Mengiler, mengeces atau drooling pada bayi sih kelihatan lucu. Kita
akan dibuat sibuk dengan celemek yang selalu basah. Lagipula, mengeces
pada bayi sering disebabkan tumbuhnya gigi. Senang sekali melihat gigi
bayi tumbuh. Tapi, kalau sudah berumur 2 tahun masih mengeces…wah ngga
lucu lagi malah kita sering ditanya orang lain:”Kok anaknya masih
mengeces?”
Produksi air ludah jumlahnya 1-1,5 liter per hari. Sebanyak 70% berasal dari kelenjar di bawah tulang rahang, dan 10% dari kelenjar ludah di bawah lidah. jumlahnya tidak dipengaruhi makanan. Sebanyak 20% diproduksi oleh kelenjar parotis. Yang 20% inilah yang produksinya dipengaruhi makanan. Air ludah melindungi gigi dan gusi dari infeksi, memcuci mulut sehingga tidak bau, serta membantu mencerna protein dan karbohidrat karena mengandung enzim amilase.
Mengeces atau tidak tergantung pematangan fungsi otot mulut. Sampai umur 18-24 bulan, fungsi gerakan otot-otot mulut masih kurang sempurna sehingga wajar saja kalau anak mengeces.
Kalau sudah berumur 2 tahun masih mengeces, apa sebabnya?
Sebagian anak yang mengalami mengeces berlebihan disebabkan gangguan motorik yang disebut sebagai cerebral palsy. Anak mengalami kelumpuhan termasuk gangguan otot mulut. Ludah jadi tidak bisa tertelan.
Apa bisa disebabkan produksi ludah terlalu banyak? Bisa juga, cuma jarang. Apakah masih ingat bahwa liur kita menjadi banyak kalau makan permen yang asam? Beberapa jenis obat juga menyebabkan produksi ludah yang banyak.
Penyebab mengeces yang lain misalnya pada anak-anak yang mengalami kesulitan menelan, lidah yang besar, karies gigi, gigi tidak menutup baik, atau infeksi gusi. Hidung tersumbat dan pembesaran kelenjar adenoid disertai bernapas melalui mulut atau pilek kronik juga menyebabkan mengeces.
Mengeces juga ada komplikasinya. Kulit sekitar mulut menjadi basah, dan mudah infeksi, sering harus mengganti celemek dan baju sehingga membuat letih pengasuh, mainan dan buku jadi basah dan rusak, lalu…jadi malu membawa anak ke tempat ramai.
Apa ada pemeriksaan yang harus dilakukan?
Kalau mengeces berlebihan dan tetap menegces setelah umur 2 tahun, harus dilakukan pemeriksaan tertentu.
- Pemeriksaan saraf secara lengkap
- Foto untuk melihat pembesaran adenoid
- Foto khusus untuk mempelajari mekanisme menelan
- Pemeriksaan dengan radioisotop untuk menilai kelenjar ludah
- Nasofaringoskopi, dengan pipa untuk melihat langsung keadaan hidung dan adenoid.
Ada obatnya?
Biasanya diperlukan kombinasi beberapa spesialisasi untuk mengatasi mengeces, terdiri dari dokter THT, dokter gigi, terapi wicara dan fisioterapi. Beberapa jenis terapi yang sering dilakukan adalah:
- Latihan otot mulut termasuk stabilisasi posisi kepala dan leher, mengurangi seringnya menjulurkan lidah, meningkatkan sensasi bahwa ada makanan di mulut, latihan menelan dan pemijatan. Latihan ini makan waktu lama, bisa minimal 6 bulan. Di rumah ibu dapat memberikan mainan yang dapat digigit untuk melatih otot mulut. Kebersihan mulut juga harus dijaga.
- Terapi perilaku. Dapat dilatih mengenal perintah sederhana untuk menelan, pemberian reward atau hadiah bila tidak mengeces.
- Terapi obat. Biasanya digunakan obat antikolinergik. Cuma sayangnya dosis yang dibutuhkan akan menyebabkan beberapa efek samping. Anak menjadi gelisah, mengantuk, sulit mengatur suhu tubuh, susah buang air besar, wajahnya menjadi kemerahan.
- Terapi bedah pada kasus yang sangat sulit. Biasanya dilakukan bila anak sudah berumur lebih dari 6 tahun dan terapi biasa sudah dilakukan 6 bulan lebih tanpa hasil.
Referensi
- Traci L Vaughn TL, Brown KR. Drooling. Emedicine, October 30, 2003.
- Crysdale WS: Management options for the drooling patient. Ear Nose Throat J 1989: 820, 825-6, 829-30.
- Medline Plus. Drooling. March 5, 2004.