita belum dapat mengungkapkan keinginan maupun perasaannya secara
tepat, sehingga kerap kali menggunakan tangisan sebagai upayanya untuk
menunjukkan bahwa ia membutuhkan sesuatu. -
Ajak
anak berkomunikasi dan bantu anak untuk dapat mengekspresikan keinginan dan
perasaannya secara lebih baik, tanpa harus menangis. -
Apabila
anak menggunakan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya dari orangtua, hal pertama yang perlu dilakukan orangtua adalah
menjaga agar jangan sampai emosi orangtua terpancing dengan perilaku anak. -
Jika
anak menangis, jangan beri perhatian pada perilaku ini sehingga secara perlahan
anak akan belajar bahwa dengan menangis, ia tidak akan mendapatkan perhatian
dari orangtuanya, apalagi mendapatkan apa yang diinginkan. -
Jika
ia tetap menangis, apabila memungkinkan, minta anak untuk menangis di tempat
yang tidak mengganggu orang lain. Setelah ia lebih tenang dan dapat
mengendalikan tangisannya, tanyakan pada anak hal apa yang telah membuatnya
menangis. - Beri
beberapa alternatif bentuk ekspresi yang bisa dilakukan anak untuk menunjukkan
keinginan atau kebutuhannya pada orang lain, misalnya dengan memintanya melalui
ungkapan verbal.
Beri apresiasi
Jika anak sudah belajar untuk menggunakan tangisan
sebagai senjata, sebagai orangtua tentunya perlu melakukan beberapa tindakan
agar perilaku ini tidak terus berlanjut. Misalnya dengan menggunakan sticker
yang dikumpulkan dalam sebuah catatan kecil. Apabila anak tidak berperilaku
cengeng untuk mendapatkan perhatian ataupun memperoleh keinginannya, maka ia
akan mendapatkan 1 buah sticker yang bisa ditempelkan. Jika sudah terkumpul 3
atau 5 buah sticker, maka anak boleh melakukan sesuatu yang disukainya, seperti
makan ice cream di akhir pekan, atau jalan-jalan bersama orangtua ke mall. Anak banyak belajar dari lingkungan terdekatnya, terutama
dari orangtua.
Ajarkan cara-cara mengatasi emosi atau perasaan kepada anak
(seperti rasa takut, tidak berdaya, frustrasi, dll), sehingga mereka tidak
hanya terpaku pada satu jenis bentuk ungkapan emosi saja.
Referensi:
Charles E. Schaefer, PhD & Howard L. Millman, PhD. How to Help Children
with Common Problems.2003
No Comments
mau tanya dunk…………..memang jika anak dibiarkan terus menangis,apa dia akan menjadi kebiasaanya sampai besar?