[pullquote]Orangtua berangkat kerja, anak masih tidur. Saat pulang, si kecil pun sudah tidur. Ya, fenomena tersebut banyak dialami beberapa orangtua yang bekerja. Agar tetap ‘dekat’ dengan anak, ikuti saja triknya.[/pullquote]
Pada usia dini, kita sering mengatakan bahwa ibu bekerja untuk mencari uang. Namun pada saat anak mampu berpikir, alasan tersebut sudah tidak memadai lagi. Ia bisa berkata, lebih baik aku tidak punya mainan baru, supaya ibu tetap bisa main dengan aku. Oleh karenanya, agar kelekatan terjalin dengan baik, pemahaman anak mengenai mengapa orangtua bekerja menjadi modal utamanya.
Perlahan, mulai perkenalkan alasan yang lebih besar mengapa orangtua, khususnya ibu, bekerja. Perkenalkan dengan kontribusi pada sesama sebagai alasan bekerja, dan buat anak bangga dengan alasan bekerja ibu/ayahnya. Sehingga suatu saat ia mengingat ia bukan ‘ditinggalkan’ untuk alasan materi semata. Kesempatan yang baik pula untuk mengenalkan kata ‘tanggung jawab’.
Nah jika si kecil lambat laun mau belajar mengerti akan kondisi orangtuanya yang bekerja, yuk ikuti ide-ide ini untuk melekatkan ikatan dengan anak walau harus ditinggal kerja.
- Manfaatkan dengan optimal semua cara untuk terkoneksi dengan anak untuk memastikan pada anak bahwa dia diingat dan dirindukan ketika ortunya bekerja serta sedang berjauhan dengan dirinya.
- Jika Anda biasa menelepon ataupun video call dengan anak itu sudah baik. Namun akan kurang optimal membangun kelekatan jika jadwalnya sesempatnya atau tak menentu jadwalnya.
- Saat sedang berkomunikasi jarak jauh ataupun sedang bersama anak, ia butuh ditanya lebih daripada mengecek tugas sehari-harinya. Tanyakan perasaannya, teman-temannya, permainan apa yang seru, dan hal lainnya. Tanyakan pula interaksinya dengan sang guru atau orang yang berada di sekitarnya. Tunjukkan pula betapa rasa ingin tahu Anda tidak hilang meski pun sibuk dan jauh.
- Buat kejutan-kejutan kecil seperti, menunjukkan benda-benda yang dibelikan untuk si anak, membuat rekaman nyanyian kesukaan anak, dan sebagainya.
- Saat berkomunikasi jarak jauh usahakan komunikasi tetap dua arah. Orangtua juga bisa bercerita tentang apa yang dialami ketika sedang jauh dengan si anak. Temanya bisa apa saja, misalnya: “Tadi ibu ketemu anak seumur kamu di kereta. Ibu langsung inget kamu. Soalnya tasnya juga sama banget seperti yang waktu kita beli di…”
- Meski jamannya sudah smartphone dan bisa online Anda sering traveling, alangkah baiknya mengirimi anak kartu pos. Sisipkan juga tentang perasaan yang terbersit saat mengirimnya. Dengan ini, anak akan merasa diingat dan merasa istimewa karena saat jauh masih selalu ada di benak orangtuanya. Kartu pos yang diterima ketika ayah/ibu sudah pulang, bisa jadi alat perekat kembali. Jangan kecewa ketika anak tidak menunjukkan tanda-tanda ikut bergairah menerima itu.
- Keterhubungan antara manusia adalah perkara emosi, pun demikian antara anak dan orang tua. Karenanya hamburkan kata rindu serta sayang. Saat di kantor misalnya, Anda bisa mengirim voice note, kirim video, agar anak tetap merasa dekat. Bahkan ia bisa mengulangnya ketika Anda tidak bisa menelponnya.
- Buat marka atau kode unik dengan anak saat akan pergi jauh agak lama. Misalnya, “Kalau langit mulai gelap, itu tandanya Bunda lagi doain Adek dari jauh” atau “Saat kita lagi makan siang dan berjauhan, Ayah pasti lagi inget kamu”.
Selalu ada jalan untuk membangun kelekatan dengan anak. Hal yang diperlukan adalah niat yang kuat dan konsisten melakukan pendekatan walau sedang berjauhan. Selamat mencoba!