[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]endengar nama katuk, mungkin kita langsung terbayang semangkok sayur berwarna hijau tua menyegarkan, lengkap dengan potongan jagung manis siap disantap sebagai penutup makan siang. Atau adapula yang mengingatnya sebagai sayuran untuk melancarkan produksi air susu ibu (ASI). Sayuran yang satu ini memang tak hanya enak dimakan, tapi juga berkhasiat sebagai obat sehingga ada baiknya kita mengenalnya lebih dekat.
Daun katuk mulai dapat dipetik setelah berumur 2 tahun. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah daun dan akar. Akarnya dikeringkan terlebih dahulu untuk pengobatan, sedangkan daunnya umumnya digunakan segar.
Kandungan Daun Katuk
Daun katuk mengandung protein berkisar 6-10% dan serat 14-18%. Daun katuk mengandung asam amino: lysin, methionin, tryptophan, phenylalanin, threonin, valin, leusin, dan isoleusin. Daun katuk kaya akan vitamin K, vitamin E (α- tokoferol), pro-vitamin A (beta- karoten), karoten, vitamin B, asam nikotinat, dan vitamin C. Kandungan α- tokoferol dalam daun katuk mencapai 426.8 mg/kg bagian yang dapat dimakan. Kandungan mineralnya berupa kalsium 2,77%, kalium 2,77%, fosfor 0,61%, magnesium 0,55% dan zat besi 199 pmm. Warna daunnya hijau tua karena mengandung klorofil yang tinggi.
Katuk Sebagai Obat
Daun katuk berkhasiat sebagai tonik, antioksidan dan antipiretik (penurun demam). Daun segar dan akarnya bersifat uterotonik (menguatkan otot rahim). Secara tradisional rebusan akarnya digunakan untuk obat demam, gangguan saluran kemih, diuretik dan memulihkan pembengkakan. Rebusan daunnya digunakan untuk kompres penurun demam atau kompres luka. Di Indonesia daunnya dimasak sebagai sayur untuk konsumsi ibu yang baru melahirkan agar ASI nya lancar, dan untuk memulihkan rahim. Di Semenanjung Malaya jus daun katuk digunakan untuk mengobati infeksi mata, sedangkan di Vietnam digunakan untuk mengobati sariawan lidah (thrush) pada anak. Daunnya juga baik untuk dikonsumsi pada saat sakit campak.
Katuk secara tradisional ternyata juga digunakan untuk mengobati ngorok dan gigi ngerot (gemerutuk) saat tidur dengan cara mengkonsumsinya secara teratur, baik sebagai sayur ataupun masakan lainnya.
Daunnya yang berwarna hijau tua kaya akan klorofil dapat membantu pembentukan sel darah, baik untuk flora usus, dan melancarkan buang air besar karena kandungan seratnya tinggi. Perlu diketahui, daun katuk mengandung alkaloid papaverin. Konsumsi bila sangat berlebihan dilaporkan dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan paru. Segenggam daun katuk sehari cukup aman dan nikmat untuk dikonsumsi.
Akhirnya selamat menikmati semangkok sayur bening katuk!
Referensi :
- http://en.wikipedia.org/wiki/Sauropus_androgynus
- http://id.wikipedia.org/wiki/Katuk
- http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/jf000891u
- http://ecocrop.fao.org/ecocrop/srv/en/cropView?id=9593
- Lemmens RHMJ, Bunyapraphatsara N. Medicinal and poisonous plants 3. Plants Resources of South-East Asia. No 12(3). PROSEA, Bogor Indonesia 2003.