[quote type=”center”]Mempersiapkan pernikahan identik dengan gedung, busana, catering, dan sebagainya. Namun terbersitkah dalam benak Anda untuk melakukan premarital check up ? Jika belum, ayo segera jadwalkan.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]agi Anda dan pasangan yang memang belum berencana atau bahkan tidak berencana sama sekali untuk melakukan premarital check up, mungkin ada baiknya untuk memahami apa manfaat dari premarital check up.
Mengapa penting?
- Pemeriksaan dan konseling kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan).
- Memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.
- Pemeriksaan dan konseling bermanfaat untuk mengetahui apakah calon pengantin benar-benar sudah siap menikah atau belum.
- Jika ternyata ditemukan masalah, sesegera mungkin bisa dicari pemecahannya. Konseling ini sekaligus juga untuk menyiapkan kehamilan yang benar-benar dikehendaki.
Mendeteksi penyakit
Konseling dan pemeriksaan pranikah penting untuk mendeteksi adanya beberapa penyakit.
Penyakit genetik/keturunan, misalnya: thallasemia, buta warna, hemofilia dan lain-lain. Dari sini calon pasangan akan punya pemahaman bahwa bila orangtua atau garis keturunannya mengidap penyakit genetik, maka anak yang akan lahir nantipun berisiko mengidap penyakit yang sama.
Penyakit tertentu yang diturunkan, tetapi tidak jelas, misalnya: kecenderungan diabetes melitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung, dan sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut dapat mengakibatkan gangguan selama kehamilan dan meningkatkan risiko baik bagi janin maupun ibu.
Penyakit-penyakit yang baru diderita, misalnya: infeksi TORCH (pada wanita), penyakit menular seksual (PMS) termasuk hepatitis B, dan HIV/AIDS. Pada kelompok berisiko tinggi terkena PMS, pemeriksaan dan konseling pranikah sangat penting, sehingga bila calon pengantin menderita penyakit tersebut bisa dilakukan pencegahan atau pengobatan sebelum si calon ibu hamil.
Diharapkan dapat mengubah perilaku bila si calon ayah atau calon ibu jika selama ini memiliki kebiasaan yang tidak baik, misalnya merokok, minum alkohol, atau memakai narkoba. Perlu pemahaman baik oleh calon ayah maupun calon ibu bahwa asap rokok berbahaya bagi calon ibu maupun janin.
Kapan waktu yang tepat ?
Idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Namun, ukuran ideal itu juga bersifat fleksibel, tidak ada kepastian yang diharuskan. Artinya, tes kesehatan pranikah dapat dilakukan kapan pun selama pernikahan belum berlangsung dan akan lebih baik bila Anda berdua merasa sudah siap.
Pascapemeriksaan akan dilakukan konseling, agar jika ditemui ada masalah, dapat segera dilakukan konseling sehingga diharapkan pasangan memiliki kesiapan mental sejak awal, dan itu sangat penting. Pengobatan juga bisa dilanjutkan setelah menikah, dan berbagai usaha pencegahan dapat dilakukan bersama.
Prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah ini, umumnya dilakukan dengan mendatangi dokter umum, dokter spesialis kandungan, ataupun dokter di laboratorium. Serangkaian tes laboratorium dan radiologi akan dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan wawancara singkat.
Sebelum dilakukan pengambilan darah, pasangan pranikah diwajibkan berpuasa selama 10-12 jam. Selama berpuasa hanya diperbolehkan minum air putih dan tidak boleh merokok. Usahakan tidur/istirahat cukup sebelumnya. Bagi yang wanita, sebaiknya pemeriksaan tidak dilakukan pada saat menstruasi, tunggu 3-5 hari sesudahnya.