BOTOX adalah merek dagang sebuah sediaan berisi racun/toksin botulinum tipe A yang di produksi oleh Allergen. Sediaan botulinum toksin hanya mengandung sangat sedikit toksin dan sama sekali tidak mengandung bakteri hidup sehingga aman digunakan. BOTOX adalah merek dagang sebuah sediaan berisi racun/toksin botulinum tipe A yang di produksi oleh Allergen. Sediaan botulinum toksin hanya mengandung sangat sedikit toksin dan sama sekali tidak mengandung bakteri hidup sehingga aman digunakan.
Apa itu Toksin/Racun Botalinum?
Toksin/Racun botulinum adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum, yaitu bakteri berbentuk batang seperti sosis yang sering ditemukan mengkontaminasi makanan kalengan, serta dapat menimbulkan keracunan yang disebut botulisme.
Toksin botulinum merupakan suatu neurotoksin (racun saraf), yang menghambat hantaran sinyal (asetilkolin) dari saraf ke otot.Untuk dapat bergerak, otak akan mengirimkan sinyal kepada otot tersebut melalui saraf yang mensarafi otot. Saraf akan melepas sinyal dan otot akan terpacu untuk bergerak (berkontraksi).
Pemberian botulinum toksin tidak menyebabkan mati rasa, hanya mempengaruhi saraf motorik yang berfungsi pada pergerakan otot dan bukan pada saraf sensorik yang berfungsi sebagai perasa.
Botox untuk kecantikan
Penggunaan toksin botulinum pada awalnya bukanlah untuk tujuan kosmetik. Pada tahun 1970an, seorang dokter mata, Alan B. Scot menggunakan toksin botulinum dalam dosis sangat kecil untuk mengobati strabismus (mata jereng). Penggunaan lain dari toksin botulinum di antaranya adalah untuk pengobatan migrain (sakit kepala sebelah), sakit kepala kronik, spasme (tegang otot) pada leher dan kepala, hiperhidrosis atau keringat berlebihan pada ketiak atau telapak tangan dan kaki.
Tidak lama kemudian, ditemukan penggunaan toksin botalinum dalam bidang kosmetik medik. Jean Carrtuthers dan Alastair Carruther menemukan bahwa pada pasien dengan spasme (kejang) otot wajah yang diterapi dengan suntikan toksin botulinum, tampak bahwa tampilan garis otot dahi (glabelar line) menjadi lebih halus. Glabelar line terjadi pada beberapa orang yang cenderung mengerutkan dahi secara berlebihan pada saat berbicara atau mengekspresikan sesuatu, yang lama-kelamaan akan memperjelas garis kerut ini sehingga cenderung tampak lebih tua (premature appearance). Pengalaman ini kemudian berkembang pada penggunaan toksin botulinum untuk mengurangi kerut wajah dinamik dan bahkan memperbaiki penampilan.
Beberapa bagian otot wajah yang dapat diterapi adalah glabelar line (kerut dahi
antara kedua alis mata), kerut sisi luar mata (craw feet) pembentukan garis alis, melembutkan nasal scrunch atau bunny lines pada hidung yang tampak pada saat tertawa, dan memperbaiki garis senyum.
Cara kerja
Toksin botulinum disuntikkan pada otot dalam jumlah yang sangat kecil dengan menggunakan jarum halus, sehingga umumnya pasien tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus sebelumnya. Beberapa dokter umumnya akan mengompres area suntikan dengan air es untuk mengurangi nyeri.
Diperlukan beberapa suntikan (misalnya 3 – 5 suntikan untuk glabelar line) pada area target. Setelah penyuntikan, hindari pekerjaan fisik yang berat dan jangan melakukan facial masage untuk beberapa hari ke depan. Pemberian obat antinyeri seringkali tidak diperlukan. Toksin ini tidak boleh disuntikkan pada wanita hamil, menyusui ataupun memiliki kelainan neuromotorik sebelumnya.
Efek samping penyuntikan botulinum toksin
- Kelumpuhan otot selain otot target yang menyebabkan ekspresi wajah yang tidak sesuai kehendak (misalnya adanya droping eyelid, garis senyum yang salah, tidak bisa menutup mata, atau tidak mampu menggigit makanan keras),
- Reaksi alergi terhadap toksin, lebam pada daerah penyuntikan dan sekitarnya dan rasa nyeri karena penyuntikan dilakukan langsung pada otot.
- Kecuali reaksi alergi, efek samping dapat berkurang dan hilang dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, tubuh dapat membentuk antibodi terhadap toksin botulinum ini sehingga terapi menjadi tidak efektif.
Toksin botulinum merupakan salah satu cara untuk membuat pasien tampil lebih “baik” sehingga tampak lebih muda. Tindakan ini dapat dilakukan pada hampir semua umur. Hasil terbaik bertahan sekitar 3 bulan, selanjutnya biasanya akan terjadi penurunan hasil selama 3 bulan berikutnya sebelum pulih sepenuhnya. Bila hal ini terjadi, dapat dillakukan pengulangan pemberiannya. Kombinasi pemberian toksin botulinum dengan filler material seperti kolagen dan lemak akan memberikan hasil yang lebih baik.
Referensi :
- Cosmetic use of Botalinum Toxin, Doris Hexel, Ada Trinidadi de Almeide, Porto Alegre, Brazil, 2002
- The Botox Book, Michael A.C.Kane, st. Martin Press, New York, 2002
No Comments
saya pernah baca artikel ini dan cukup tertarik utk menggunakannya suatu saat, tapi BOTOX ternyata dinyatakan belum memenuhi kehalalan oleh MU Malaysia krn masih ada unsur yg diragukan kehalalannya,tp MUI belum menyatakan halal haramnya BOTOX. Adakah penjelasan yang dapat menguatkan (hasil penelitian) bahwa BOTOX tdk mengandung unsur haram mis ada sel2 binatang yg diharamkan tersebut. Thx