Pernahkah terpikir mengapa kita harus vaksinasi hepatitis B ? Hepatitis B merupakan penyakit yang diam-diam menyerang tetapi dampaknya dirasakan bertahun tahun hingga 20 tahun kemudian.
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]V[/dropcap]aksin hepatitis B dibuat dari bagian virus hepatitis B yang sudah mati namun mampu menimbulkan kekebalan seumur hidup. Jadi, bila si kecil Anda disuntik vaksin ini, akan terlindung bila suatu saat virus hepatitis B menyerang.
Virus hepatitis B menular lewat cairan tubuh seperti air ludah, cairan sperma, dan darah yang bersentuhan dengan kulit yang luka atau selaput lendir, begitu juga kontak erat dengan pengidap hepatitis B (hidup sangat berdekatan) atau dari ibu ke anak saat persalinan. Penularannya tentu tak semudah virus flu yang menular lewat udara, tetapi lebih mudah tingkat penularannya dibanding virus darah lain seperti hepatitis C ataupun HIV. Salah satunya karena virus hepatitis B “awet” hidup di dunia luar dengan menumpang ´kendaraannya´ (darah) sampai 7 hari setelah keluar dari tubuh orang yang terinfeksi.
Diam-diam virus menyerang
Tidak seperti virus batuk pilek yang gejalanya mudah dilihat, virus hepatitis B yang menyerang sel hati ini sangat bervariasi gejalanya, mulai dari tanpa gejala sama sekali, sekadar mual muntah, sampai kulit menjadi kuning. Bertahun-tahun secara diam diam virus ini tinggal di sel hati tanpa disadari sampai suatu saat sel hati mengalami kerusakan luas dan barulah muncul gejala-gejala. Untungnya tubuh memiliki mekanisme perlawanan yang membuat tak semua dari kita lantas terinfeksi hepatitis B.
- Sekitar 80% orang dewasa yang pernah terinfeksi virus hepatitis B tak menyadari mereka pernah terkena, kecuali saat pemeriksaan medical check up yang memerlihatkan ada antibodi terhadap virus ini, tetapi virusnya sendiri sudah tak terdeteksi.
- Sekitar 20% sisanya mengalami hepatitis B kronik yang kelak dapat menjadi sirosis hati, yaitu kondisi kerusakan hati yang tak dapat disembuhkan lagi.
- Sayangnya, bila virus menyerang seorang anak yang tidak diimunisasi, sebagian besar dari mereka tak mampu melawan virus ini hingga mereka cenderung menjadi hepatitis B kronik dan sirosis hati saat usia mereka dewasa atau bahkan sebelum dewasa.
- Sebagian kecil dari pengidap hepatitis B kronik juga bisa mengidap kanker hati di kemudian hari.
Yuk, vaksinasi hepatitis B
Karena efek jangka panjangnya dan cukup tingginya angka kejadian hepatitis B di Indonesia, vaksin hepatitis B menjadi salah satu program imunisasi dasar yang wajib diberikan. Selain bayi baru lahir, mereka yang berisiko tinggi perlu mendapatkan vaksin ini:
- semua anak usia < 19 tahun yang belum divaksinasi sebelumnya
- mereka yang memiliki pasangan dengan antigen hepatitis B positif (HBsAg)
- orang yang aktif secara seksual dan memiliki lebih dari satu pasangan
- orang yang sedang berobat untuk penyakit infeksi menular
- pengguna obat suntik
- menggunakan alat-alat yang sama dan tinggal serumah dengan orang yang positif HbsAg
- petugas kesehatan yang berisiko terpapar darah atau airan tubuh yang terkontaminasi darah
- mereka yang memiliki penyakit ginjal yang mengharuskan cuci darah
- mereka dengan penyakit liver kronis
Vaksinasi hepatitis B
Vaksin ini cukup disuntikkan tiga kali dan memiliki dampak perlindungan jangka panjang terhadap infeksi hepatitis B yang gawat ataupun hepatitis B kronis. Bahkan setelah antibodi tak terdeteksi dalam darah pun, imunitas selular (daya tahan tubuh melalui sel darah putih) masih tetap cukup untuk melawan the silent killer ini.
Bayi baru lahir biasanya dijadwalkan mendapat vaksinasi hepatitis B setelah lahir sebelum meninggalkan rumah sakit. Pemberian dini ini sebagai jaring pengaman untuk mencegah penularan perinatal bila status hepatitis ibu tak diketahui. Bila ibu jelas terinfeksi hepatitis B, anak mendapat ‘bonus’ tambahan yaitu imunoglobulin (HBIG) yang harus diberikan dalam 12 jam untuk mencegah penularan.
Vaksinasi hepatitis B ini juga dapat diberikan selama kehamilan atau pada saat menyusui, juga untuk orang orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah seperti mereka yang memiliki HIV atau menjalani cuci darah. Mereka memerlukan uji serologik untuk memastikan apakan memang vaksin ini bekerja dengan baik atau tidak.
Selain untuk pencegahan primer, vaksin hepatitis B diberikan untuk mereka yang sudah pernah terinfeksi dalam 24 jam pertama setelah terpapar virus, efektivitasnya akan meningkat bila ditambahkan HBIG. Namun pada mereka yang telah terbukti memiliki HbsAg dalam darah (terinfeksi hepatitis B dan telah memiliki antibodi terhadap hepatitis B secara alami, vaksin ini sudah tak efektif lagi.
Referensi :
- Centers for Disease Control and Prevention. 2010