Dear Dr. Damar,
Dok, saya saat ini tengah hamil 3 minggu. Kakak perempuan saya pernah mengalami preeklampsia, dan terpaksa kehilangan bayinya. Mohon dijelaskan Dok, apa itu preeklampsia dan bagaimana mencegahnya? Terima kasih.
Viany – Jakarta Selatan
=======================================================================================
Preeklampsia terutama disebabkan oleh perkembangan plasenta yang terganggu. Pembuluh darah plasenta mengalami kelainan yang memengaruhi pembuluh darah tubuh ibu hingga muncul sebagai tekanan darah tinggi, kelainan trombosit, hingga gangguan berbagai organ. Berbagai teori seperti radikal bebas, genetik, kelainan imunitas, dan sebagainya mencoba menerangkan mengapa hal ini bisa terjadi. Karena plasenta tidak berfungsi baik, janin pun menjadi “kekurangan makanan” sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Selama tidak berbahaya untuk kesehatan ibu, janin akan tetap dipertahankan hingga lahir pada waktunya. Tetapi jika sudah terdapat ancaman, pengakhiran kehamilan adalah terapi yang paling tepat. Dengan keluarnya plasenta sebagai “sumber masalah,” preeklampsia akan sembuh dengan sendirinya, biasanya sebelum 6 minggu setelah persalinan.
Obat anti hipertensi dapat membantu menurunkan tekanan darah dan diharapkan ikut membuka pembuluh darah di berbagai organ hingga mencegah kerusakan. Obat ini juga mencegah tekanan darah terlalu tinggi yang berbahaya tak hanya untuk ibu juga untuk janin. Obat-obatan lain adalah pencegah atau pengobatan untuk kejang. Adanya kejang merupakan indikasi mutlak dihentikannya kehamilan.
Saran saya lakukan kontrol kehamilan secara teratur untuk memantau tekanan darah. Uji laboratorium seperti urinalisis (pemeriksaan air seni) biasanya dilakukan sebagai uji tapis. Uji fibronektin bisa memprediksi preeklampsia tetapi jarang dilakukan karena hanya ada di beberapa senter. Alfa fetoprotein juga berhubungan dengan risiko preeklampsia dan pasien dengan nilai melebihi normal perlu dipantau lebih ketat. Penggunaan ultrasonografi Doppler arteri plasenta saat trimester pertama mungkin bisa memprediksi risiko preeklampsia namun pada kebanyakan kasus, preeklampsia sulit diduga sebelumnya.