[quote type=”center”]Anda memiliki gangguan asma, dan kini Anda hamil. Apa saja rambu-rambunya?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]agi Anda yang telah menyadari memiliki asma dan kemudian hamil, mengendalikan asma adalah langkah terbaik agar untuk mengantisipasi terjadinya serangan asma saat hamil. Keluhan asma yang khas adalah suara napas berbunyi dan kesulitan bernapas atau dada terasa sempit yang biasanya terjadi bila ada pencetus.
Serangan biasanya muncul pada dini hari karena udara yang dingin, sebagian lagi muncul dicetuskan oleh bulu binatang atau debu rumah. Keluhan bisa berupa batuk yang berdahak, kesulitan bernapas dari yang ringan hingga berat. Bila pertama kalinya Anda merasakan hal ini dan Anda sedang hamil, segera utarakan pada dokter sehingga dapat ditegakkan diagnosis apakah benar Anda memiliki asma.
Kunci keberhasilan pengendalian asma
Ada dua jenis pengobatan asma yaitu pengendali (paling sering jenis kortikosteroid inhalasi atau beta agonis kerja panjang) dan pelega (misalnya beta agonis kerja pendek). Pengendali asma adalah obat yang dipakai terus menerus untuk mencegah terjadinya serangan asma, sedangkan pelega adalah obat yang digunakan bila terjadi serangan asma. Pengendalian yang baik akan menyebabkan Anda tidak mengalami serangan asma yang dapat memengaruhi kesehatan janin.
Hamil bebas serangan asma adalah dengan mengendalikannya. Sayangnya, kepatuhan mengendalikan asma bukan hal yang mudah. Suatu penelitian melaporkan wanita asma lebih sering mengurangi penggunaan kortikosteroid inhalasi saat awal kehamilan dibandingkan pada trimester kedua kehamilan, mungkin karena kebanyakan mereka takut efek obat terhadap janin. Padahal, penelitian lebih lanjut melaporkan serangan asma lebih sering terjadi pada kelompok yang mengurangi penggunaan obat pengendali asma tersebut.
Saat persalinan adalah saat yang menantang untuk ibu hamil yang mengidap asma karena seringkali persalinan mencetuskan serangan asma. Penggunaan obat-obatan asma, disertai dengan pemberian cairan dan penanggulangan nyeri dapat mencegah serangan asma. Seksio sesaria merupakan pilihan terakhir karena umumnya persalinan normal tetap dapat dilakukan dengan pengontrolan asma yang baik. Jadi, tetap optimis dalam menghadapi persalinan.
Rekomendasi mengendalikan asma selama kehamilan
- Menurut National Asthma Eudcation Prevention Program: lebih aman menggunakan obat-obatan asma daripada mengalami gejala dan kekambuhan asma selama kehamilan.
- Ibu hamil dengan asma berat (asma persisten) perlu memonitor fungsi parunya secara teratur saat kontrol. Pemeriksaan USG dapat memantau pertumbuhan janin dan risiko lahir preterm. Pada usia kehamilan 32 minggu ke atas, USG dapat memantau aktivitas dan pertumbuhan janin, terutama dilakukan untuk ibu hamil dengan asma tidak terkontrol, asma sedang hingga berat, dan setelah mengalami serangan asma berat.
- Hindari alergen dan iritan (lihat boks)
- Bila Anda mengalami refluks gastroesofagus (dengan gejala rasa panas di dada terutama setelah makan akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan), yang kerap dituduh berhubungan dengan serangan asma dan sering terjadi pada kehamilan, lakukan tindakan berikut: Tidurlah dengan posisi kepala lebih tinggi dibandingkan badan, makanlah dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering, hindari makan menjelang tidur, dan hindari makanan-makanan yang bisa mencetuskan refluks seperti makanan yang asam, pedas, mengandung gas, atau yang lambat dicerna (berlemak).
- Jaga kesehatan, jauh-jauhlah dari mereka yang sedang batuk pilek, karena batuk pilek pada mereka yang memiliki asma dapat mencetuskan serangan.
Menghindari alergen (zat pencetus asma)
- Bulu binatang: pindahkan binatang dari dalam rumah, atau minimal hindari binatang masuk ke dalam kamar tidur dan pasanglah saringan udara yang menuju ke kamar tidur
- Tungau debu rumah: Bersihkan ruangan secara teratur setiap minggu dengan lap basah, cuci selimut dan seprai satu minggu sekali dalam air panas. Dianjurkan untuk mengurangi kelembaban ruangan hingga kurang dari 50%, dan tidak menggunakan karpet di dalam kamar tidur.
- Kecoa: Jaga kebersihan rumah dan gunakan pestisida untuk menghindari kecoa
- Jamur ruangan: Rumah yang lembab kerap berjamur, perbaiki semua kebocoran dan sumber air menggenang yang dapat menjadi tempat tumbuh subur jamur, bersihkan dinding yang berjamur, kurangi kelembaban ruangan hingga kurang dari 50 persen.
- Asap rokok: berhentilah merokok atau mintalah orang sekitar Anda untuk berhenti merokok atau merokok di luar rumah. Hindari pula asap yang berasal dari tempat-tempat pembakaran, dan iritan yang berasal dari pewangi, pembersih, dan cairan semprot.
Referensi :
- U.S. Department of health and human services. National Instituse of Health. National Heart, Lung, and Blood isntitute. Quick reference from the working group report in managing asthma during pregnancy: recommendations for pharmacologic treatment. 2004
- Schatz M, Dombrowski MP. Asthma in pregnancy. N Engl J Med 2009; 360: 1862-1869
No Comments
gimana y nyembuhin asma pada anak usia 7 th,karna slma ini sulit untuk disembuhkan… obat2 sudah,kalong sudah dll. mohon petunjukny
Sudah coba rutin berenang? saya dari kecil sudah asma akut, tapi setelah rutin berenang sudah tidak kambuh lagi. Baru kambuh lagi 20 tahunan kemudian waktu hamil dan pasca melahirkan. Kata dokter pemicunya hormonal (karena kehamilan). Tapi setelah itu stabil tidak kambuh lagi 🙂
@ dr pengasuh blog : waktu hamil, saya harus rutin memakai obat asma yg semprot. Dan melahirkannya pun bisa normal, tetapi apakah tidak ada cara lain untuk mengendalikan asma yg dipicu krn hormonal dok (harus selalu pakai obat dan tidak boleh lepas?) ? Karena kalau karena alergen yang disebutkan artikel di atas, mungkin saya bisa menghindari pencetusnya.