Untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pada bayi yang mengalami CMV, telah dilakukan penelitian terhadap 14.021 bayi yang lahir di Brussel, antara Juni 1996 sampai Nopember 2006. Pemeriksaan darah terhadap CMV dilakukan terhadap ibu, sedangkan bayi diperiksa CMV dalam urine pada 7 hari pertama kehidupan.
Ditemukan 74 bayi (0,53%) yang mengalami infeksi CMV kongenital. Hanya 4 (5,4%) di antaranya yang menunjukkan gejala. Dua puluh dua persen di antara bayi yang terinfeksi menunjukkan adanya sensory-neural hearing loss. Tiga bayi menunjukkan gangguan pendengaran setelah umur 6 bulan.
Di antara 44 bayi yang dilakukan pemeriksaan berulang, 16% menunjukkan fungsi pendengaran yang berfluktuasi, 11% menunjukkan gangguan pendengaran progresif, dan 18% menunjukkan perbaikan ambang dengar. Gangguan dengar dapat terjadi pada ibu yang mengalami infeksi primer (ibu baru pertama kali mendapat infeksi CMV selama kehamilan),
Bila ibu mengalami infaksi CMV primer, terhadap bayi harus dilakukan pemeriksaan pendengaran periodik pada saat lahir, 6 bulan, 12 bulan, dan setiap 1 tahun kemudian.
Referensi:
Foulon L, et al. Sensory-neural Hearing Loss in Children with Congenital CMV Infections. J. Pediatr 2008, July 153:84
No Comments
Pentingnya baby hearing screening untuk bayi baru lahir untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran pada anak.
Karena gangguan pendengaran pada anak dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti CMV, Rubela, Meningitis, Kelahiran prematur, kadar bilirubin tinggi, ototoxic, ataupun bawaan atau genetik.
Anne Ahzab
Auditory-Verbal Therapist
Kasoem Hearing Center
Jalan Cikini Raya No.18
Jakarta Pusat, 10330