Bila tak ada kelainan yang menyertai, posisi rahim terbalik tidak menimbulkan keluhan.
Rahim adalah bagian penting bagi perempuan, yang berperan selama menstruasi dan menjalani kehamilan. Normalnya, posisi rahim cenderung tegak lurus di dalam panggul. Namun ternyata satu dari lima perempuan terlahir dengan posisi rahim terbalik ke belakang.
Variasi normal
Posisi rahim yang terbalik (retroversi/retrofleksi) sebenarnya adalah variasi yang normal dan tidak menimbulkan keluhan. Satu dari lima perempuan memiliki posisi rahim terbalik, sehingga bila tidak ada kelainan yang menyertai maka tidak memerlukan tindakan operasi.
Akan menjadi masalah adalah bila posisi rahim yang terbalik ini tidak dapat berubah akibat adanya masalah lain, misalnya perlekatan. Ini bisa berisiko komplikasi kehamilan yang jarang, yaitu torsio rahim, inkarserasi, atau sakulasi. Atau bahasa sederhananya, rahim terpelintir dan tersangkut (semestinya seiring bertambahnya usia kehamilan rahim keluar dari rongga perut). Umumnya proses ini terjadi setelah usia kehamilan 12 minggu, walaupun dapat pula terjadi sebelumnya. Dapat timbul keluhan gangguan buang air kecil dan buang air besar, karena penekanan rahim.
Gejala yang harus diwaspadai antara lain:
- keluhan susah buang air besar mulai awal trimester kedua
- nyeri panggul
- rahim kram
- mungkin juga keluar flek
Penatalaksanaan rahim terbalik dengan inkarserasi antara lain dengan pemasangan kateter urin, posisi tertentu (misalnya sujud), perbaikan posisi rahim secara manual dan dengan kolonoskopi. Jika sudah teratasi, cara persalinan tidak harus melalui sesar.Tidak berkaitan dengan kesuburan
Posisi rahim retrofleksi tidak mempengaruhi kesuburan wanita selama masih mampu mengeluarkan sel telur yang berkualitas. Salah satu yang dapat direkomendasikan adalah teknik berhubungan intim, yakni posisi merangkak (doggy style) bagi perempuan yang memiliki rahim retrofleksi.
Jika kehamilan tak juga terjadi segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan Anda.