[pullquote]Belakangan banyak orangtua mengikutkan anak mereka berlatih bela diri untuk mengajarkan anak bagaimana melindungi diri. Tapi timbul pertanyaan efektifkah latihan bela diri bagi ?[/pullquote]
Untuk menjawab pertanyaan apakah bela diri bagi anak itu diperlukan atau tidak, kita perlu menelaah tak hanya sisi fisik anak saja. Hal lain yang perlu ditilik adalah sisi psikologisnya.
Jika bela diri adalah perkara perlawanan fisik, maka fisik seorang anak tidak mungkin sanggup menghadapi orang lebih besar. Oleh karenanya, bukan itu inti latihan bela diri bagi anak. Manfaat dari sisi psikologislah yang lebih ‘unggul’ untuk membentuk respons anak akan kondisi di sekitarnya dan apa yang dia hadapi.
Manfaat bela diri bagi anak
Manfaat bela diri dari sisi psikologis merupakan pondasi terbentuknya kemampuan anak dalam melindungi diri. Berikut hal-hal yang bisa dipetik oleh anak yang ikut bela diri.
1. Memperkuat mekanisme perlindungan diri
Seorang anak sebenarnya memiliki kesadaran alami melindungi diri. Ini bisa dilihat apabila anak berontak dari hal yang diinstruksikan kepada mereka, baik itu berupa teriakan, aksi melarikan diri, atau memberikan sinyal perlawanan lainnya. Latihan bela diri memperkuat mekanisme tersebut yang diarahkan untuk melindungi diri dari perbuatan tidak menyenangkan dari orang lain.
2. Melatih daya motorik
Latihan bela diri mempertajam daya motorik anak melalui latihan teknik. Dengan daya motorik yang terlatih, anak lebih sigapmerespons tindakan orang lain.
3. Memahami body language
Dengan memahami bahasa tubuh melalui latihan teknik bela diri, anak makin peka merasakan bahwa seseorang memiliki niat tidak baik.
4. Memahami body mechanic
Body mechanic adalah pola gerakan tubuh. Dengan latihan bela diri anak terbiasa membedakan apakah tindakan seseorang berbahaya bagi dia atau tidak.
Jenis bela diri
Jenis bela diri yang dibutuhkan adalah yang menekankan latihan teknik berpasangan. Tidak dibedakan untuk anak perempuan maupun laki laki, karena yang diutamakan kemampuan merespons gerakan fisik dari lawan. Adapun jenis bela diri yang sesuai untuk anak dilihat dari teknik dan fokus latihan adalah Aikido, Judo dan JiuJitsu. Bela diri tersebut boleh dilakukan seorang anak dengan program latihan yang disesuaikan.
Persiapan latihan
Secara neurologis anak memiliki respons motorik mulai usia 5 tahun. Jadi usia 5 tahun anak mampu mulai latihan bela diri yang program latihannya disesuaikan. Persiapan khusus untuk anak tidak ada yang spesifik, persyaratan teknis akan diketahui setelah bertemu dengan pelatih. Hal yang lebih diutakaman adalah pendekatan psikologis kepada anak tentang latihan bela diri yang akan ia ikuti.
Perhatikan kondisi fisik
Latihan bela diri adalah aktivitas fisik, maka beberapa hal perlu menjadi perhatian. Pastikan anak tidak memiliki cedera fisik patah tulang dan cedera organ dalam. Gangguan kesehatan berkaitan dua hal tersebut harus konsultasi dengan dokter dan pelatih.
Menjaga attitude anak
Karena latihan bela diri identik dengan aktivitas menyerang, timbul kekhawatiran orangtua bahwa latihan bela diri memunculkan sifat agresif anak untuk mempergunakan bela diri nya tidak semestinya.
Bela diri Aikido, Judo, dan JuJitsu menekankan reaksi daripada aksi melukai. Latihan ditekankan membentuk anak mengantisipasi aksi seseorang. Sejak awal dibentuk untuk hanya merespon bila ada tekanan bukan untuk melakukan gangguan terlebih dahulu terhadap orang lain.
Hal yang penting lagi adalah bimbingan orangtua kepada anak untuk tidak menggunakan bela diri untuk mengganggu anak lain. Interaksi orangtua dan anak tetap dibutuhkan dalam hal ini.
Tujuan latihan bela diri bagi anak adalah membentuk mental agar lebih siap secara fisik dalam merespons sekitarnya dan dari hal tersebut akan terbentuk kemampuan untuk melindungi diri.