Usus manusia sebenarnya banyak berisi bakteri. Kalau begitu manusia
gampang sakit dong? Untungnya hal itu tidak benar. Di dalam usus selalu
ada keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat. Bila yang baik
lebih banyak, tentunya bakteri di dalam usus tidak menyebabkan gangguan
kesehatan.
Akhir-akhir ini istilah probiotik dan sinbiotik banyak disebut-sebut.
Secara mudah, probiotik dan sinbiotik adalah bakteri baik yang hidup
dalam usus manusia, yang menjaga usus dari serangan bakteri yang jahat.
Probiotik dan sinbiotik menyebabkan adanya keseimbangan bakteri di
dalam usus manusia.
Apa bedanya dengan antibiotik? Antibiotik adalah lawan kata dari
probiotik. Bila manusia makan antibiotik, seluruh bakteri dalam usus,
tidak peduli yang baik atau yang jahat, akan mati. Akibatnya justru
runyam. Jamur akan hidup merajalela dan muncul penyakit lain.
Asal-usul probiotik dan sinbiotik
Istilah probiotik berarti “for life” dengan definisi: mikroorganisme
hidup yang bermanfaat bagi tubuh dengan cara menyeimbangkan bakteri dan
mikroflora lain di usus. Probiotik adalah bakteri baik yang harus ada
di dalam usus manusia untuk mempertahankan sistem kekebalan yang sehat.
Usus manusia sebenarnya penuh dengan mikroorganisme, jumlahnya
mencapai 400 macam. Mikroorganisme ini terdiri dari virus, jamur,
parasit dan bakteri. Jumlahnya mencapai 100 triliun, lebih banyak dari
jumlah manusia di dunia. Untungnya tidak semua mikroorganisme tersebut
jahat bagi tubuh.
Konsep probiotik berasal dari pemenang Nobel Rusia dan Bapak
Imunologi modern, Elie Metchnikoff, pada awal abad 20. Ia percaya bahwa
bakteri fermentasi yang ada di dalam produk susu untuk dokonsumsi orang
Bulgaria merupakan sumber umur panjang dan kesehatan yang prima. Ia
menyebutkan adanya “Bulgarian bacillus” dalam yogurt yang akhirnya
dikenal dengan Lactobacillus bulgaricus yang digunakan untuk pembuatan
yogurt.
Tahun 1930, Shirota menemukan Lactobacillus casei yang terkenal dengan nama strain Yakult.
Istilah probiotik digunakan pertama kalinya oleh Lilly dan Stillwell tahun 1965 sebagai lawan kata antibiotik.
Sejak 1970, istilah probiotik digunakan sebagaimana yang kita kenal sekarang.
Penggunaan mikroorganisme dalam diit
Sejak
jaman dahulu, orang sebenarnya sudah menggunakan mikroorganisme dalam
makanan. Mungkin hal ini merupakan cara tertua untuk membuat produk dan
menyebabkan produk tahan lama. Mungkin kita masih ingat susu asam, dan
produk lain seperti kefir, koumiss, leben, dan dahi, yang sering
digunakan sebagai obat sebelum kita mengenal adanya bakteri. Produk itu
disebut-sebut dalam Bible dan kitab suci Hindu. Infeksi bakteri bisa
diatasi dengan antibiotik, tetapi bakteri juga pintar. Mereka merubah
diri atau bermutasi agar antibiotik tidak dapat membunuhnya lagi.
Inilah sejarahnya:
- * 2000 BCE – Makan akar ini
* 1000 CE – Akar membuat sehat … kata para pendeta
* 1850 – Minumlah cairan ini agar sehat
* 1920 – Cairan itu ternyata minyak ular. Telan pil ini saja
* 1945 – Pil itu tidak efektif. Makanlah penisilin
* 1955 – Wah… bakteri berubah sifat. Makan tetrasiklin, jangan penisilin lagi
* 1960-1999 – 39 kali wah… Bakteri berubah sifat terus. Makanlah antibiotik yang lebih kuat
* 2000 – Akhirnya bakteri yang menang. Makan akar ini
* 2001 – Akar tidak cukup. Makanlah probiotik
Saat ini, 20.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang
disebabkan bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik. “Probiotik
akan menjadi obat di abad 21, seperti antibiotik di abad 20” (Dr.
Michael L. McCann).