Ada beberapa pasangan yang telah memiliki anak namun menemui kesulitan untuk hamil kembali. Atau, seorang pria atau wanita yang telah memiliki anak ternyata menemui kesulitan mendapatkan anak setelah menikah dengan pria atau wanita yang lain. Mengapa demikian?
Paling tidak terdapat sekitar 20% pasangan menemui kesulitan untuk hamil kembali setelah melahirkan anak. Kejadian ini sering membuat bingung pasangan-pasangan tersebut. Karena, mereka merasa bahwa sebelumnya mereka dapat hamil dengan mudah, sehingga untuk kehamilan selanjutnya seharusnya tidak akan menemui masalah.
Kesulitan untuk dapat hamil kembali setelah melakukan hubungan badan tanpa perlindungan (kontrasepsi) pada waktu yang tepat (masa subur) setelah pasangan tersebut atau salah satunya pernah mempunyai anak disebut sebagai infertilitas (ketidak suburan) sekunder. Ini berbeda dengan pasangan yang sama sekali belum pernah memiliki anak hidup meski telah melakukan upaya yang sama. Yang terakhir ini disebut sebagai infertilitas primer.
Usia, Paling Sering
Kehamilan akan terjadi apabila pria mampu menghasilkan sperma yang sehat, dan mampu mengirimkannya ke dalam saluran kelamin wanita. Wanita sendirijuga harus mampu menghasilkan sel telur yang sehat serta menetaskannya dari indung telur (ovulasi). Sehingga, sel telur dapat bertemu dengan sperma di dalam saluran indung telur yang akan mengakibatkan terjadinya pembuahan (fertilisasi).Hasil pembuahan tersebut akan dialirkan dari saluran indung telur ke dalam rongga rahim, lalu tertanam di dalam dinding rahim,yangselanjutnya tumbuh sebagai janin.
Seorang wanita dilahirkan bersamaan dengan seluruh sel-sel telur (oosit) yang akan mereka miliki sepanjang hidupnya. Selanjutnya mulai dari masa pubertas, indung telur akan melepaskan satubuah sel telur setiap bulannya, yang apabila tidak dibuahi akan dikeluarkan bersama dengan darah haid. Proses ini akan terus berlangsung hingga akhirnya sel telur habis. Itu sebabnya seorang wanita tidak akan mendapat haid lagipada usia tertentuyang disebut sebagai masa menopause.
Puncak masa subur seorang wanita adalah pada kisaran pertengahan usia 20-an hingga pertengahan usia 30-an. Selanjutnya kesuburan seorang wanita akan mulai menurun setelah menginjak usia 35 tahun. Bahkan pada usai 40-ankemungkinan untuk terjadinya kehamilan secara spontan sangat kecil kejadiannya.
Semakin tua usia sel telur berarti sel telur tersebut bisaterpapar olehfaktor-faktor lingkungan yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas sel telur. Padahal, kualitas sel telur yang buruk dapat mempengaruhi kualitas embrio, yang pada akhirnya dapat meningkatkan angka kejadian keguguran (abortus). Seringkali keguguran terjadi spontansebelum si wanita menyadari bahwa dirinya telah hamil.
Faktor usia tidak saja mempengaruhi kualitas sel telur dari seorang wanita, namun juga dapat mempengaruhi kualitas maupun jumlahsperma yang dihasilkan oleh seorang pria. Meski, secara faktual seorang pria akan terus memproduksi sperma sepanjang hidupnya sejak masa pubertas.
Faktor-Faktor Lain
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ke-suburan seorang wanita adalah adanya sumbatan pada saluran indung telur. Sumbatan pada saluran indung telur biasanya disebabkan oleh karena infeksi. Infeksiseringkali terjadi melalui hubungan seks, terutama apabila melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan. Dapat juga merupakan komplikasi dari tindakan medis pada saat persalinan terdahulu.
Penyebab lain adalah gangguan ovulasi, bisanya diakibatkan oleh karena gangguan keseimbangan hormon yang umumnya berwujud sebagai penyakit ovarium polikistik. Belakangan ini penyakit ovarium polikistik sering dikaitkan dengan masalah kegemukan (obesitas) pada seorang wanita. Beberapa wanita meingkat berat badannya setelah melahirkan, sampai melampaui batas indeks massa tubuh yang normal. Selain itu, berat badan yang terlalu kurangpun dapat mengganggu kesuburan
Pada pria, gangguan ia tidak hanya terbatas pada kualitas dan jumlah sperma saja. Adanya sumbatan pada saluran kemaluan juga dapat menganggu kesuburannya. Selain itu kesuburan seorang pria juga dapat dipengaruhi oleh beberapa penyakit kronik seperti kencing manis (diabetes melitus) atau tekanan darah tinggi (hipertensi).
Ada pulafaktor yang dapat mempengaruhi kedua belah pihak. Biasanya adalah gaya hidup yang tidak baik, seperti pola konsumsi makanan yang buruk, merokok, minum-minuman beralkohol atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu kesuburan.
Bisa Menimpa Siapa Saja
Tidak ada jaminanpasangan yang telah mempunyai anak sebelumnya akan mudah hamil kembali seperti kehamilan sebelumnya. Artinya, siapa saja bisa mengalami infertilitas sekunder. Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan infertilitas sekunder punsama seperti layaknya yang mengakibatkan infertilitas primer. Meski faktor usia adalah merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan.
Infertilitas adalah keadaan apabila telah melakukan hubungan secara teratur tanpa perlindungan pada masa subur namun tidak terjadi kehamilan. Bila sudah 6 bulan tidak juga terjadi kehamilan, segeralah minta bantuan dokter spesial-is kebidanan dan kandungan agar dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh.
Pilihan pengobatan biasanya akan disesuaikan dengan gangguan yang ditemukan. Mulai dari terapi obat sampai operasi. Dengan berkembangnya teknologi kedokteran saat ini, maka teknologi reproduksi berbantu seperti teknik bayi tabung sudah dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah seperti sumbatan pada kedua saluran indung telur atau gangguan pada sperma. Terserah pada pasangan untuk memilih yang terbaik bagi mereka.
No Comments
dok bagaimn ini saya mau tanya saya dulu pernah hamil anak pertama tp kenapa untuk anak kedua tdk bisa lagi padahal sdh besar ini anak pertama saya tolong kasi sy solusix apa yg menyebab kan saya begini dok saya mohon
Dear Nurasatidza, seperti kita ketahui sebelumnya infertilitas sekunder bisa terjadi pada kehamilan setelah kehamilan pertama. dan faktor penyebab infertilitas ini bermacam-macam, bisa infeksi, hormonal, dll. Infertilitas sendiri adalah apabila telah melakukan hubungan secara teratur tanpa perlindungan pada masa subur namun tidak terjadi kehamilan. Bila sudah 6 bulan, anda dan pasangan melakukan hubungan, namun tidak juga terjadi kehamilan, mungkin sebaiknya konsultasikan dengan dokter ahli kebidanan dan kandungan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Ajak juga suami untuk berkonsultasi masalah ini. pilihan terapi dan alternatif nya akan disesuaikan dengan gangguan atau masalah yang ditemukan saat pemeriksaan. semoga bermanfaat 🙂