[quote type=”center”]Telur memang kaya akan protein, tapi hati-hati pemberian untuk bayi.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]aat si kecil sudah mendapatkan makanan yang padat, banyak ibu yang ingin langsung memberikan telur karena konon telur merupakan sumber protein yang baik untuk tubuh. Pemberian telur kepada bayi sampai saat ini masih banyak dilakukan oleh ibu-ibu.
Tetapi akhir-akhir ini makin marak dikabarkan bahwa telur merupakan salah satu makanan pencetus alergi sehingga pemberiannya kepada si kecil perlu ditunda sampai saluran cerna dan sistem kekebalan tubuh siap menerimanya.
Telur Kaya Protein
Merupakan sumber protein yang baik. Protein telur mempunyai nilai bioavaibilitas yang tinggi yaitu 100%, yang artinya bahwa seluruh protein telur dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Selain mengandung vitamin B2, vitamin A dan zat besi serta kandungan zat gizi lainnya. Kuning telur mengandung kolesterol yang dibutuhkan untuk membantu perkembangan otaknya. Sedangkan putih telur mengandung protein yang sulit dicerna.
Apa itu “Alergi telur” ?
Alergi makanan adalah reaksi tubuh secara tidak benar merespon makanan yang dimakan oleh si kecil. Pada saat usaha melindungi tubuh, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap makanan tersebut (karena makanan dianggap benda asing oleh tubuh). Antibodi tersebut kemudian mengakibatkan seo alergi pada tubuh (mast cell) mengeluarkan bahan kimia, misalnya histamin yang masuk ke dalam darah. Histamin kemudian beraksi pada organ-organ tubuh misalnya mata, hidung, tenggorok, paru, kulit, saluran perncernaan sehingga menimbuokan gejala alergi.
Alergi telur umumnya dimulai sejaj bayi masih muda. Sistem pencernaan bayi yang masih muda belum sempurna. Tetapi pada beberapa anak, alergi dapat berkembang sampai anak umur 5 tahun. Sebagian besar anak-anak yang alergi terhadap telur mengalami alergi terhadap putih telurnya saja, tetapi ada beberapa anak juga tdak dapat mentolernsi kuning telur.
Kapan si kecil “boleh” makan telur ?
Bila si kecil mempunyai riwayat alergi pada keluarganya, maka pemberian telur sebaiknya ditunda sampai anak berumur 2 tahun. Riwayat alergi pada keluarga dapat berasal dari keluarga ibu maupun dari keluarga ayah si kecil. Tetapi bila keluarga diyakini tidak mempunyai riwayat alergi maka pemberian telur dapat dimulai pada saat si kecil diperbolehkan mendapat makanan pendamping yaitu pada saat ia berumur 6 bulan.
Bagaimanapun juga pengenalan makanan padat pertama pada bayi sebaiknya adalah sereal yang berasal dari bahan dasar beras. Pemberian telur bisa dimulai dari pemberian kuning telurnnya dahulu oleh karena kuning telur mudah dicerna. Putih telur mengandung protein yang sulit dicerna, sehingga pemberiannya sebaiknya ditunda sampai bayi berumur 1 tahun.
Referensi :
- National Health and Medical Research Council. Food for Health – Dietary Guidelines for Children and Adolescents in Australia.
- Canberra : Commomwealth Department of Health and Ageing, 2003