Dear dr. Damar,
Dok, saya memiliki riwayat darah tinggi dalam keluarga besar saya. Oleh dokter kandungan saya diingatkan untuk berhati-hati mengingat saat ini saya tengah hamil 4 minggu. Sejauh ini tekanan darah saya stabil, 110/90. Apakah karena adanya riwayat keluarga hipertensi, saya perlu ekstra hati-hati terhadap ancaman hipertensi saat hami (apa istilahnya? Eklampsia ya Dok?). Mohon penjelasan. Terima kasih.
Sartika Hasan – Bandung
=================================================================================
Ibu Sartika,
Preeklampsia (sering disebut sebagai keracunan kehamilan) merupakan suatu kondisi dimana ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi, dengan dibarengi tingginya kandungan protein dalam urin). Ibu hamil dengan preeklampsia biasanya mengalami penimbunan cairan (pembengkakan) pada lengan, kaki, dan tangan. Ancaman preeklampsia biasanya terjadi di akhir trimester dua atau awal trimester tiga atau bisa lebih awal lagi.
Bila preeklampsia tidak tertangani dengan baik, maka bisa mengarah ke eklampsia. Yang paling berat dapat menyebabkan kejang, koma bahkan kematian ibu dan bayi. Baik sebelum atau sesudah bayi lahir.
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, namun diduga berkaitan dengan kurang gizi, kelebihan berat badan, atau adanya gangguan/hambatan aliran darah ke rahim. Faktor risiko yang dapat memicu terjadi preeklampsia atau eklampsia antara lain:
- Riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil
- Pernah mengalami preeklampsia sebelumnya
- Adanya riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
- Obesitas
- Kehamilan kembar
- Adanya riwayat diabetes, penyakit ginjal, lupuas atau rhematoid artritis.
Sebaiknya ibu hamil mewaspadai gejala preeklampsia, yang ditandai keluhan berikut; kenaikan berat badan yang drastis (dapat meningkatkan cairan tubuh secara signifikan), nyeri perut, sakit kepala yang hebat, perubahan refleks, jarang berkemih, pusing disertai rasa mual yang hebat, bahkan kadang disertai muntah.
Nah, ibu Sartika bila mengalami gejala seperti tersebut di atas segera konsultasikan dengan dokter kandungan sesegera mungkin.