[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]eluhan demam mungkin merupakan keluhan yang paling banyak membuat orang tua membawa anaknya ke dokter. Sebenarnya, sebagian besar demam disebabkan oleh virus yang bisa sembuh sendiri tanpa antibiotika. Meski begitu, jangan dilupakan kemungkinan disebabkan oleh penyakit berbahaya, seperti adanya bakteri di darah (bakteremia) yang dapat menyebabkan kegagalan berbagai organ tubuh. Dan dalam keadaan ini, antibiotika diperlukan untuk membantu tubuh melawan kuman.
Bagaimana membedakannya?
Bakteremia diperkirakan terjadi pada 1,6% sampai 3% anak dengan suhu > 39 derajat celsius tanpa diketahui sumber penyakitnya. Karena bahaya ini, setiap anak usia 3-36 bulan dengan suhu tersebut dan tidak jelas penyebab demamnya dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan laboratorium dan terapi antibiotika apabila sel darah putih melebihi nilai normal. Meski demikian, pemberian antibiotika juga memerlukan banyak pertimbangan karena efek samping dan risiko kuman menjadi tidak mempan.
Infeksi bakteri awalnya hanya menyerang suatu area tubuh tertentu seperti sinus-sinus di hidung, paru-paru, telinga, atau saluran kemih, penyakit yang disebabkannya bisa berupa sinusitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi saluran kemih. Karenanya, gejala-gejala muncul pada area tersebut lebih dahulu, dan kemudian baru seluruh tubuh. Demam muncul perlahan-lahan, dari demam ringan kemudian makin lama makin tinggi suhunya. Jika dibiarkan, kondisi ini pun dapat menyebabkan bakteremia.
Sedangkan infeksi virus kerap didahului gejala sakit kepala, bintik-bintik kulit, kelelahan, lemas, pegal-pegal, dan pada akhirnya muncul demam. Demam bisa tinggi ataupun rendah, dan bisa berulang. Gejala lain tergantung lokasi di mana virus menginfeksi, misalnya saluran napas (batuk-batuk, pilek, sakit tenggorokan) atau saluran cerna (diare, muntah-muntah). Beberapa virus bisa menimbulkan gejala campuran, misalnya, batuk pilek, sakit mata, sekaligus diare. Kelelahan dan pegal-pegal biasanya tidak sebanding dengan suhu badan, kelenjar getah bening juga bisa membengkak. Gejala infeksi akibat virus umumnya bersifat akut, muncul tiba-tiba, bersifat ringan, dan berangsur-angsur membaik.
Suatu demam bisa didahului dari infeksi virus yang berlanjut dengan infeksi bakteri. Jika infeksi virus tidak juga membaik setelah lebih dari satu minggu, atau infeksi akibat virus mulai membaik tapi kemudian memburuk lagi, agaknya perlu juga dicurigai infeksi bakteri.
Referensi:
- Crocetti M, Moghbeli N, Serwint J. Fever Phobia Revisited: Have Parental Misconceptions About Fever Changed in 20 Years? Pediatrics 2001 Jun;107(6):1241-6
- Yani LY, Veasy GL, Minich LA, Shaddy RE. Rheumatic fever in children younger than 5 years: is the presentation different? PEDIATRICS Vol. 83 No. 3 March 1989, pp. 380-384