[quote type=”center”]Tekad memberikan ASI kepada si buah hati harus diimbangi dengan pengetahuan yang cukup. Salah satunya inisiasi menyusui dini (IMD).[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]einginan memberi air susu ibu (ASI) sebaiknya disertai dukungan orang sekitar, termasuk dokter yang menolong persalinan agar memberi kesempatan ibu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) usai persalinan. Lantas, apa saja yang harus diketahui calon ibu tentang IMD ?
4 langkah pelaksanaan IMD
- Meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya
- Membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya selama 30-60 menit
- Mengajari ibu bagaimana tanda-tanda bayi yang siap menyusu
- Membiarkan bayi menemukan putting susu ibunya tanpa dibantu sampai ia selesai menyusu, baru melakukan tindakan intervensi.
Periode sensitif
Ikatan emosional ibu-bayi baru lahir sesungguhnya telah dibangun sejak bayi dalam kandungan. Dan dilanjutkan dengan perlekatan yang disebut dengan inisiasi menyusui dini (IMD), dimana bayi yang baru lahir dilekatkan ke dada ibu untuk mencari puting susu ibunya.
Menurut Dr. Marshall H. Klaus dan Dr. Yohanes H. Kennel dalam buku Maternal-Infant Bonding menyatakan bahwa manusia mengalami sebuah ‘periode sensitif’ pada saat melahirkan, yaitu ketika ibu dan bayinya diprogram untuk saling berhubungan dan memberikan energy positif. Semakin dini terjadinya kontak antara ibu dan bayi yang baru lahir, semakin baik hubungan ibu-anak di kemudian hari.
Bayangkan, ‘seseorang’ yang selama 9 bulan lebih menyatu dengan Anda, tetapi belum bisa Anda lihat wajahnya, lalu kini berada di pelukan dan Anda bisa menatap wajahnya. Bonding ini semakin mempererat hubungan emosional ibu-anak. Pengasuhan ibu dimulai dengan membiarkan si kecil tengkurap di perut ibu dan bibir mungilnya mencari nutrisi pertamanya—ASI.
Apa manfaat IMD ?
Selain merupakan langkah awal keberhasilan menyusui, manfaat IMD yang lain adalah :
- Memberikan kekebalan tubuh alami kepada bayi, karena ASI pertama mengandung antibodi.
- Menurunkan 22% risiko kematian bayi usia 0-28 hari, membantu keberlangsungan ASI eksklusif dan mempertahankan lamanya menyusui.
- Mencegah terjadinya hipotermi (kedinginan) dengan adanya kontak kulit antara ibu dan bayi.
- Selain manfaat untuk bayi, ibu pun mendapatkan sejumlah manfaat yakni merangsang hormon oksitosin. Hormon ini menyebabkan otot rahim mengerut.
- Dengan menyusui, mengurangi kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan.
- Kelekatan ibu-bayi memberikan rasa nyaman dan rileks kepada ibu, sehingga produksi ASI semakin meningkat. Kondisi ini membuat rasa sakit pascapersalinan menjadi minim.
Step by step IMD
- Keringkan seluruh tubuh bayi kecuali kedua telapak angannya, karena bau cairan ketuban pada telapak tangan akan membantu si kecil mencari puting ibunya.
- Biarkan dada ibu terbuka, agar kontak fisik ibu-bayi maksimal.
- Tengkurapkan bayi di atas dada ibu.
- Bayi bisa langsung bergerak mencari putting ibu, namun kebanyakan bayi terdiam beberapa menit untuk beristirahat. Pada menit ke 12, bayi biasanya akan mulai bergerak mencari areaola ibu, dalam hal ini bayi mengandalkan indera penciumannya.
- Ketika si kecil berhasil mendapatkan ASI pertamanya, diamkan selama kurang lebih 1 jam. Ibu tak perlu khawatir si kecil kedinginan, karena sentuhan kulit ibu adalah ‘selimut’ terhangat buat bayi.
- Setelah 1 jam, lakukan perawatan kepada si kecil, mulai dari menimbang berat badannya, mengukur lingkar kepala, dan panjang badannya. Biasanya dokter juga akan memberi suntikan vitamin K dan vaksin Hepatitis B.
- Setelah usai perawatan inti, biarkan bayi dan ibu berada dalam satu kamar (rawat gabung). Ini akan memberi kesempatan ibu untuk memberikan ASI kapanpun si kecil menginginkannya.
Dengan demikian IMD sangat bermanfaat dalam menunjang keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi, karena bonding dilakukan sejak dini. Selanjutnya, ibu tinggal mempelajari bagaimana irama menyusui bayi. Dan jangan lupa ibu menjaga kesehatan dengan asupan nutrisi yang baik serta istirahat yang cukup.