[pullquote]Banyak tidaknya ASI yang diproduksi tergantung pada berbagai hal. Sementara tubuh mempersiapkan pembentukan ASI, apa yang bisa kita lakukan ?[/pullquote]
Sukses tidaknya seorang ibu memberikan ASI tergantung banyak hal. Yang pasti dan paling utama adalah niat dan keinginan untuk memberi nutrisi terbaik bagi bayinya. Yang lainnya adalah pengetahuan tentang manajemen ASI yang baik. Bahkan para ahli menyatakan bahwa pemahaman akan pentingnya ASI sebaiknya diketahui sedini mungkin, bahkan sejak usia remaja.
Bagi ibu hamil penting mengetahui proses yang tengah terjadi dalam dirinya. Bagaimana kelenjar susu terbentuk seiring semakin bertambahnya usia kehamilan, dan segala kemungkinan yang terjadi ketika kelak menyusui bayinya.
Persiapan tubuh untuk produksi ASI
Sejak sel telur bertemu dengan sperma dan terbentuk zigot dan tertanam dalam rahim, telah terjadi perubahan hormon yang pada intinya menunjang pertumbuhan si kecil. Munculnya hormon kehamilan akan menunjang pertumbuhan plasenta dan janin dalam kandungan.
Perubahan keseimbangan hormon progesteron dan estrogen juga ikut membantu mengaktifkan kelenjar-kelenjar payudara hingga dapat memproduksi ASI, namun ASI belum akan keluar karena belum aktifnya hormon prolaktin dan oksitosin. Ibu akan merasakan payudara yang makin membesar, akan teraba kelenjar-kelenjar payudara yang makin aktif, dan kelenjar tersebut akan mulai terisi ASI pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
Seiring makin besarnya kehamilan, hormon oksitosin dan prolaktin makin meningkat, kadang-kadang terdapat cairan yang keluar dari puting bila ibu menekannya. Puting makin menonjol seiring dengan aerola (bagian hitam sekitar puting) yang makin nampak nyata. Saat inilah payudara ibu siap untuk memproduksi ASI demi menyambut kelahiran si kecil.
Perubahan besar-besaran terjadi lagi saat persalinan. Saat itu hormon progesteron dan estrogen tiba-tiba menjadi “normal” karena keluarnya bayi dan plasenta, sebaliknya oksitosin meningkat pesat menyebabkan kontraksi rahim dan kontraksi otot-otot sekitar kelenjar payudara yang akan menyebabkan ASI dapat keluar dengan mudah. Di bantu oleh isapan bayi, ASI menjadi nutrisi paling mudah dikonsumsi si kecil.
Persiapan Ibu menyusui
Tanpa persiapan khusus, sebenarnya setiap ibu bisa menyusui, namun tentu saja kita perlu menghindari berbagai kendala “teknis” yang biasanya disebabkan oleh kurang pengalamannya ibu atau persiapan psikologis yang menghadang.
- Jika ini adalah pengalaman pertama menyusui, bertanya pada mereka yang telah pengalaman akan sangat membantu
- Beberapa rumah sakit menyediakan layanan persiapan laktasi. Ibu akan diajari bagaimana merawat payudara, mempersiapkan bayi dan ibu, dan sebagainya yang merupakan bagian dari manajemen laktasi
Berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi ibu yang pertama menyusui. Upayakan Anda mengantisipasinya sejak kehamilan.
1. Mulut bayi sulit menempel pada puting :
Perhatikan cara ibu memegang bayi, apakah lehernya tertekuk, posisinya tidak nyaman, apakah seluruh areola telah masuk ke dalam mulut bayi. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan mulut bayi tidak menempel dengan baik. Latihan memegang si kecil dan mengikuti kelas-kelas menyusui saat kehamilan sangat membantu mengatasi kendala ini.
2. Puting terlalu kecil atau terbelah
Beberapa ibu muda mungkin mengeluh putingnya terlalu kecil atau terbelah sehingga bayi sulit untuk menyusu. Tetapi sebagian besar bayi akan bisa menyesuaikan dengan ini. Asal aerola sekitar puting tertutup dengan mulut bayi, biasanya proses menyusui dapat berjalan lancar. Mulai saat kehamilan, mulai rajin membersihkan pori-pori di area puting dan mengantisipasi kondisi ini hingga Anda tidak panik saat si kecil mulai belajar menyusu. Melemaskan area aerola dan puting dengan pijat payudara mungkin membantu. Konsultasikan hal ini dengan konselor laktasi Anda.
3. ASI tidak langsung keluar
Seringkali ibu panik ketika bayi menyusu pertama kali tak keluar setetespun ASI dari payudara atau ASI tampaknya sangat sedikit. Bila hal ini terjadi, bangun kepercayaan diri bahwa setiap ibu bisa menyusui, hanya sedikit saja yang tidak bisa. Isapan mulut bayi juga menjadi perangsang paling baik untuk keluarnya ASI. Di sisi lain, bayi baru lahir hanya membutuhkan sedikit sekali ASI sesuai dengan berat badannnya. Jadi, jarang sekali bayi baru lahir kekurangan ASI. Sering memberi ASI dan optimis merupakan kunci keberhasilan menyusui.
4. Lecet puting
Lecet puting juga sering dikeluhkan ibu yang menyusui. Hal ini bisa disebabkan banyak hal misalnya, kulit area areola yang kering, mulut bayi salah menempel pada areola dan puting, atau adanya infeksi terutama infeksi jamur yang muncul karena kondisi lembab, misalnya akibat asi yang terus mengucur padahal bayi sedang tidak menyusu. Menjaga kulit area puting dan areola merupakan hal penting, usahakan jangan kering dan jangan terlalu lembab. Oleskan sedikit ASI sebelum bayi menyusu mungkin bisa membantu menjaga kelembaban area tersebut. Keringkan payudara setelah selesai menyusui dan pompa ASI bila berlebihan.