[pullquote]Dalam menyingkapi perbedaan, anak perlu dibekali dengan sikap toleransi agar ia bisa bergaul secara luas dan dapat menyesuaikan diri dimanapun ia berada.[/pullquote]
[dropcap]S[/dropcap]uatu hari Anton bertanya pada ibunya mengapa temannya Diego bermata sipit dan berkulit putih? Sementara ia berambut ikal, bermata bulat, dan berkulit gelap. Anton juga bertanya mengapa Diego dan orangtuanya ke gereja setiap hari Minggu, sedangkan dirinya tidak.
Begitu seorang anak mulai memasuki lingkup baru dalam pergaulannya di luar lingkungan keluarga, entah di sekolah, tempat les maupun tetangga sekitar, ia akan menjumpai banyak teman yang datang dari berbagai latar belakang berbeda. Ada teman yang berbeda keyakinan, berbeda suku, ras, status sosial-ekonomi, dan perbedaan lainnya yang bisa mencakup kondisi fisik, dan kemampuan/kebutuhan khusus.
Menyingkapi setiap bentuk perbedaan, dibutuhkan adanya sikap toleransi. Sikap toleransi merupakan suatu sikap dimana anak mampu mengenali, memahami, serta merasa nyaman ketika mereka harus beradaptasi dengan teman-teman di sekitarnya yang berbeda dari dia. Sikap toleransi tersebut perlu dikembangkan karena dengan sikap tersebut akan membuat anak jadi lebih mudah bersosialisasi di berbagai lingkungan baik dengan teman lama maupun dengan teman yang baru mereka kenal.
Bila anak tidak memiliki sikap toleransi
Ketika anak tidak memiliki sikap toleransi maka ia sulit dalam bergaul dan otomatis berdampak buruk pula pada tingkah lakunya. Dalam pergaulan anak menjadi sulit bersosialisasi, tidak memiliki teman, senang menyendiri, dan terkadang bisa juga menyebabkan gangguan emosi serta masalah akademis.
Siapa saja yang harus mengajarkan sikap toleransi ?
Dari sejak dini atau dari sejak anak bisa memahami perkataan orangtua, ia sudah
harus mulai belajar tentang bagaimana bersikap toleransi. Dalam hal ini anak dapat belajar bersikap toleransi dengan mengamati perilaku orang-orang yang berada di sekitar lingkungannya. Sementara untuk mendukung agar sikap toleransi tersebut dimiliki baik orangtua, guru maupun yang mengasuh anak sehari-sehari juga berkewajiban untuk mengajarkan dan memberikan contoh tentang bagaimana bersikap toleransi.
Cara memperkenalkan sikap toleransi
Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan panduan bagi orangtua untuk mengajarkan anak tentang pentingnya bersikap toleransi.
- Memberikan contoh. Toleransi akan lebih maksimal jika dipelajari melalui contoh daripada perkataan.
- Memaparkan anak pada lingkungan yang sarat dengan toleransi.
- Berikan penghargaan setiap kali anak berusaha menampilkan sikap toleransi melalui perilaku yang dihar
Apakah anak Anda sudah memiliki sikap toleransi?
Untuk mengukur apakah anak kita sudah memiliki sikap toleransi maka ada beberapa hal yang bisa dijadikan indikator. Anak yang memiliki sikap toleransi yang cukup akan nyaman bereksplorasi, berteman, dan bermain di berbagai lingkungan bersama teman-teman yang memiliki beragam latar belakang ras, agama, latar belakang pendidikan, serta kondisi/kebutuhan.
Anak yang sudah memiliki sikap bertoleransi, biasanya mudah berempati kepada orang, dan memiliki pergaulan yang luas. Tentu saja ini dapat menjadi bekal masa depannya kelak, sebagai salah satu kecerdasan intra-personal.
Konsultan: Evi Junita, M.Psi. – Founder of www.klikpsikolog.com