Masa remaja dianggap sebagai periode paling sehat dalam hidup, namun mereka tetap perlu melakukan deteksi dini kesehatan.
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Klasifikasi remaja menurut World Health Organization (WHO) ada direntang usia 10-19 tahun, sementara Kementerian Kesehatan RI menyebutkan remaja dalam usia 10-18 tahun.
Masalah kesehatan remaja
Pada masa remaja terjadi periode transisi yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional juga sosial. Sejalan perkembangannya, remaja juga mengalami masa kritis karena banyak menghadapi masalah dan kerap bersinggungan dengan perilaku berisiko. Keseluruhan masalah ini pada akhirnya menimbulkan konflik yang berpengaruh pada kesehatannya.
Masalah kesehatan yang umum dihadapi remaja bisa berupa penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular yang biasa menyerang remaja adalah tuberkulosis (TB) dan HIV. Sementara penyakit tidak menular bisa meliputi diabetes, epilepsi, penyakit jantung, masalah kesehatan jiwa, dan penyakit akibat kecelakaan.
Mengapa remaja berisiko?
Mengantisipasi adanya berbagai kemungkinan buruk pada kesehatan, deteksi hendaknya dilakukan oleh remaja. Remaja bisa berkunjung ke dokter anak ataupun datang ke rumah sakit terdekat untuk melakukan deteksi kesehatan. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) akan memberikan kuesioner, pemeriksaan fisik dan bahkan pemeriksaan laboratorium bila ditemukan gejala yang tidak biasa pada remaja. Pengecekan kesehatan setidaknya dilakukan 6 bulan atau setahun sekali oleh remaja.
Berbagai permasalahan yang muncul dalam kesehatan remaja lebih banyak diakibatkan oleh perilaku berisiko seperti merokok, konsumsi alkohol, diet yang tidak sehat, obesitas, perilaku seks pranikah, penyalahgunaan zat/obat terlarang, dan kebiasaan buruk dalam berlalu lintas.
Peran orangtua
Bahwa menjaga kesehatan itu penting tentu sudah banyak remaja tahu, namun bukan berarti menumbuhkan kesadaran bagi remaja untuk melakukan deteksi kesehatan di rumah sakit terdekat. Kebanyakan dari mereka hanya bersedia datang ke dokter atau rumah sakit apabila benar-benar sakit. Dalam hal ini peran orangtua diperlukan untuk menggandeng remajanya dengan cara berikut:
- Menjaga kedekatan yang berkualitas sejak dini, agar anak mau bersifat terbuka kepada orang tua.
- Memberi kebebasan remaja untuk menentukan layanan kesehatan yang sesuai dengan pilihannya.
- Memberi privasi untuk masalah tertentu, namun tetap memantaunya dari jauh.
- Tetap terhubung dengan lingkungan sosial tempat remaja beraktivitas (sekolah, kursus dan kegiatan ekstrakurikuler).
Setelah mengetahui berbagi risiko dari perilaku remaja, sudahkan Anda mengingatkan anak remaja Anda untuk melakukan deteksi kesehatannya secara dini.