[pullquote]Bagi pria yang berprofesi sebagai penyiar radio Motion 97,5 FM ini, anak-anak memang harus dibiarkan bebas bermain agar kala ia dewasa tidak main-main lagi menghadapi hidupnya. [/pullquote]
Hilbram Dunar, pria berdarah Sumatra Barat dan Yogya ini terlihat sedang asyik bercengkrama dengan kedua buah hatinya saat ditemui di rumahnya yang asri dibilangan Bintaro. Ayah dari Ranu Ragusti Dunar (9 tahun) dan Virpia Puteri Dunar (5 tahun) ini memang selalu menggunakan waktu luangnya untuk bermain atau nonton bersama anak-anaknya.
“Pokoknya, kalau ada waktu habis siaran sebelum syuting atau ngemsi, aku pasti pulang dulu untuk bercanda dengan anak-anak. Saking dekatnya, Ranu sering dengan sabar menunggu aku pulang baru bisa tidur, hahaha…” ucapnya.
Investasi pada pendidikan anak
Istilah banyak anak banyak rezeki tidak berlaku bagi pria kelahiran 30 Oktober 1975 ini. Hilbram dan Denny, Sang Istri, sudah memutuskan untuk hanya memiliki dua anak saja. “Kami sepakat mengikuti program KB, cukup dua anak. Selain itu, investasi terpenting buat kami adalah pendidikan anak. Anak harus diberi pendidikan terbaik hingga jenjang tinggi supaya kelak mereka bisa sukses dan jadi orang yang berkualitas. Nah berhubung uang sekolah anak cukup tinggi, jadi aku mengurungkan niat untuk tambah anak,” gelaknya.
Setelah memiliki dua anak, pemain sintreon FTV Kualat ini ingin lebih fokus memberikan kasih sayang kepada buah hatinya. “Jujur, aku dan istri takut nantinya sulit berbagi jika memiliki anak terlampau banyak. Kalau anaknya hanya dua kan kebersamaan jadi lebih terasa. Misalnya kalau mamanya sibuk, papanya bisa menemani anak, atau sebaliknya,” ungkap Hilbram.
Bebaskan anak bermain
Memiliki keluarga yang sehat dan selalu ceria adalah keinginan ayah muda yang juga penulis buku ini. Apa sih yang membuat ia bahagia? Ternyata sederhana saja, melihat anak-anaknya bermain. Presenter acara Mario Teguh, The Golden Ways ini mengatakan, “Membiarkan anak bermain sepuasnya karena itu adalah hak mereka. Jika di masa kanak-kanak mereka sudah puas bermain, nanti saat dewasanya mereka tidak main-main lagi menghadapi hidupnya,” tegas Hilbram yang mencintai ikan sebagai peliharaan ini.
Hilbram membebaskan anak-anaknya untuk bermain apapun yang mereka suka. Jika sedang tidak ada ujian, mereka boleh main scooter, bola, petak umpet, main bareng di rumah temannya atau sekadar main playstation rumah. Kehadiran teknologi pun tidak membuat pria berkacamata ini takut mengenalkan gadget pada buah hatinya. ”Aku mengenalkan mereka pada gadget agar mereka tidak gaptek alias gagap teknologi. Tapi bukan berarti mereka bisa semaunya menggunakan gadget, lho. Kalau sedang waktunya ujian ya tidak boleh. Ini termasuk juga menonton televisi, ya,” ungkapnya.
Memberi contoh terdekat bagi anak
Untuk jenis tontonan ataupun games, Hilbram tidak melarang anak-anak untuk melihat yang ada adegan perkelahiannya. Ia yakin dengan istilah ‘orang akan mengikuti mulut yang paling dekat dengan telinganya’. “Anak selalu mencontoh orang terdekatnya, karena itu kami di rumah tidak pernah berteriak atau bertengkar. Anak-anak sangat mengerti bahwa adegan perkelahian yang mereka lihat di film ataupun games hanyalah bohongan atau karena akting belaka.”
Walaupun kedua pasangan ini sibuk bekerja, tidak membuat kedekatan bersama anak lantas berkurang. Bagaimana cara Hilbram dan Denny melakukannya? “Memaksimalkan setiap waktu bermain bersama Ranu dan Virpia, menguatkan kelekatan,” tuturnya lagi.