[quote type=”center”]Mie lagi..mie lagi..Duh si kecil hanya suka makanan yang itu-itu lagi. Bagaimana jika kebutuhan gizinya tak terpenuhi?[/quote]
Wulan gelisah, Zidan buah hatinya yang baru berusia 15 bulan susah makan. Kalaupun makan, maunya yang itu-itu saja. Telur dadar dan mie goring merupakan makanan kesukaan putranya. Tentu saja ibu muda ini kuatir kecukupan gizi si kecil tak terpenuhi. Ternyata Wulan tak sendiri…
Sebuah penelitian yang dilakukan pada perilaku anak menemukan bahwa lebih dari 50% dari orang tua melaporkan anak-anak mereka memiliki kecenderungan memiliki masalah makan. Semua anak yang menunjukkan masalah makan memiliki karakter yang berbeda, dan pemahaman dasar ini harus disadari oleh orang tua dalam mencari solusi. Tujuh faktor yang menyebabkan anak bermasalah makan antara lain: mispersepsi orang tua, hiperaktif, selektivitas tinggi, kolik, penyakit organik, apatis dan neofobia makanan.
Dengan mengetahui penyebab di atas, selanjutnya orangtua dapat mencari solusi tepat untuk menghadapi permasalahan ini, yang diharapkan dapat membantu memperbaiki pola makan anak sehingga kecukupan nutrisi di masa pertumbuhan terpenuhi dengan baik. Di masa pertumbuhannya, anak membutuhkan nutrisi lengkap (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) untuk mendukung tumbuh kembangnya. Kecukupan nutrisi tersebut dapat diperoleh dari variasi makanan yang dikonsumsi.
Ketika anak-anak tidak makan dengan naik, mereka tidak akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dan dapat berdampak pada tumbuh kembangnya.
Sebuah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa secara prosentase, berat badan anak picky eater dibanding umurnya berada pada garis kurang dibanding anak yang tidak bermasalah dengan makan. Secara kognitif, nilai tingkat perkembangan mental pada anak yang sulit makan lebih rendah daripada anak yang makan secara normal. Gejala lain yang dapat terlihat antara lain adalah pada anak usia sekolah tampak sulit berkonsentrasi pada saat belajar dan memiliki gangguan pada keseimbangan dan kekebalan tubuh.
Memastikan kecukupan nutrisi anak merupakan cara agar anak bisa tumbuh optimal. Oleh karenanya, penting dilakukan konseling nutrisi serta suplementasi pada anak bermasalah makan yang membutuhkannya untuk memaksimalkan kecukupan nutrisinya.
Bayangkan, Anda sudah menyiapkan makanan buat buah hati Anda, tapi mereka menolaknya. Sepuluh tip berikut mungkin layak Anda pertimbangkan:
- Piranti makan yang menarik. Sajikan aneka jenis potongan kecil buah, makanan camilan, kue, dan lain-lain dan tata dengan menarik di atas piring bergambar yang menarik.
- Mari mencelup. Inilah salah satu cara favorit anak-anak. Coba beri anak biscuit, dan biarkan mereka mencelupkannya ke dalam susu sebelum memakannya. Anda bias memvariasikan celupannya, misalnya dengan sirup stroberi atau madu.
- Mari mengoles. Oleskan sesuatu lebih dulu di atas permukaan makanan. Misalnya, ajari dia mengoleskan mentega, selai coklat, kacang atau selai buah di atas selembar roti, biskuit atau kreker.
- Menyedot. Ajaklah balita membuat aneka smoothies, jus buah campur susu atau cream, sajikan dengan sedotan aneka warna. Bunyi sruput sedotan menimbulkan sensasi yang membuat buah hati Anda bersemangat.
- Kecil itu indah. Potong aneka makanan dalam berbagai bentuk menarik dan berukuran mini. Misalnya, sandwich mini dengan bentuk segi tiga dan segi empat, kemudian diberi hiasan irisan keju atau wortel.
- Hiasan menarik. Setiap balita, yang paling tidak doyan makanpun, pasti tergiur mencicipi ketika melihat makanan yang dihias menarik.
- Mari makan bersama. Ciptakan makan bersama, dengan teman atau saudara. Biasanya, cara ini akan mengubah sikap suka pilih-pilih makanan.
- Lambung si kecil masih kecil, berikan dia porsi makan yang kecil, namun sering.
- Ayo memasak. Libatkan si kecil saat Anda menyiapkan makanannya (mulai dari proses belanja, persiapan, hingga penyajian). Dia akan lebih berselera mencicipi hasil karyanya sendiri.
- Bunda, kreatif lah. Ubah menu secara berkala, hindari masak yang itu-itu lagi. Coba susun menu mingguan si kecil.