Di luar kesenangan liburan bersama keluarga tetap membutuhkan perencanaan agar liburan.
Birunya pantai atau hijaunya pegunungan akan semakin lengkap keindahannya ketika dinikmati bersama keluarga. Berwisata bersama keluarga adalah menyenangkan, karena pada momen itu orangtua dapat beraktifitas bersama anak-anak dalam suasana rileks. Bermain voli di pantai, bernyanyi sambil bermain gitar di dekat perapian ataupun berjalan-jalan seraya menghirup segarnya udara pagi di sepanjang pematang sawah.
Semua kegiatan tersebut menyenangkan selain juga memupuk kedekatan dengan anggota keluarga. Sayangnya momen seperti itu tak setiap hari bisa ditemui mengingat kesibukan yang demikian padat. Anak-anak dengan kegiatan sekolahnya dan orangtua dengan pekerjaan kantornya. Terlepas dari semua kesibukan itu, liburan memang harus selalu diupayakan. Lantas persiapan apa yang harus dilakukan?
Mendiskusikan rencana liburan
Salah satu hal yang sering terlewatkan dari sebuah liburan adalah perencanaan liburan itu sendiri. Banyak orangtua yang langsung membuat rencana liburannya, tanpa berdiskusi dengan seluruh anggota keluarga. Tidak jarang, pilihan orangtua bukan menjadi pilihan bagi anak. Atau sebaliknya, orang tua hanya mengikuti pilihan anak, padahal tidak bisa menikmati liburan tersebut.
Yang terbaik adalah mendiskusikannya dengan seluruh anggota keluarga, bahkan termasuk juga dengan si kecil yang mungkin (kita anggap) belum tahu apa-apa. Mulailah diskusi dengan menanyakan kegiatan apa yang mau dilakukan saat liburan. Jangan heran bila ternyata kegiatan yang mereka inginkan tidak bombastis dan hanya puas dengan sebatas “bisa main game seharian penuh.” Begitulah anak-anak!
Di lain pihak, jika anak justru ingin berlibur secara berlebihan, Anda pun tak perlu khawatir. Kristi Pikiewicz, Ph.D., seorang psikoterapis, mengatakan bahwa yang terpenting adalah orang tua membuat batasan agar harapan anak terhadap liburan dapat dikontrol. Salah satunya dengan mengajarkan anak untuk berempati terhadap orang-orang yang tidak seberuntung mereka.
Menciptakan ritual liburan
Hal lain yang juga penting adalah dengan menyiptakan ritual liburan. Tradisi sederhana yang menjadi ciri khas dari liburan keluarga, misalnya ibu memasak makaroni panggang yang lezat di pagi pertama liburan, kegiatan tukar kado dengan anggota keluarga dimana kado harus dibuat sendiri, atau ayah turun ke dapur untuk membuat nasi goreng andalannya.
Tradisi seperti ini, penting dalam rencana liburan, sehingga liburan dapat dikatakan ‘sah’ bila kegiatan tersebut telah dilakukan dan anak terhindar dari sikap hedonisme yang selalu melekat dalam setiap momen liburan.
Liburan yang kreatif
Salah satu kunci dalam menciptakan liburan adalah dengan membuat rencana yang baru dan menarik. Tidak itu-itu saja! Karena itu, berikan perhatian terhadap perubahan-perubahan. Rutinitas yang menarik bagi anak-anak kita sekarang belum tentu masih menarik ketika mereka remaja nanti.
Liburan paling umum dilakukan memang berlibur ke sebuah tempat, terutama di luar kota atau luar negeri. Namun, dalam hal ini orangtua akan membutuhkan banyak dana untuk memboyong seluruh keluarga. Karenanya, sudut pandang seperti ini perlu dirubah. Liburan mahal tidak selalu yang paling baik. Asalkan sederhana, tapi menyenangkan dan bermakna, pasti akan menjadi kenangan indah.
Sumber: www.psychologytoday.com