Ada satu pelajaran yang tidak boleh Anda lewatkan, yakni mengajari si kecil berempati.
Eza merasa Vio (8th) cenderung kurang peka dengan lingkungannya. Putra sulungnya ini lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget kesayangannya. Vio lebih suka ‘uplek’ di kamar dibanding main di luar rumah.
Vio adalah fenomena kids jaman now. Menurut sebuah penelitian, rasa empati anak-anak di perkotaan lebih rendah daripada di daerah. Penyebabnya adalah berbagai fasilitas kemudahan dari orang tua, selain itu anak terbiasa soliter dibanding bermain bersama teman, dan anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget.
Namun jangan cemas, rasa empati bisa kita kenalkan sejak kecil meski anak belum bisa bicara. Anak dianugerahi oleh Tuhan kemampuan observasi yang luar biasa. Ia akan mencontoh apa saja yang dilihat, didengar, maupun dirasakannya.
Ajari anak berempati
Empati adalah sifat terpelajar. Mengajar anak-anak untuk bersikap empati berarti mengajak anak peduli, memahami, dan membantu orang-orang di sekitar yang kurang beruntung. Berikut tiga tip yang mungkin bisa dilakukan orang tua.
Diskusikan dalam situasi sehari-hari
Ketika mulai mengajari anak tentang empati, Anda harus menjelaskan apa artinya. Misalnya, jika anak Anda mengganggu temannya, lalu mengambil mainannya. Tanyakan padanya bagaimana perasaannya jika temannya melakukan itu padanya. Tunjukkan orang-orang yang kurang beruntung dan tengah bersedih dan tanyakan kepada anak Anda apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu? Jika terdapat anggota keluarga sakit, apa yang bisa dilakukan untuk membantu.
Membuat anak-anak Anda memahami kapan mereka harus berempati akan membantu mereka belajar untuk merasakan empati. Bersikaplah terbuka bila anak menceritakan pengalaman mereka dan mendiskusikan dengan Anda. Mereka mungkin punya pengalaman berselisih dengan temannya dan merasa dirugikan. Bantu mereka melihat dari dua sisi dan situasi, serta bagaimana menerapkan empati.
Jadilah contoh
Anak-anak biasanya mencontoh orang tua dan orang dewasa yang ia percaya. Empati tidak tebang pilih. Jika Anda ingin anak-anak bersikap empatik, Anda juga harus menjadi pribadi yang baik. Menjadi orang tua yang baik dan penuh dengan cinta adalah awal yang baik mengajari anak berempati.
Dengarkan dan cintai semua anggota keluarga
Suatu hari si adik sedang menuntut perhatian ayah, di lain sisi kakak juga minta perhatian. “Kakak, sebentar ya Adik sedang membutuhkan bantuan Ayah. Lihatlah ia tengah bersedih. Ayah akan mendengarkan Kakak segera setelah ini selesai.” Sifat empati Anda ini akan mengilhami anak-anak untuk melakukan hal yang sama.
Ajarkan sejak kecil
Empati adalah sikap atau usaha untuk memahami perasaan atau keadaan orang lain tanpa ikut larut dan berusaha sebisa mungkin membantu menyelesaikan masalahnya.
Sejak kecil anak dibiasakan melihat dan merasakan perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Orang tua, maupun pengasuh terbiasa bertutur kata lembut, mengucapkan terima kasih bila mendapat sesuatu atau bantuan, dan mengucapkan maaf bila melakukan kesalahan adalah contoh-contoh perbuatan yang akan direkam dalam ‘memori’ anak.
Ajari nilai kebaikan dari hal-hal yang sederhana kemudian pada hal yang lebih rumit. Misalnya menyayangi ayah, ibu, kakak kemudian mulai dikembangkan ke teman, tetangga, binatang, dan tumbuhan.
Pengajaran empati kelak akan berguna buat anak. Anak akan bisa survival dalam keadaan apapun karena terbiasa merasakan keadaan (penderitaan) orang lain. Anak juga akan menjadi teman yang ‘mengasyikan’ buat kawan-kawannya bila empati telah ‘built in’ dalam dirinya.