[quote type=”center”]Apa Kendala Ibu Saat Menyusui ?[/quote]
# Lusia Kus Anna : ¨ASI sempat tak keluar¨
Kendala menyusui aku alami waktu punya anak pertama, Tondi. Setelah melahirkan, ASI tidak keluar sama sekali. Sementara keluarga mendesak supaya bayiku dikasih susu formula karena menangis terus. Untungnya aku dan suami bertekad untuk kasih ASI. Sempat stres banget. Tapi, syukurlah setelah 2 hari ASI keluar juga. Masalah lain, puting lecet pada minggu-minggu awal menyusui. Menderita banget rasanya.
Anak kedua, Arma tidak ada masalah, mungkin karena sudah berpengalaman. Saat hamil trimester akhir, aku menyiapkan diri dengan pijat payudara dan mengolesi baby oil supaya tidak lecet. Jadi kesimpulannya, pengetahuan yang cukup adalah kunci sukses menyusui, yang penting jangan gampang panik.
# Cilvya Geminindhya : ¨Sempat bengkak dan panas dingin¨
Menyusui merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan, selain memberi yang terbaik buat bayi, kita bisa ´ngobrol´ dengan bayi, karena ia sudah bisa merespon dengan menggenggam tangan kita. Nyaris tidak ada kendala kok saat menyusui anak pertamaku selama 18 bulan.
Anak yang kedua agak bermasalah. Entah kenapa ia tidak mau menyusu, padahal ASI-ku berlimpah. Sedih banget, padahal ASI pertama kan kaya akan kolostrum—zat antibodi penting buat bayi. Akibatnya, payudaraku bengkak dan sempat bikin badan panas dingin (meriang).
Seorang sahabat menyarankan kompres payudara dengan daun pepaya yang dihancurkan lalu dicampur kapur sirih. Alhamdulillah bengkaknya membaik. Di hari kedua, baru deh Ade mau menyusui, sampai umur 2 tahun.
# Intan Juita : ¨Repotnya menyusui si kembar¨
Meski sebelum melahirkan saya kerap mencari tahu seluk beluk menyusui anak kembar lewat buku-buku dan internet tapi tetap saja saat mempraktekkannya tidak mudah. Jika si kembar Ilhan dan Ilyandra minta ASI-nya tidak berbarengan tidak ada masalah, namun saat dua-duanya menangis kehausan, itu yang bikin repot.
Untuk memegang dua bayi saja agak repot karena luka bekas jahitan operasi masih terasa ngilu dan membuat saya sulit bergerak. Solusi saya saat itu adalah menyusui dengan dibantu suami, saya menggendong bayi yang satu, suami menggendong bayi yang satu lagi dengan dibantu ganjalan bantal-bantal agar tidak pegal.
Masalah lainnya adalah saya tidak sempat memerah ASI untuk stok karena harus terus menerus bergantian menyusui kedua bayi saya. Wah, itu yang sempat bikin stres. Bagaimana saya bisa menabung ASI bila saya kembali bekerja?
Belakangan saya baru tahu kalau ada bantal menyusui untuk anak kembar yang didesain untuk membantu menyusui, karena tahunya terlambat jadi saya tidak menggunakan itu. Namun saya menganjurkannya bagi calon ibu anak kembar yang lain.
# Irene Rachmawati : ¨Terpaksa tambah susu formula¨
Keinginan memberi ASI begitu besar, aku bahkan sudah menyiapkan pompa ASI untuk keperluan bila sudah kembali kerja. Tapi begitu melahirkan, ASI ku tidak keluar. Haduuh… sempat stres banget. Soalnya memang aku punya kendala puting yang melesak.
Semakin panik waktu payudaraku membengkak karena tidak disusui. Bertepatan dengan itu, di usia 4 hari, anakku terpaksa dirawat karena kuning. Aku mulai memompa ASI-ku untuk mengatasi pembengkakan. Alhamdulillah, ASI yang sudah dipompa, aku berikan kepada Zea. Karena kebutuhan sudah mendesak, kondisinya agak darurat, Zea terpaksa juga diberi susu formula sebagai tambahan.
Sempat sedih dan menyesal, tapi mau bagaimana lagi, kondisinya serba darurat. Tapi, aku berjanji, kelak kalau Tuhan memberi anak yang kedua, aku akan memberinya ASI full.
Apa Kata Ahli
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memang tidak sesedarhana yang dibayangkan. Berbagai kendala dapat timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif. Akan tetapi dengan motivasi ibu/ayah yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu/ayah, serta usaha yang etrus menerus, sabar dan tekun, serta didukung oleh fasilitas persalinan Sayang Bayi, tidak mustahil pemberian ASI eksklusif dapat berhasil.
Apa saja kendala ibu ?
- produksi ASI kurang
- kurang memahami tatalaksana laktasi yang benar
- ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi susu formula (relaktasi)
- bayi telanjur diberi cairan lain (prelakteal feeding) seperti air gula, susu formula
- gangguan seperti putting lecet, luka, payudara bengkak, mastitis dan abses
- ibu hamil kembali padahal masih menyusui
- ibu bekerja
- kelainan bayi: bayi sakit atau abnormal
¨ASI saya belum keluar¨ atau ¨ASI saya kurang¨ adalah keluhan yang sering disampaikan oleh ibu. Ibu merasa ASI nya kurang, padahal sebenarnya cukup, hanya saja ibu kurang yakin dapat memproduksi ASI cukup. Payudara, makin sering diisap akan membuat produksi ASI bertambah banyak. Banyak faktor penyebab ASI kurang, misalnya tidak melakukan inisiasi dini menyusui, menjadwal pemberian ASI, memberikan cairan lain melalui botol, kesalahan posisi dan perlekatan bayi saat menyusu, dan tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui.
Satu hal lagi yang kadang luput dari perhatian adalah faktor psikologis ibu. Ibu yang tidak memiliki keyakinan mampu memproduksi ASI pada umumnya akhirnya memang kurang produksi ASI nya. Rasa stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Di sinilah diperlukan dukungan keluarga untuk meningkatkan percaya diri ibu.