[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]ama Lisa senang melihat pertumbuhan si kecil Fani. Gadis kecil ini terlihat sehat dan gemuk. Bayangkan saja, dengan umur Fani yang baru 3 tahun, beratnya sudah mencapai 20 kg dengan tinggi badan 95 cm. Bocah kecil ini memang tampak menggemaskan.
Obesitas sudah menjadi masalah global yang prevalensinya meningkat tidak saja di negara–negara maju tetapi juga di negara berkembang. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya aktifitas fisik yang akhirnya mengurangi keluaran energi. Maraknya makanan cepat saji gaya barat (junkfood/fastfood) juga telah mengubah pola makan lokal.
Apa itu obesitas?
Menurut bahasa latin, obesitas artinya makan berlebihan. Tetapi saat ini, obesitas atau gemuk didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit karena penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan yang ditandai dengan gambaran klinis yang khas. Anak dikatakan obesitas bila indeks masa tubuhnya (IMT) melebihi persentil 95 menurut umur dan jenis kelamin. Sedangkan bila IMT berada diantara persentil 85–95 maka dikatakan overweight. Anak overweight juga berisiko terkena penyakit yang berkaitan dengan obesitas.
Dampak obesitas pada anak
- Penyakit–penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi, perlemakan hati sampai terjadinya sirosis hati
- Penyakit–penyakit pernapasan (terbangun saat tidur karena napas berhenti, tidur mengorok, asma, dsb)
- Penyakit kulit (jamur pada lipatan–lipatan)
- Penyakit ortopedik/tulang (tergelincirnya pangkal tulang tungkai maupun lutut)
- Gangguan psikososial (depresi, gangguan makan / perilaku makan, isolasi sosial)
- Gangguan metabolik dan endokrin (resisten insulin, diabetes mellitus tipe 2, menstruasi tak teratur), dsb
Pencegahan obesitas
Terdapat dua strategi pendekatan dalam rangka pencegahan obesitas, yang pertama adalah strategi pendekatan populasi dengan cara mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orangtuanya. Strategi kedua adalah strategi pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi menjadi obesitas.
Upaya pertama adalah menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan, karena penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI ekslusif dan penundaan pemberian makanan pendamping ASI sampai usia 6 bulan dapat menurunkan angka kejadian obesitas.
Sedangkan upaya pengajaran pada orangtua untuk pola diet serta aktifitas yang sehat kepada anak-anaknya, menurut Moran adalah sebagai berikut (1999):
- hargai selera makan anak, jangan memaksa anak menghabiskan makanan
- kurangi jenis dan jumlah makanan berkalori tinggi yang ada di rumah
- hindari mengkonsumsi makanan manis dan makanan siap saji
- berikan menu sehat dengan komposisi lemak rebih rendah dari 30% kalori total
- berikan serat yang cukup dalam makanan anak
- susu sapi dapat diganti dengan susu skim mulai usia 2 tahun
- hindari penyajian makanan sebagai hadiah atau untuk menenangkan anak
- hindari pemberian permen sebagai hadiah menghabiskan makanan atau untuk menenangkan anak
- fasilitasi anak untuk aktif bermain
- batasi waktu menonton televisi atau play station
- buatlah jadwal kegiatan keluarga yang teratur dan menggunakan aktifitas fisik seperti bersepeda dan bermain bola.
Referensi :
- Kral J. Mordibity of Severe Obesity. Surg Clin North Am 2001; 81 : 1039 – 61
- Nasar SS. Obesitas Pada Anak. Aspek Klinis dan Pencegahan. Dalam : Samsusin, Nasar SS, Sjarif Dr, penyunting. Naskah lengkap PKB – IKA XXXV. Masalah Gizi Ganda dan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : BIna Rupa Aksara; 1995. h. 68 – 81
- Moran R. Evaluation and of Childhood Obesity. Am Fam Physician 1999; 59 : 859 – 73
- Sjarif DR. Obesitas Pada Anak dan Permasalahannya. Hot Topics in Pediatrics II PKB IKA XLV 2002 : 219 – 234
- Donohoue PA. Obesity. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of Pediatrics. Edisi ke – 17. Philadelphia : WB Saunders; 2004. h. 173 – 7