[quote type=”center”]Radang usus buntu merupakan penyebab pembedahan akut paling sering pada anak dan remaja.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]D[/dropcap]i Amerika serikat, radang usus buntu pada anak berkisar 70 ribu kasus per tahun, dengan insidens yang paling tinggi pada usia 10-17 tahun. Harapan hidup anak dengan radang usus buntu cukup baik. Makin kecil anak, makin besar kemungkinan usus buntu pecah.
Usus buntu sebesar kelingking, umumnya terletak di perut kanan bagian bawah, menonjol dari usus besar dan menyerupai kantung, itu sebabnya disebut usus yang buntu (apendiks). Radang usus buntu (apendisitis) merupakan penyebab tindakan pembedahan mendadak yang paling sering pada anak dan remaja dengan keluhan sakit perut yang khas, disertai demam dan muntah.
Pertolongan utama bagi radang usus buntu adalah pembedahan. Pemberian antibiotik dapat memperlambat proses infeksi dan mencegah makin beratnya infeksi usus buntu yang tidak pecah. Tetapi pilihan terbaik untuk radang usus buntu apalagi yang sudah pecah tetaplah membuang sumber infeksi dengan pembedahan.
Sakit perut yang khas
Mengapa sakit perut? Sakit perut berasal dari sensasi yang dihantarkan oleh peradangan yang menyumbat area usus buntu. Sakit awalnya tidak terlalu khas dan lokasi nyeri tak bisa ditunjuk oleh anak. Kelamaan nyeri bersifat berat dan sering kali tak tertahankan. Anak biasanya juga tidak nafsu makan, demam tidak tinggi, mual, muntah, bisa disertai diare atau sulit BAB.
Bila berlanjut, sakit tersebut akan berpindah ke area perut kanan bawah. Nyeri makin berat, terus menerus, dan lebih bisa ditunjuk oleh anak dibandingkan sebelumnya. Proses ini biasanya cepat, ada juga yang lebih dari satu minggu hingga bulan. Nyeri yang berpindah ke lokasi khusus inilah yang jarang terjadi pada penyakit perut lainnya dan hanya khas pada radang usus buntu. Namun, bukan berarti nyeri yang tidak demikian bukan radang usus buntu.
Semakin besar anak, semakin jelas gejala yang dirasakan. Selain anak lebih bisa mendeskripsikan nyerinya, letak anatomi usus ini menjadi makin khas yaitu di area kanan bawah perut. Bayi atau anak yang lebih muda mungkin tidak menunjukkan nyeri perut yang khas selain gejala rewel atau tampak nyeri. Mungkin saja anak mengeluh nyeri perut tak khas disertai posisi meringkuk untuk mengurangi nyeri.
Pada anak, radang usus buntu lebih sulit untuk didiagnosis dibandingkan pada orang dewasa. Beberapa ahli merekomendasikan pemeriksaan penunjang mulai dari foto perut dengan sinar ronsen, ultrasonografi, maupun CT scan. Tetapi riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini.
Haruskah operasi ?
Dari suatu penelitian dengan sampel 356 pasien anak, sebagian besar keluhan mengarah radang usus buntu menjalani operasi pengangkatan usus buntu. Sekitar 66% memiliki radang yang masih akut, 34% radang lanjut, dan 17% sudah terjadi pecah usus buntu. Pada penelitian lain menunjukkan anak dengan kecurigaan radang usus buntu dan menjalani observasi, lebih dari separuhnya pada akhirnya akan menjalani operasi.
Semakin berat keadaan anak saat datang ke rumah sakit, yang mungkin sudah disertai pecah usus buntu, semakin lama bedah dan perawatan. Umumnya operasi ini membutuhkan lama rawat 2-3 hari. Selama dirawat, anak akan mendapat cairan infus, antibiotika, dan anti-nyeri. Setelah itu anak dapat aktivitas biasa dan umumnya pengangkatan usus buntu ini tidak berdampak pada kehidupannya.
Tanda bahaya
Usus buntu yang pecah merupakan kegawatdaruratan yang perlu diwaspadai dan harus operasi segera.
- Anak mengeluh sakit perut yang teramat sangat, dan tak bisa ditahan.
- Anak tampak sangat kesakitan, sangat rewel hingga akhirnya mungkin terjadi penurunan kesadaran.
- Biasanya disertai mual muntah dan demam.
- Tidak mau makan dan mengalami dehidrasi.
Gejala ini bisa menunjukkan radang yang meluas ke dinding perut bagian dalam (peritonium) sehingga area operasi yang lebih luas untuk membersihkan rongga perut dan membuang usus buntu. Akibatnya, sayatan operasi menjadi lebih lebar dan perawatan menjadi lebih lama. Itu sebabnya, semakin dini diketahui, semakin baik.