[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]H[/dropcap]ubungan asupan garam dan tekanan darah tinggi telah lama diteliti. Namun bagaimana dengan orang yang sehat, benarkah penurunan garam membantu meningkatkan kesehatan? Berikut dikupas mitos fakta seputar garam.
Mengurangi garam menurunkan hipertensi
Fakta. Pengurangan konsumsi garam, menurut penelitian, bukanlah yang utama dalam menurunkan tekanan darah. Perannya hanyalah sedikit kecuali pada mereka yang berusia lebih dari 50 tahun.
Kebanyakan kita mengonsumsi garam secara berlebihan
Fakta. Rata-rata orang yang bekerja dan bepergian membutuhkan minimum 2-3 gram garam perhari. Namun sebuah laporan di Inggris menyebutkan sekitar 26 juta orang dewasa mengonsumsi asupan garam lebih dari 6 gram perhari. Asupan garam yang berlebih ini juga terjadi pada anak-anak. Bayi lebih dari usia enam bulan sebaiknya mengonsumsi kurang dari 1 gram garam perhari. Sedangkan usia 1-3 tahun sebanyak 2 gram, 4-6 tahun 3 gram, dan untuk 7-10 tahun 5 gram perhari.
Sebaliknya, kekurangan garam dalam diet juga bisa mempengaruhi sistem dalam tubuh sehingga dianjurkan mengonsumsi garam sesuai dengan rekomendasi.
Orang sehat perlu mengurangi konsumsi garam untuk mencegah hipertensi
Mitos. American Medical Association menyatakan bahwa pengurangan garam pada orang yang sehat tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap tekanan darah yang normal. Sebaiknya konsumsi garam sesuai kebutuhan, tidak berlebihan juga tak perlu dikurangi. Sekitar 10-25% orang normal tampaknya memang sensitif terhadap asupan garam, terutama mereka yang memiliki faktor keturunan tekanan darah tinggi. Dengan demikian, beberapa ahli tetap menganjurkan untuk mengurangi asupan garam hingga batas normal. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa kebanyakan orang mengonsumsi garam berlebihan.
Natrium dan garam adalah sama
Mitos. Secara kimia, garam adalah NaCl, dan setiap 1 gram garam mengandung 0,4 natrium (sodium). Dalam tubuh, natrium akan menahan air yang membuat tubuh kelebihan air. Pada orang tertentu, kelebihan cairan ini akan membuat tubuh bengkak. Sehingga pada mereka dengan penyakit tertentu seperti kelainan ginjal atau jantung, garam juga menjadi salah satu makanan yang harus dibatasi.
Jumlah natrium dalam tiap makanan dapat dihitung karena biasanya tertera dalam kemasan. Tubuh kita tetap membutuhkan natrium dalam jumlah tertentu salah satunya untuk mengatur kerja sel dan menjaga jumlah cairan.
Garam bukanlah satu-satunya sumber natrium
Fakta. Natrium banyak ditemukan sebagai zat tambahan, termasuk dalam bentuk natrium nitrit, natrium bikarbonat, dan monosodium glutamate. Bacalah lebih teliti daftar gizi makanan yang Anda konsumsi, siapa tahu terdapat natrium “tersembunyi” di dalamnya.
Sumber natrium terbanyak adalah garam meja
Mitos. Sebenarnya 80% garam bersumber dari makanan yang telah diproses terutama makanan kemasan yang bercita rasa gurih. Salah satu alasannya adalah, garam merupakan salah satu penyedap rasa yang paling murah dan dapat menahan kandungan air dalam makanan yang membuat produk tersebut awet.
Meski banyak sekali makanan yang mengandung garam, tetapi mengonsumi garam dalam jumlah yang direkomendasikan, 6 gram sehari, bukanlah hal yang tak mungkin. Mulailah menghitung kandungan natrium dalam tiap kemasan makanan yang dibeli. Makanan yang mengandung lebih dari 0,5 natrium dianggap banyak, sebaliknya yang mengandung 0,1 gram natrium dianggap sedikit. Beberapa makanan yang kaya akan garam adalah saus, camilan gurih, makanan siap saji, dan makanan berpengawet.
Sumber:
1. Hollenberg N.K. The influence of Dietary Sodium on Blood Pressure, J Am Coll Nutr., 2006; 25; 240S.
2. Dr. Martina Heer, EuSalt Press Release: How the body manages salt.
3. Jürgens G, Graudal NA Effects of low Sodium Diet versus High Sodium Diet on Blood Pressure, Renin, Aldosterone, Catecholamines, Cholesterols, and Triglyceride (Cochrane Review). In: the Cochrane Library, Issue 1, 2004.