[quote type=”center”]Siapapun tahu bahwa nutrisi ASI tak tergantikan oleh makanan/minuman apapun. [/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]ayangnya keinginan untuk memberi ASI terkendala dengan beberapa masalah, yang terutama muncul di minggu pertama usia si kecil…
“Dok, ASI saya tidak keluar…”
“ASI saya terlalu sedikit. Bayi saya masih terlihat lapar…”
“Badan saya demam dan menggigil, payudara bengkak. Saya tidak bisa menyusui..”
Demikian banyak masalah muncul di hari-hari pertama pemberian ASI. Tak jarang masalah ini membuat ibu patah arang dan ‘menyerah’. Padahal justru nilai gizi ASI tertinggi ada di hari-hari pertama kehidupan si kecil, yakni kolostrum.
Apa kelebihan kolostrum?
- Kolostrum memiliki faktor imunitas yang kuat (Immunoglobulin, Lactoferin, Lactalbumin, Glycoprotein, Cytokines, dll) yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan toksin.
- Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas, arthritis, alergi HIV.
- Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
- Kaya akan kandungan TgF-B yang mendukung terapi penderita kanker, pembentukkan tulang dan mencegah penyakit herpes.
- Mengandung Immunoglobulin yang telah terbukti dapat berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur dan anti toksin.
Nah, bayangkan, betapa sayangnya jika zat yang kaya manfaat ini terlewatkan karena kendala-kendala tersebut di atas.
Produksi ASI kurang
Ibu merasa ASI nya kurang, padahal sebenarnya cukup, hanya ibunya yang kurang yakin dapat memperoduksi ASI yang cukup. Payudara, makin sering diisap menyebabkan ASI semakin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin bertambah banyak.
Tanda-tanda ASI kurang
Akibat ASI yang kurang (karena tidak dapat dikeluarkan dengan baik), maka pada bulan pertama berat badan bayi meningkat kurang dari 300 gram (dalam 1 minggu pertama kelahiran berat badan bayi masih boleh turun sampai 10% dan dalam kurun waktu 2 minggu sudah kembali ke berat semula).
Pada bulan ke dua sampai ke-enam, kurang dari 500 gram per bulan, atau bayi belum mencapai berat lahirnya pada usia 2 minggu.
Tanda yang lain adalah bayi mengeluarkan urin (air seni) yang pekat, baunya tajam/menyengat, dengan kekerapan kurang dari 6 kali per hari.
4 Faktor penyebab :
1. Faktor menyusui
Penyebabnya antara lain ibu tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minuman lain sebelum ASI, kesalahan dalam perlekatan bayi dan ibu, tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui.
2. Psikologis ibu
Persiapan ibu secara psikologis sebelum menyusui merupakan factor penting yang mempengaruhi keberhasilan menyusui. Stres, rasa kuatir yang berlebihan, ketidak bahagiaan ibu sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Di sinilah peran dukungan keluarga dalam meningkatkan rasa percaya diri ibu.
3. Fisik ibu
Kelelahan ibu, menggunakan pil kontrasepsi, kehamilan saat ibu menyusui merupakan beberapa penyebab kurangnya ASI. Belum lagi bila ibu minum alcohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomi payudara. Semua itu dapay menyebabkan kurangnya produksi ASI.
4. Faktor bayi
Beberapa kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi sakit, premature, dan bayi dengan kelainan bawaan.
Pahami tata cara pemberian ASI yang benar
Setelah dinyatakan positif hamil, ada baiknya ibu mulai mencari informasi tentang bagaimana tatacara menyusui yang benar. Misalnya dengan memahami pentingnya pemberian ASI, bagaimana ASI diproduksi, posisi perlekatan yang baik saat bayi menyusui, agar ASI dapat keluar dengan optimal.
Referensi :
- Bedah ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta. Editor: DR. Badriul Hegar, SpA(K); Prof Dr. Rulina Suradi, SpA(K); DR. Aryono Hendarto, SpA(K), dr. I Gusti Ayu Partiwi, SpA, MARS