Sakit tenggorokan lagi, rasanya hampir tiap bulan Ninda membawa anaknya ke dokter karena penyakit ini. Tiap kali sakit, mau tak mau sekolah pun absen. Anak lesu dan tak mau makan. “Amandelnya meradang” doktermemberi jawaban yang sama. Perlu operasi amandel tidak ya?
Operasi amandel adalah salah satu prosedur bedah yang paling banyak dilakukan terutama pada anak. Diawali tahun 1000 SM di negara India, operasi ini makin populer terutama sekitar tahun 70-an, kemudian menurun lagi angkanya seiring perkembangan bidang kedokteran.
Kenali radang amandel
Radang amandel (tonsilitis) adalah infeksi dari jaringan amandel (tonsil) yang disebabkan oleh bakteri, sedangkan penyebab virus masih belum jelas. Gejalanya antara lain kemerahan di tonsil yang disertai eksudat (berupa plak berwarna putih kekuningan), demam dengan suhu sekurangnya 38,30C, ada pembesaran kelenjar getah bening teraba sebagai benjolandi leher yang nyeri, atau bila hasil biakan kuman yang diambil dari tenggorokan menunjukkan adanya bakteri Streptokokus b hemolitikus grup A.
Tonsilitis berat yang berulang menyebabkan gangguan dalam kehidupan anak sehari-hari, termasuk meningkatnya angka absen sekolah. Disebut tonsilitis berat berulang bila terjadi lima atau lebih episode tonsilitis per tahun, bergejala selama setidaknya setahun, dan terdapat episode yang membuat anak terganggu aktivitasnya dan tak bisa berfungsi normal.
Sebuah studi menunjukkan operasi amandel memang menguntungkan untuk anak dengan tonsilitis berat. Pada anak yang sakit amandel sebanyak 7 kali dalam satu tahun sebelumnya, atau lima kali per tahun dalam dua tahun sebelumnya, atau tiga kali per tahun dalam tiga tahun sebelumnya menunjukkan operasi akan mengurangi keluhan dalam dua tahun setelah operasi. Tetapi pada tahun ketiga, hal tersebut tidaklah berbeda dengan yang tidak dioperasi.
Keputusan orang tua pun berperan
Suatu penelitian oleh The scottish tonsillectomy audit menunjukkan 95% pasien atau orang tua merasa puas dengan keputusan operasi amandel. Terkadang, pengalaman atau melihat anak lain sembuh dengan operasinya membuat orang tua cenderung mengambil keputusan agar anaknya dioperasi amandel saja.
Sebenarnya, tak semua anak yang radang amandel perlu dioperasi, inilah yang perlu orang tua pertimbangkan:
Tonsil sehatberfungsi untuk daya tahan tubuh
Tubuh memiliki pasukan “penyaring kuman” yang terletak di area mulut dan tenggorokan, yaitu tonsil lidah, tonsil faring (terletak di saluran tenggorokan bagian atas, disebut adenoid), dan tonsil palatina yang awamnya sering disebut amandel. Ketiganya merupakan jaringan tempat sel darah putih menghasilkan antibodi untuk melawan kuman. Jika tonsil sehat, fungsinya pun optimal. Tetapi jika tonsil sering diserang kuman, maka fungsinya akan menurun, malah menjadi tempat tinggal kuman (infeksi kronis).
Ada indikasi tertentu untuk operasi amandel
Berdasarkan American Academy of Otolaryngology-Head abd Neck Surgery (AAO-HNS), ada indikasi pasti (absolut) atau indikasi relatif untuk operasi amandel. Apakah anak sudah termasuk indikasi ini?
Indikasi absolut
- Tonsil yang membesar dan menyebabkan sumbatan jalan napas (salah satunya ditandai anak mengorok), sulit menelan, gangguan tidur, atau menyebabkan komplikasi jantung dan paru-paru
- Ada bisul yang besar di area tonsil yang tidak bisa diobati dengan pengobatan atau pengambilan nanah.
- Radang tonsil yang mencetuskan kejang demam pada anak.
- Tonsil yang perlu dibiopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk diperiksa) karena suatu penyakit.
Indikasi relatif:
- Tiga atau lebih infeksi tonsil per tahun meskipun sudah diobati dengan benar.
- Bau mulut yang tidak enak dan terus menerus karena radang tonsil kronis yang tidak bisa disembuhkan dengan obat.
- Radang tonsil kronis atau berulang pada anak yang dalam tubuhnya terdapat kuman penyebab dan tidak bisa disembuhkan oleh antibiotika.
- Pembesaran salah satu tonsil yang dicurigai berupa kanker atau tumor.
Operasi amandel jutru tak boleh dilakukan bila anak punya kelainan darah (misalnya darah sulit membeku), punya risiko pembiusan yang tinggi atau karena adanya penyakit yang berat, anak kurang darah (anemia), dan bila infeksinya sedang akut.
Risiko operasi amandel
Risiko operasi amandel termasuk karena proses pembiusannya (misalnya anak alergi zat bius) ataupun karena prosedur operasinya. Risiko perdarahan pada luka operasi merupakan risiko paling sering terjadi yaitu sekitar 4%, dan diperkirakan 1 di antara 40.000 pasien mengalami kasus yang berat. Saat ini sudah ada prosedur aman yang bisa meminimalkan risiko tersebut.
Selain risiko operasi, perlu pula dipertimbangkan komplikasi setelah operasi, di antaranya rasa nyeri, kurang cairan dan berat badan menurun (sering terjadi pada anak karena nyeri dan tak mau makan), perubahan suara, dan sebagainya. Sebaiknya tanyakan lebih jelas pada dokter yang akan mengoperasi.
Operasi amandel atau tidak ya?
Dr. Amelia Drake, seorang ahli THT anak dari University of North Carolina School of medicine mengatakan operasi amandel memang bermanfaat –tetapi sedikit-dalammengurangi episode sakit tenggorokan, angka absen sekolah, dan infeksi saluran napas atas. Orang tua banyak yang menyatakan puas dan anak pun menjadi lebih sehat setelah operasi.Penelitian lain menunjukkan operasi amandel ada manfaatnya pada anak yang sering radang tenggorokan. Namun, perlu dipikirkan apakah anak memang masuk kriteria “sering” atau tidak. Sebab amandel pun bukan tak ada gunanya.
Referensi:
- Burton M. Tonsillectomy: In or out of fashion. Archives of Disease in Childhood 2003;88:95-96
- Paradise JL, Bluestone CD, Colborn K, Bernard BS, Rockette HE, Kurs-Lasky M. Tonsillectomy and adenotonsillectomy for recurrent throat infection in moderately affected children. Pediatrics 2002;110-7-15
- Drake A, Carr MM. Tonsillectomy. Available at emedicine.com. Juni 2005