[pullquote]Suatu hari tiba-tiba si kecil gak mau sekolah. Berbagai macam alasan dikemukakan, mulai dari sakit perut, pusing, dan sebagainya. Wah, ada apa ya ?[/pullquote]
Mogok sekolah bisa terjadi pada rentang usia manapun, mulai dari anak prasekolah bahkan sampai jenjang kuliah. Intensitas kemunculannya bisa bervariasi, ada yang hanya sesekali mogok atau bahkan yang tergolong kategori school phobia yaitu ketakutan yang berlebihan atau kecemasan yang tinggi pada sekolah. School phobia biasanya disertai dengan keluhan fisik seperti sakit perut, pusing, mual. Umumnya keluhan ini menghilang jika anak libur sekolah.
Apa penyebabnya ?
Menolak sekolah menunjukkan adanya indikasi masalah yang perlu diwaspadai oleh orangtua. Ada beberapa penyebab yang biasanya memicu anak mogok sekolah. Anak yang cenderung memiliki kecemasan, akan lebih mudah mengalami hambatan dalam sosialisasi, salah satunya adalah bersekolah. Untuk anak usia 5-8 tahun, bisa saja muncul mogok sekolah yang biasanya disebabkan oleh beberapa dari hal di bawah ini:
- Separation anxiety. Ini merupakan perasaan cemas berpisah dari orangtua. Umumnya terjadai pada anak yang sedang mengalami proses transisi dari TK ke SD. Fase-fase awal bersekolah, sekitar 1-6 bulan menjadi masa yang agak sulit bagi anak yang pencemas atau sulit beradaptasi sehingga memungkinkan munculnya masalah mogok sekolah.
- Bully atau intimidasi oleh teman, guru atau orang di sekitar sekolah. Pengalaman yang kurang menyenangkan diejek, dicela, diintimidasi umumnya akan membuat anak menjadi tidak nyaman dan ketakutan, sehingga anak cenderung akan menolak kembali ke lingkungan tersebut.
- Kesulitan belajar. Anak-anak yang memiliki masalah atau gangguan belajar, biasanya mengalami kesulitan untuk memahami materi yang diajarkan. Namun mereka tidak berani untuk mengungkapkan kesulitannya pada guru, pada akhirnya untuk menghindari kesulitannya tersebut anak menunjukkan reaksi menolak ke sekolah.
- Tekanan dari pihak keluarga. Orangtua yang penuntut dan menginginkan anak selalu memiliki prestasi yang tinggi, dapat menyebabkan anak mengalami kelelahan secara mental. Pada akhirnya, anak dapat menunjukkan kelelahannya tersebut dengan cara mogok sekolah. Dirumah pun anak mogok belajar.
Bagaimana menggali penyebabnya ?
Mogok sekolah bisa saja menjadi pertanda anak mengalami kesulitan adaptasi atau sosialisasi, sehingga orangtua dan guru perlu menggali informasi yang lengkap. Jika anak memang kesulitan beradaptasi, maka sebaiknya orangtua atau guru menciptakan situasi yang nyaman dan tidak menekan sehingga anak merasa tidak terbebani.
Orangtua perlu menggali informasi mengenai kendala yang dihadapi anak. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yang paling efektif untuk anak usia sekolah awal (5-8 tahun) adalah dengan mengajaknya bicara secara personal, bisa dilakukan malam hari menjelang anak tidur. Cobalah mengajak anak bercerita diatas tempat tidur dengan suasana santai. Dengan metode mendongeng, anak akan lebih mudah untuk mengungkapkan isi pikirannya. Untuk anak yang gemar menggambar, ia bisa menggambarkan situasi sekolahan sebagai alat untuk mengomunikasikan isi pikirannya. Usahakan juga untuk tidak mencecar anak dengan berbagai pertanyaan yang justru akan membuatnya merasa bersalah.
Penting, kerja sama dengan sekolah
Dari pihak sekolah, juga sebaiknya menunjukkan itikad baik dengan menunjukkan kepeduliannya pada anak yang mogok sekolah, misalnya dengan mencari tahu dari orangtua tentang keadaan anak. Selain itu, sebaiknya guru sekolah melakukan pendekatan personal kepada anak. Guru dapat berkunjung ke rumah, menunjukkan perhatian pada anak tersebut namun tidak mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Sementara itu, teman-teman yang lain bisa juga membuat kartu ucapan yang memotivasi anak untuk kembali datang sekolah. Guru juga perlu meyakinkan kepada anak, bahwa teman-teman di sekolah sangat menanti kehadirannya untuk bermain bersama-sama.
Hal yang utama dari ini semua adalah bersikap tidak panik agar anak menjadi lebih tenang. Semoga dengan trik di atas tak ada lagi ‘macet’ saat berangkat sekolah, ya.
Don’t Do This!
- Hindari untuk menekan anak misalnya dengan menyalahkan anak, membandingkan anak dengan temannya atau anak lain, memarahi atau bahkan menunjukkan rasa kesal karena anak mogok sekolah.
- Memaksa dan mengancam anak dengan berbagai cara untuk membuatnya bersekolah apalagi dengan cara-cara yang kasar misalnya “Awas ya Kak kalau kamu gak sekolah.”
Memberikan gambaran yang kurang menyenangkan mengenai sekolah, yang nantinya justru akan membuat anak semakin cemas misalnya nanti “Kalau Kakak gak sekolah Bu guru bisa marah lho, atau nanti teman-teman gak mau main lagi sama Kakak.”