[quote type=”center”]Ada kondisi yang mengharuskan sang ibu bekerja di luar rumah atau sebagai pekerja part timer yang harus meninggalkan buah hatinya dalam beberapa jam. Apakah ibu bekerja dapat memengaruhi tumbuh kembang anak ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]R[/dropcap]iset yang dilakukan oleh National Institute of Child Health and Development USA pada tahun 1991 menemukan hal-hal berikut.
- Anak dengan ibu bekerja ketika anak belum mencapai usia 3 bulan menunjukkan adanya masalah perilaku pada saat usia anak mencapai 4,5 tahun dan di kelas 1 SD.
- Anak-anak dari ibu yang bekerja part time sebelum anak mereka berusia 1 tahun menunjukkan masalah perilaku. Perilaku buruk meningkat saat anak berusia 3 tahun dan atau berada di kelas 1 SD.
- Anak-anak dari ibu bekerja saat anak berusia 1 tahun, memiliki kemampuan kognitif/berpikir yang lebih rendah dibandingkan anak yang memiliki Ibu tidak bekerja.
- Ibu yang bekerja full time memiliki resiko yang tinggi mengalami gangguan depresi, sehingga akan berdampak pada pengasuhan.
Meanwhile…
Sementara itu, dikutip dari situs HealtyChildren.org tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Atau dengan kata lain, ibu bekerja tidak membahayakan anak, karena hal itu sangat tergantung pada kualitas hubungan keluarga itu sendiri, bagaimana mereka menyikapi situasi Ibu bekerja, dan dinamika yang terjadi dalam keluarga tersebut.
Positifnya, pada situasi ibu bekerja, diketahui bahwa anggota keluarga menjadi lebih aktif, saling membantu satu dengan yang lainnya sehingga terbiasa berpikir mandiri. Selain itu, adanya faktor bahwa masa kini banyak sekali variabel lain yang bisa memudahkan interaksi ibu bekerja dan anak di rumah, contohnya adalah kehadiran alat telekomunikasi, kehadiran pengasuh atau day care yang dapat membantu proses pengasuhan anak.
To do list
Agar bekerja tak jadi hambatan bagi tumbuh kembang si kecil, lakukan hal ini, ya.
- Secara bersama membuat jadwal kegiatan yang teratur termasuk terkait dengan kegiatan belajar. Buat kesepakatan bersama. Lakukan pemantauan terhadap kegiatan yang dilakukan anak. Evaluasi bisa dilakukan setelah pulang kantor, dan seminggu sekali.
- Sempatkan waktu untuk bisa menemani anak belajar selama 30 menit setiap hari. Jika tidak memungkinkan, buatlah soal-soal latihan untuk anak, dan minta ia menyelesaikan tugas tersebut saat sore hari atau malam sebelum tidur. Hal itu juga mengontrol orangtua untuk mengetahui sejauh mana anak mengalami kesulitan.
- Menjalin komunikasi dengan pihak ketiga, baik guru kelas, guru les ataupun orang-orang yang didelegasikan orangtua baik via telepon atau surat elektronik, sehingga orangtua dapat memantau kemajuan atau kesulitan anak pada area akademik ataupun non akademik.
Tidak sulit, bukan ? Bekerja menjadi lebih bersemangat jika si anak pun tetap riang. Happy working mom!
Ibu tenang, anak senang
- Sisipkan love letters dari ibu di saku tas atau di dalam tas bekal makan siangnya. Tuliskan kata-kata dengan penuh kasih sayang dan juga harapan ibu kepadanya ketika anak di sekolah. Jika masih TK dan belum mampu membaca, buatlah gambar.
- Buat rekaman video atau suara ibu, sehingga anak dapat mendengar dan melihat ibu saat ia sedang berada di rumah. Hal ini bisa dilakukan ketika ibu sedang ditugaskan keluar kota dalam beberapa hari.
- Ibu perlu tahu dengan jelas, kapan anak pulang sekolah. Ketika anak pulang sekolah, lakukan komunikasi dengan perangkat telepon., Tanyakan kabarnya dan ceritakan sedikit mengenai kegiatan ibu saat itu. Jangan lupa untuk mengingatkannya mengenai aktivitas makan, beristirahat, dan bersembahyang bagi yang muslim.
Ketika pulang kantor, namun anak-anak telah lelap tertidur, bisikkan kata-kata positif kepadanya. Jika anak-anak belum tidur, sampai di rumah. Bersihkan diri, dan ciptakan private time selama 10-15 menit untuk bermain dan bercerita. Bisa dilakukan dengan bermain tebak cerita.