Angka kejadian anemia kekurangan zat besi pada anak Indonesia masih tinggi, salah satunya disebabkan teknik pemberian makanan yang salah. Pemberian makan ini merupakan masalah unik dan tak selalu mudah diterapkan pada tiap anak.
Kapan anak siap menerima makanan kaya zat besi
Pengenalan makanan kaya zat besi dipengaruhi oleh usia yaitu kapan bayi mulai dapat mengonsumsi makanan padat. Sebelum usia 4-5 bulan, bayi hanya bergantung pada ASI atau susu formula.
Berapa banyak zat besi yang dibutuhkan?
Bayi dan anak membutuhkan zat besi lebih banyak dibanding orang dewasa.
Tiga hingga empat bulan pertama kehidupannya, bayi hanya memerlukan sedikit zat besi dari luar tetapi saat usia 6 bulan kebutuhan mereka akan meningkat.
Bayi dengan berat badan lahir rendah (dibawah 2500 gram) mempunyai “tabungan” zat besi lebih sedikit hingga pada usia 2-3 bulan mereka sudah rentan kekurangan zat besi.
Kebutuhan zat besi pada bayi/anak usia 4-12 bulan adalah 0,96 mg/kg berat badan/hari dan pada usia 13-24 bulan kebutuhannya 0,61 mg/kg berat badan/hari.
Kenalkan zat besi sejak dini
Sebelum mampu mengenal makanan padat, bayi mendapat zat besi dari ASI atau susu formula. ASI mengandung 0,5 mg/L zat besi tetapi penyerapannya sangat tinggi (50%) artinya sangat efektif, sedangkan susu formula yang diperkaya besi mengandung 10-12,8 mg/L namun penyerapannya rendah. Susu sapi segar mengandung zat besi yang sama dengan ASI tetapi penyerapannya juga rendah (10%) saat usia 4-6 bulan dengan tabungan zat besi yang mulai berkurang dan pertumbuhan yang makin cepat, bayi akan kekurangan zat besi jika tidak ada pasokan zat besi dari luar.
Tak mudah memberi makanan pendamping ASI kaya zat besi karena hanya makanan bentuk tertentu yang bisa diberikan sesuai tahap perkembangan bayi. Namun ibu tetap bisa memilih zat makanan mana yang dapat dijadikan alternatif sumber zat besi.
Penyerapan zat besi dapat tidak efektif
Berbagai makanan dapat mempengaruhi penyerapan zat besi, entah itu menambah atau mengurangi penyerapannya. Terkadang, kebiasaan sehari-hari yang tak disadari dapat menyebabkan anak kekurangan zat besi misalnya mengonsumsi teh saat makan makanan kaya besi.
Makanan yang meningkatkan penyerapan zat besi:
- Vitamin C
- Asam sitrat
- Asam laktat
- Sumber gula: fruktosa, sorbitol
- Asam amino tertentu
- Alkohol
- Sumber zat besi yang berasal dari hewan dapat diserap lebih baik (daging, ikan)
Makanan yang menghambat penyerapan zat besi:
- Tanin (pada minuman teh)
- Polifenol (pada vegetarian)
- Oksalat
- Fosfat
- Fitat (pada kulit padi)
- Albumin pada telur dan kuning telur
- Kalsium (pada susu dan olahannya)
- Logam tertentu seperti tembaga, mangan, cadmium.
Sumber zat besi pada berbagai bahan makanan | ||
Per saji | Kandungan zat besi (mg) | |
Kacang kedelai matang | 1 cangkir | 8.84 |
Bayam mentah | 1 cangkir | 1.52 |
Beras putih | 1 cangkir | 1.97 |
Daging sapi giling mentah | 98 gram | 2.66 |
Telur | 1 butir besar | 0.60 |
Susu sapi segar | 1 cangkir | 0.10 |
Susu formula diperkaya besi | 1 cangkir | 3.0 |
Hati ayam | 1 buah | 0.6 |
Daging ayam merah | 1 potong (459 gram) | 1.2 |
Daging ayam putih | 1 potong (459 gram) | 1.3 |
Salmon kaleng | 1 kaleng | 3.9 |
Daging babi | 170 gram | 2.3 |