[quote type=”center”]Sebetulnya semua makanan dapat menimbulkan reaksi alergi, akan tetapi antara satu makanan dengan makanan lain memiliki derajat alergenitas yang tidak sama.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]ekitar 20% anak dalam 1 tahun pertama pernah mengalami reaksi terhadap makanan yang diberikan (adverse reactions), termasuk yang disebabkan oleh reaksi alergi. Sebetulnya semua makanan dapat menimbulkan reaksi alergi, akan tetapi antara satu makanan dengan makanan lain memiliki derajat alergenitas yang tidak sama.
Di Poliklinik Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, dari hasil uji klinik terhadap 69 penderita asma alergik didapatkan 45,31% positif terhadap kepiting, 37,53% terhadap udang kecil, dan 26,56% terhadap coklat. Dari seluruh anak penderita alergi sekitar 2,4% adalah alergi terhadap susu sapi.
Jenis makanan penyebab alergi
Beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi pada anak dapat digolongkan berdasarkan kekerapannya : Makanan yang paling sering menimbulkan alergi : susu sapi/kambing, telur, kacang-kacangan, ikan laut, kedelai, serta gandum.
1. Susu sapi
Protein susu sapi merupakan protein asing yang pertama kali dikenal oleh bayi. Susu sapi sedikitnya mengandung 20 komponen protein yang dapat merangsang pembentukan antibody pada manusia. Fraksi protein susu sapi terdiri dari protein casein dan whey. Beberapa protein whey dapat didenaturasi dengan pemanasan yang ekstensif. Akan tetapi pada tindakan pasteurisasi rutin tidak cukup untuk menimbulkan denaturasi protein ini, dan bahkan dapat meningkatkan sifat alergenitas beberapa jenis protein susu, seperti beta lacto globulin.
Gejala awal yang muncul biasanya pada saluran cerna (diare dan muntah). Protein susu sapi dapat menimbulkan alergi, baik dalam bentuk susu murni atau bentuk lain, seperti es krim, keju atau kue.
2. Telur ayam
Merupakan alergen yang penting pada anak, terutama anak yang menderita dermatitis atopik. Kuning telur dianggap kurang alergenik dibanding putih telur.
Putih telur mengandung sekitar 23 glikoprotein dan yang merupakan alergen utama adalah ovalbumin, ovomucoid, dan ovotransferrin. Anak yang alergi telur belum tentu alergi terhadap daging ayam.
3. Kacang-kacangan
Kacang tanah, kacang mede dan sejenisnya dapat menyebabkan reaksi alergi, tetapi biasana berifat ringan. Gejalanya biassanya berupa gatal-gatal di tenggorokan. Namun di AS alergi kacang bisa menyebabkan kematian karena anafilaksis (sesak napas yang hebat).
4. Ikan
Ikan merupakan allergen yang kuat, terutama ikan laut. Bentuk reaksi alergi berupa urtikaria (biduran) atau asma. Bahkan pada anak yang sensitif, dengan hanya mencium bau ikan yang sedang dimasak, menimbulkan reaksi bersin atau sesak napas. Hidangan laut lain yang kerap menimbulkan alergi antara lain udang dan kepiting. Gejala yang sering muuncul akibat alergi hidangan laut adalah gatal-gatal disertai kulit kemerahan.
5. Gandum
Biasanya dapat menimbulkan reaksi alergi dalam bentuk tepung bila dihirup (baker’s asthma), Bila dimakan tidak selalu menimbulkan alergi karena gandum dicerna oleh enzim pencernaan.
Golongan makanan yang relatif jarang menimbulkan alergi
Yang termasuk golongan makanan ini antara lain daging (ayam, sapi, babi), kentang, nasi, jagung, coklat, jeruk, serta bahan aditif makanan.
- Reaksi alergi terhadap buah-buahan seperti jeruk, tomat, apel relatif sering tetapi sebagian besar mulai muncul di usia 15 bulan lebih.
- Gejalanya berupa rasa gatal di mulut. Jeruk dapat menyebabkan gatal serta kemerahan pada kulit bayi.
- Sifat alergen pada buah dan sayur dapat berkurang bila disimpan dalam freezer selama 2 minggu atau dimasak selama 2 menit.
Bahan aditif makanan
Bahan tambahan pada makanan seringkali menyebabkan alergi, sehingga sering rancu dengan bahan makanan aslinya. Bahan aditif dimaksud adalah bumbu rempah asli, dan bahan sintetis seperti bahan pengawet, pewarna makanan, serta penyedap masakan.
Bahan pengawet yang sering menimbulkan reaksi alergi adalah asam benzoat, sedangkan bahan pewarna adalah tartrazine, sedangkan bahan penambah rasa adalah monosodium glutamate (MSG), yang sering disebut sebagai gejala Chinese Restaurant Syndrome.
Pengobatan dan pencegahan alergi makanan
Pengobatan yang paling penting pada alergi makanan adalah eliminasi terhadap makanan yang bersifat alergen. Eliminasi yang ketat pada sejumlah besar jenis makanan dalam jangka lama dapat menyebabkan malnutrisi atau kesulitan makan pada anak.
Pencegahan
- Primer : sebelum terjadi sensitisasi, yakni dengan melakukan diet penghindaran makanan hiperalergenik sejak trimester kehamilan.
- Sekunder : sudah terjadi sensitisasi tetapi belum terjadi penyakit alergi. Langkah yang diambil adalah menghindari jenis makanan yang menyebabkan alergi.
- Tersier : sudah terjadi penyakait alergi misalnya dermatitis tetapi belum terjadi penyakit alergi lain. Biasanya ditambah dengan obat.
Umumnya sebagian besar penderita alergi makanan akan kehilangan reaktivitas terhadap jenis makanan sejalan dengan bertambahnya usia.