Tambalan amalgam mengandung merkuri? Wah, banyak orang jaman sekarang ini takut karena mempunyai tambalan amalgam di gigi yang konon mengandung merkuri.
Apa itu merkuri?
Merkuri adalah satu-satunya jenis logam yang berbentuk cair. Merkuri bersifat toksik sehingga berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh manusia. Keracunan dapat terjadi apabila merkuri terhirup, termakan, disuntikkan, atau terserap lewat permukaan kulit. Keracunan merkuri dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf, pencernaan, dan ginjal. Pada wanita hamil, merkuri dapat melewati plasenta dan mencapai janin, dimana janin lebih mudah terkena efek samping merkuri daripada orang dewasa.
Yang sekarang ini seringkali diperdebatkan adalah efek samping dari keracunan merkuri dalam jangka panjang yang akumulutaif, di antaranya yang menjadi bahan perdebatan adalah tambalan amalgam pada gigi, konsumsi ikan tertentu pada anak-anak dan wanita hamil, serta merkuri dalam bentuk thimerosal yang dipakai sebagai bahan pengawet vaksin.
Tambalan amalgam
Tambalan amalgam telah dipakai selama lebih dari 150 tahun. Tambalan amalgam terbuat dari percampuran merkuri cair (43-54%) dan beberapa bubuk logam (46-57%) yang terdiri dari perak, timah, tembaga, seng dan sedikit logam lainnya.
Tambalan amalgam mempunyai berbagai keuntungan, di antaranya:
1 Kuat
2 Tahan lama
3 Tidak terlalu mahal
4 Pengerjaannya relatif mudah
Apakah tambalan amalgam aman?
Selama bertahun-tahun dan setelah dipakai sebagai bahan tambal pada berjuta-juta manusia, efek samping dari amalgam tidak ditemukan kecuali bahwa sebagian kecil (1-3%) orang menderita alergi terhadap tambalan ini. Namun yang sekarang menjadi perhatian adalah bahwa walaupun tambalan amalgam merupakan hasil akhir percampuran yang stabil, sejumlah sangat kecil uap merkuri dilepaskan dari tambalan amalgam pada saat:
1 Peletakan tambalan di gigi
2 Pemolesan tambalan
3 Pengunyahan makanan
4 Pembongkaran tambalan dari gigi
Penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah uap merkuri yang dilepaskan ini berjumlah sangat kecil dan jauh di bawah batas aman yang telah ditentukan oleh berbagai organisasi kesehatan di dunia.
Walaupun demikian, kontroversi mengenai tambalan amalgam tetap berlanjut. Berbagai jenis penyakit telah dihubung-hubungkan dengan tambalan amalgam, di antaranya adalah: penyakit Alzheimer, migren, multiple sclerosis, atau autisme dan gangguan neurologik pada anak dari ibu dengan jumlah tambalan amalgam yang banyak. Namun pada waktu para penderita ini diperiksa, tingkat merkurinya tidaklah lebih tinggi daripada orang normal.
Rekomendasi tentang penggunaan amalgam
Asosiasi kesehatan di Inggris, Australia dan Selandia Baru menyarankan untuk tidak melakukan tambalan baru ataupun membongkar tambalan amalgam lama pada wanita hamil dan menyusui, serta mempertimbangkan tambalan jenis lain untuk anak-anak.
Beberapa rekomendasi lain dari organsisasi-organisasi ini di antaranya:
1 Apabila sudah ada tambalan amalgam tetapi masih dalam keadaan baik, sebaiknya tidak diganti dengan tambalan lainnya hanya karena rasa cemas berlebihan bahwa akan timbul penyakit. Membongkar tambalan amalgam yang baik akan mengakibatkan makin berkurangnya struktur gigi yang tersisa.
2 Apabila tambalan amalgam memang perlu dibongkar, perlu dilakukan dengan alat-alat lengkap supaya uap yang dilepaskan dan tambalan yang dibongkar tidak tertelan maupun terhirup.
Alternatif bahan tambal untuk anak
Sebagai alternatif penggunaan amalgam sebagai bahan tambal, sekarang telah tersedia beberapa jenis bahan tambal yang sewarna dengan gigi. Dengan kemajuan teknologi, bahan-bahan ini mempunyai kekuatan yang cukup baik. Beberapa tambalan juga mengandung ion fluor sehingga meningkatkan ketahanan gigi
Namun demikian ada kerugian dari bahan tambal ini, di antaranya:
1 Belum ada yang kekuatannya menyamai tambalan amalgam (lebih mudah aus dan pecah). Oleh karena itu, mungkin perlu diganti seiring waktu.
2 Harganya lebih mahal.
3 Mengerjakannya lebih lama dan sulit daripada tambalan amalgam, perlu gigi dalam keadaan kering. Ini seringkali sulit tercapai pada anak kecil.
4 Tidak dapat digunakan untuk semua kasus, terutama pada gigi belakang dengan lubang yang cukup besar.
Untuk gigi-gigi belakang dengan lubang besar pada anak-anak tersedia metal crown (stainless steel crown) yang sangat efektif dan bertahan lama. Namun, crown ini berwarna perak, harganya cukup mahal, dan pengerjaannya pun cukup sulit dan memerlukan waktu.
Kesimpulan
Yang penting untuk anak-anak adalah dengan mencegah terjadinya gigi berlubang, sehingga giginya tidak ada yang perlu ditambal. Kalau sampai Anda mencurigai gigi anak berlubang, segera bawa ke dokter gigi dan jangan ditunda sampai lubangnya demikian besar! Dengan demikian, pilihan bahan tambal yang dapat digunakan pun lebih bervariasi.
Drg. Wina E. Darwis, MDSc
Referensi:
Berglund A. Molin M. Mercury vapor release from dental amalgam in patients with symptoms allegedly caused by amalgam fillings. Eur J Oral Sci 104:56-63, 1996.
Khordi-Mood M, Sarraf-Shirazi AR, Balali-Mood M. Urinary mercury excretion following amalgam filling in children. J Toxicol Clin Toxicol 29:701-5, 2001.
Mackert JR Jr, Berglund A. Mercury exposure from dental amalgam fillings: absorbed dose and the potential for adverse health effects. Crit Rev Oral Biol Med 8:410-36, 1997.
Mutter J, Naumann J, Schneider R, Walach H, Haley B. Mercury and autism: accelerating evidence? Neuro Endocrinol Lett. 26:439-46, 2005.
Osborne JW, Summitt JB, Roberts HW. The use of dental amalgam in pediatric dentistry: review of the literature. Pediatr Dent 24:439-47, 2002.