[pullquote]Selain melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama, penularan hepatitis B secara vertikal dari ibu ke bayi memang dapat terjadi. [/pullquote]
Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B positif memiliki dua kemungkinan, jika ibu memiliki hasil tes HbsAg positif, 10% hingga 20% bayi yang lahir akan terinfeksi hepatitis B. Sedangkan dari ibu yang hasil tes HbsAg maupun HbeAg-nya terbukti positif, maka risiko bayi terinfeksi menjadi jauh leih besar, yaitu 90%.
Infeksi hepatitis B pada ibu hamil
Infeksi hepatitis B kadang tidak disadari karena hanya menimbulkan demam ringan. Hanya 30% penderita yang mengalami kuning, mual, muntah dan nyeri perut kanan atas. Oleh karena itu, diagnosis ditegakkan dengan mengandalkan pemeriksaan darah yang spesifik untuk hepatitis B (HbsAg, anti-HBs) dan fungsi hati yaitu enzim SGOT dan SGPT.
Infeksi hepatitis B tidak menyebabkan kematian atau kecacatan pada janin. Namun infeksi saat kehamilan kerap berkaitan dengan berat lahir rendah dan kelahiran prematur. Penularan ke bayi lebih besar terjadi jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga, yaitu sekitar 60% hingga 90%.
Kemungkinan menjadi kronik
Sebagian besar orang yang terinfeksi hepatitis B akan sembuh dengan sendirinya dan tidak akan menjadi kronik (secara perlahan makin parah atau berbahaya). Hanya 2% – 6% orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B yang akan berkembang menjadi kronik.
Sedangkan orang yang terinfeksi dari kecil, apalagi dari lahir, memiliki kemungkinan lebih besar bahwa penyakitnya menjadi kronik. Infeksi yang terjadi pada anak di bawah 5 tahun, 60% kasusnya akan menjadi kronik; sedangkan bila infeksi terjadi pada bayi, 90% kasus akan menjadi kronik.
Hepatitis kronik dapat berkembang menjadi sirosis di mana pada hati akan terbentuk jaringan parut, ukurannya mengecil, dan terjadi gangguan fungsi hati. Lebih parah lagi, dalam 20 tahun sirosis dapat berkembang menjadi kanker hati (hepatoma).
Pemeriksaan dan vaksinasi
Advisory Committee on Immunization Practices merekomendasikan semua perempuan hamil untuk menjalani pemeriksaan HbsAg pada masa kehamilan awal. Setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif atau ibu yang HbsAg-nya tidak diketahui, harus mendapat vaksin hepatitis B dan HBIG (hepatitis B Immunoglobulin).
Booster vaksin hepatitis B diberikan dua kali yaitu saat bayi berusia 1 bulan dan usia 3-6 bulan. Setelah vaksin lengkap diberikan, maka pada usia 9-18 bulan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs. Bila pemeriksaan anti-HBs dilakukan sebelum usia 9 bulan, bisa jadi anti-HBS menjadi positif akibat pemberian HBIG dan bukan antibodi yang dihasilkan oleh si bayi.