Seorang anak memiliki tahap perkembangan motorik yang berbeda-beda. Saat si buah hati belum bisa berjalan, jangan paksakan ia untuk berjalan.
Sering kali orang tua menginginkan anaknya lebih cepat berjalan dibanding anak lain. Saat anak seusia buah hatinya tengah belajar berjalan, kontan orang tua panik, dan bertanya-tanya. “Kok si A sudah bisa berjalan, anakku belum.”
Anak pun akhirnya mendapat stimulasi lebih, dengan mengajarinya berjalan. Padahal ada yang lebih penting diketahui, apakah anak sudah siap berjalan secara usia dan secara fisik?
Latihan berjalan bukanlah aktivitas fisik semata, namun juga melibatkan perkembangan psikologis anak, termasuk sense of autonomy berikut kemandiriannya.
Orang tua perlu memahami kapan waktunya anak mulai belajar berjalan, apa saja tanda-tandanya. Rata-rata seorang anak belajar menapakkan kakinya pada usia 1 tahun. Namun itu bukan patokan pasti, kisarannya adalah antara usia 9 hingga 18 bulan.
Perhatikan tahapan perkembangannya
Untuk sampai ke tahap berjalan, seorang anak harus melalui beberapa tahap perkembangan motorik. Mulai dari tengkurap, merangkak, berdiri dengan bantuan, berdiri sendiri dengan bertumpu pada meja/bangku, lalu merambat, dititah (berpegangan tangan dengan orang dewasa), dan sampai melangkah sendiri.
Jangan paksakan
Terlalu riskan memaksa anak untuk berjalan di saat anak sesungguhnya belum siap. Namun sayangnya masih banyak orang tua justru bangga saat anak dapat berjalan lebih cepat. Bila ada tahap proses perkembangan motorik yang terlewati akan berdampak buruk pada pertumbuhan kakinya.
Apa saja yang mungkin terjadi?
- Tulang punggung anak mungkin belum kuat.
- Hip (panggul) belum masuk ke bonggolnya dengan benar.
- Anak yang berjalan di saat yang belum semestinya, maka dikhawatirkan kelak pertumbuhan kakinya tidak normal, misalnya kelainan tungkai seperti kaki berbentuk huruf “O” atau gangguan lain yang disebut Blount’s Disease.
Meskipun tidak disarankan memaksa anak belajar berjalan, namun orang tua juga sebaiknya waspada bila anak belum bisa berjalan di usia 18 bulan. Gangguan berjalan pada anak seringkali terabaikan dari perhatian. Padahal, prosesnya akan terus berjalan dan kian memburuk. Gangguan berjalan sepintas terlihat sepele, namun jika dibiarkan dapat mempengaruhi tulang belakang. Akibatnya anak seperti bongkok karena tidak memiliki postur tubuh yang baik.
Cermati perkembangan motorik anak, khususnya dalam hal berjalan. Jika ada kecurigaan pada pertumbuhan kaki anak, orangtua berkonsultasi dengan dokter rehabilitasi medik.
Referensi:
Stevens PM, Holstron MC.Genu valgum, Pediatrics, Emedicine, 2004.