Tidak ada cara yang benar atau salah untuk berbicara kepada anak tentang peristiwa yang menyedihkan dan mengerikan, misalnya seperti bencana alam di Lombok dan Palu, Sulawesi Tengah. Tip berikut ini mungkin dapat membantu.
- Ciptakan suasana terbuka dan suportif sehingga anak bebas bertanya. Pada saat yang sama jangan memaksa anak untuk membicarakan hal-hal yang mereka belum siap.
- Beri anak informasi dan jawaban yang jujur, karena bagaimanapun juga mereka akhirnya akan tahu bahwa mereka diberikan jawaban yang tidak benar. Hal ini akan berepngaruh pada tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap orang tua di masa mendatang.
- Gunakan kata-kata, bahasa dan konsep yang dapat dipahami anak. Sesuaikan penjelasan Anda dengan tingkat usia dan tahap perkembangan anak.
- Siap untuk mengulang informasi dan penjelasan beberapa kali. Beberapa informasi mungkin sulit diterima atau dipahami. Berulang kali bertanya hal yang sama merupakan salah satu cara anak untuk memperoleh keyakinan.
- Mengakui dan mencoba mengerti pikiran, perasaan dan reaksi anak. Biarkan anak mengetahui bahwa Anda peduli dengan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
- Ingatlah bahwa anak cenderung berpikir menurut pengalamannya terhadap peristiwa yang mereka hadapi. Misalnya mereka cemas tentang keamanan diri dan anggota keluarganya, serta teman-temannya jika mendengar tentang suatu peristiwa yang mengerikan walaupun terjadi di tempat yang jauh.
- Bantu anak menemukan cara untuk mengekspresikan diri. Beberapa anak mungkin tidak menceritakan pikiran, perasaan dan ketakutannya. Mereka mungkin lebih nyaman bila menggambar, bermain dengan mainan atau menulis cerita dan puisi.
- Biarkan anak mengetahui bahwa banyak orang yang mau membantu keluarga yang tertimpa bencana. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan pada anak bahwa bila sesuatu yang menakutkan terjadi, ada orang-orang yang akan membantu.
- Jangan biarkan anak terlalu banyak melihat TV yang menayangkan gambar-gambar menakutkan. Itu akan membuat anak cemas dan bingung.
- Anak yang sudah pernah mengalami peristiwa yang menakutkan, mengerikan atau kehilangan biasanya lebih sensitif sehingga akan bereaksi lebih kuat terhadap berita atau gambar tentang bencana.
- Perhatikan munculnya gejala fisik termasuk sakit kepala dan sakit perut. Banyak anak yang mengekspresikan kecemasan dan kesedihannya dengan keluhan fisik. Ini bisa jadi pertanda anak mengalami kecemasan atau bahkan depresi.
- Anak yang sering bertanya dan menunjukkan perhatian besar kepada bencana alam perlu dievaluasi oleh tenaga kesehatan profesional. Tanda lain seorang anak membutuhkan bantuan antara lain;
- adanya gangguan tidur
- pikiran dan kecemasan yang terus menerus
- ketakutan berulang tengang kematian, ditinggal orang tua atau pergi ke sekolah.
Bila berlangsung terus menerus, orang tua mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter atau konselor.
Sumber:
Buku Memahami Reaksi Emosi dan Perilaku Anak Pascabencana. Editor: Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ(K), Dr. dr. Edith Humris Pleyte, Sp.KJ(K), dr. Noorhana SWR, SpKJ(K), dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ(K), dr. Jojor Putrini Sinaga. Divisi Psikiatri Anak & Remaja, Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Jakarta. 2005.